part 3

33 5 2
                                    

Sejak insiden di cafe itu, mereka menjadi sedikit lebih dekat. Hanya sedikit. Walaupun begitu, mereka tak dapat mengubah sikap Prince yang seperti puncak everest itu menjadi lebih hangat.

---------------

"Mel lo tadi telat ya?"

"Iya. Kenapa emang? Gasuka lo?"

"Santai dong nuna"

"Berisik lo ah. Nanti jam keempat ulangan kan? Awas aja kalo gak jadi." Ketus Amel.

"Kayanya jadi deh mel, tadi gue liat pak limin berangkat gasik banget, ga kaya biasanya. Dah gitu.." sebelum melanjutkan kalimatnya Karina mengambil nafas dalam dalam. "Bawa buku tebel tebel banget astaga" lanjutnya

Sontak mendengar itu bulu kuduk Valdi seakan akan terpanggil dan terbangun dari tidur panjangnya.

"Ya Tuhan Valdi belom siap menghadapi ujian dari Pak limin. Soalnya mtk. Kalo biologi sini deh soal seratus." Dengan bulu kuduk yang masih terbangun. Tangan dingin. Dan muka yang terus terusan memelas.

Benar benar ya Valdi.

"Bodoamat ah lebay banget heran. Kalo gini bilangnya gasuka mtk. Pas ulangan otak lo encer kaya air." Amel menjawab keluh kesah Valdi dengan nada datar.

"Yakan semalem belajar mel, walaupun gue segasuka itu ke mtk. Harus tetep bagus nilainya dong."

Tanpa berniat menjawab perkataan Valdi, Amel langsung mengambil catatannya karena guru fisika sedang berjalan ke arah kelasnya. Untuk memulai pelajaran pagi ini.

                            ✨✨✨

Prince!!!!!!!!!!!

Mau tidak mau Prince harus menolehkan pandangannya kepada seseorang yang memanggil namanya itu.

Salah satu alisnya terangkat. Dia tidak tau siapa gadis ini. Bagaimana gadis ini tau namanya? Sedangkan mereka belum pernah bertemu sebelumnya.

Gadis ini berjalan mendekat ke arah Prince. Sedangkan Prince masih dalam posisi yang sama.

"Prince >~<! Nanti malem kamu ada acara ga? Temenin aku yuk. Aku ga ada temen nonton soalnya."

Prince kemudian memposisikan tubuhnya dengan sempurna. Dan mengahadapkan tubuhnya ke arah gadis yang sedang berbicara dengannya itu.

"Gue ga bisa." Kata Prince dengan nada andalannya.

"Kenapa? Film nya bagus banget nih. Beneran ga bisa? Ada acara apa emangnya?" Dengan rasa keingin tahuan yang tinggi.

"Bukan urusan lo."

"Ih ko kamu dingin gitu sih."

"Duluan."

Apasih diajak nonton gamau. Gue kan udah pesan dua tiket khusus buat lo. Gue kira lo cowo yang humble. Ternyata dugaan gue salah. Tampang doang ramah. Ck.

                           ✨✨✨

"Hoaammmmmm. Cape juga ya 2 jam fisika abis itu langsung ke pelajaran bahasa."

Tak ada yang ingin menghiraukan Valdi.

Gue jual kacang aja lah anjir. Batin Valdi penuh makna.

"Kar gue titip coffee deh. Buat ulangan nanti biar ga ngantuk."

"Lah lo ga mau ngantin?"

"Malesss, tar ketemu Prince lagi. Dah berapa hari ini gue males denger suaranya."

"Lah? Aneh banget lo mel. Ya udah gue sama Karina duluan."

"Hah sama gue? Ewh. Jalan ndiri ndiri lah." Cuek Karina.

                          ✨✨✨

Sial. Kepikiran lagi. Arghh. Hari hari gue selalu berhubungan sama dia. Gimana cara ngilangin dia dari otak gue si. Kalo ada tutorial 'This is a way to erase the memory of someone from your brain' udah tuh. Langsung gue klik dan tonton dengan seksama.

Mell..

Terus habis ini gue ada ulangan mtk. Segala keinget masa lampau. Ah elah. Amel terlihat frustasi, ketika mengingat masa lalunya itu.

Mell..

"Paansi ganggu orang lagi mikir a---"

Mata Amel tak percaya. Melihat siapa orang yang ada didepannya sekarang. Benar benar mustahil jika dipikirkan menggunakan rumus rumus fisika. Tapi Amel tak bisa menyangkal.

"Lo!?!?!?" Amel menunjuk dada orang tersebut dengan jari telunjuknya yang lentik.

Note
Xixixi. Haiii. Semoga di part 3 kamu makin suka sama cerita aku ya ^^. Sayang kamu yang udah baca sampe sinii!!! T-T. Vote ya kalo kamu suka part ini! Thanks!

My StoryWhere stories live. Discover now