part 6

27 3 0
                                    

Brukk..

Ah? Amel?

Amel berjalan mundur melihat Leo sekarang.

Eh eh ada paan tuh. Sayang banget makanannya.

Iya mending buat gue.

Minggir minggir.

Bukannya menolong Amel. Siswa siswi itu malah membicarakannya.

"Ih tu bocah!!!!"

Hiks hiks.

Leo berjalan mendekat ke arah Amel. Dia bingung. Benar benar bingung. Tak mengerti harus berbuat apa. Otaknya juga tak memberinya ide untuk melakukan sesuatu.

Amel mengusap air matanya pelan. Dan menatap mata Leo yang berbentuk monoloid itu.

"Kak leo ganteng banget. Hiks."

Saat itu juga Leo langsung terkekeh mendengar perkataan Amel tentang dirinya.

"Kenapa make kacamata gitu. Hiks." Lanjutnya.

Tak sadar bibir Leo pun mengembang. Dan otaknya tiba tiba memberikan ide untuk meledek gadis itu.

"Emang."

"Huft. Kenapa malah jadi bilang emang. Karena kak Leo juga, bekalnya jadi jatuh. Ga mau tau kaka harus ganti."

"Loh? Kenapa aku harus ganti? Kan kamu yang bawa bekalnya."

"Ya itu buat kaka sebenernya. Malah kaka tiba tiba keluar dari perpus, terus make kacamata dengan rambut sedikit berantakan. Kan ganteng banget. Amel kaget tau. Ya udah jadi jat----"

"Ya udah besok aku traktir es krim di kantin mau ga?" Potong Leo cepat.

Halah. Drama macam apa ini. Gue dikacangin. Ternyata gini ya jadi Valdi. Kasian juga tu bocah. Dikacangin mulu.

Karina hendak berjalan menuju kelasnya. Meninggalkan drama yang sedang ditunjukan kaka kelasnya a.k.a kaka osis yang ganteng itu dengan sahabatnya Amel.

Namun seseorang berteriak memanggil namanya. Karina sudah tahu itu. Dari suaranya saja bisa ditebak. Karina hanya memutar bola matanya malas. Dan dilanjutkan dengan membalikan badannya.

"Apa? Udah selese nge-dramanya? Besok besok gue jangan disuruh liat lagi ya. Atau lo mau nyuruh gue buat liat episode selanjutnya?"

Amel mendengus kesal. Melihat sahabatnya seperti itu. Padahal niatnya ingin mengajak Karina makan es krim bersama dengan Leo.

"Ya udah kalo lo ga mau makan es krim gratis besok. Wle." Amel menjulurkan lidahnya pada Karina.

"Eh eh gue mauuuuu."

"TELAT LO."

✨✨✨

"PRINCEE"

"IYA MOMM BENTAR PRINCE TURUN."

Ada rasa khawatir di benaknya sekarang. Ntah itu tentang pertanyaan yang akan ditanyakan oleh Bunga ya mommynya. Atau soal balapan malam ini.

"Sayang.. kamu kenapa ko pada memar gitu? Coba cerita ke mommy."

"Oh ini. Eum ga papa ko mom santai aja."

Huh.

Bunga membuang nafasnya kasar. Tak habis pikir dengan perkataan anaknya. Bagaimana bisa dia mengatakan tak apa apa. Namun memar memar itu telah menjawab bahwa mereka sakit.

"Ya udah. Makan yang banyak. Mommy mau bersihin dapur dulu." Kesal Bunga.

Argh. Ga mungkin dong gue jujur. Tapi luka luka ini sakit juga kalo dirasain.

My StoryWhere stories live. Discover now