KIARA AND NICHOLS

500 35 4
                                    


      "Keluarga adijaya sudah datang" pekik lelaki itu.

     "Apa rencana Lo, Nichols?" Tanya gadis itu di samping lelaki yang tak lain Nichols musuh dalam selimut 3A.

      "Kita, buat Ali menjadi gila atas perbuatannya" sinis Nichols.

     "Serius Lo, mau buat Ali depresi?" Pekik gadis itu kaget.

     "Iya Kiara Ribero." Ketus dingin Nichols melirik kelas Ali.

      "NICHOLS, lihat tu adik Lo Deket sama Arya" kekeh Kiara membuat Nichols kesal.

     "Urusan dia' ketus Nichols meninggalkan Kiara sendiri.

     Di sisi lain.

    "Apa kamu belum bisa move on dari Tasya?" Kekeh lelaki itu menghampiri sang adik di taman belakang sekolah

     "Bang Ali, jujur gw masih cinta sama Tasya tapi apa mungkin gw bisa merebut hati nya kembali" Verrel masih saja tertunduk sedih.

    "Denger gw, gw yakin Lo pasti tau mana yang baik buat Lo dan yang jahat buat Lo" nasihat Ali.

   Tringg...

"0856xxxxxxxx"

    "Welcome murder "

     Seketika wajah Ali memucat dia bingung siapa yang mengirimkan pesan seperti ini.

    "Murderer Mr. Marco. "

     Ali memilih untuk memasukkan handphone nya ke kantong celana nya.

    Verrel yang melihat gelagat aneh dari Ali pun bingung.

     "Are you okay brother?"

     "I'm okay," Ali meninggalkan Verrel sendiri ..

     Verrel, merasa gelagat aneh Ali pun menghubungi Bryan untuk mengejar Ali pergi.

     "Ekkhemm.... Udah ada yang mulai Deket nih..." Goda Tasya melihat Bryan dan ersya berdua.

    "Eh, kalian berdua kita biasa aja ya ya bryan" ucap ersya malu.

   "Arkana 3A"

     "ada telpon tu," kekeh Prilly, melihat Bryan canggung.

     "Eh, kak Arkan?"

     Bryan mengangkat telepon nya.

  "Is there something strange about Ali? "

  "Terus kenapa?"

   "Ali pergi Arya, kita cari Ali"

   "Seriously Lo, I am otw "

    Seketika Bryan pergi berlari mencari keberadaan Ali,

    "Permainan sudah dimulai" ketus Nichols tersenyum jahat.

     Melihat Bryan dan Verrel panik mencari keberadaan Ali.

    "Gimana ini Arya," Verrel mulai panik,

    "Emang bang Ali tadi kenapa?" Tanya Bryan mulai panik juga.

     "Tadi bang Ali sama gw di taman belakang terus ada pesan masuk di hp bang Ali, nah di situ gelagat bang Ali jadi aneh. Dan dia pergi engga tau kemana sekarang" jelas Verrel

    Bryan dan verrel masih mencari keberadaan Ali. Tapi sayang nihil, semua sudut sudah dicari dan cuma satu ruangan yang belum Meraka kunjungi.

      Ruang musik.

Ya mereka berdua baru ingat jika ada masalah Ali pasti memilih untuk mencari studio musik...

     Verrel dan Bryan menyusuri koridor sekolah dan menemukan ruang musik.

     Verrel dan Bryan mendengar suara piano mereka berdua memutuskan untuk masuk ke ruangan itu dan benar Ali sedang memainkan piano.

    Verrel dan Bryan menitihkan air mata mendengar alunan piano itu. Dan terdengar Ali sedikit menyanyikan lagu kesukaan ALM tuan Marco tak lain ayah mereka bertiga

Engkaulah nafasku
Yang menjaga di dalam hidupku
Kau ajarkan aku menjadi yang terbaik

Kau tak pernah lelah
Sebagai penopang dalam hidupku
Kau berikan aku semua yang terindah

Aku hanya memanggilmu ayah
Di saat ku kehilangan arah
Aku hanya mengingatmu ayah
Jika aku t'lah jauh darimu

Kau tak pernah lelah
Sebagai penopang dalam hidupku
Kau berikan aku semua yang terindah

Aku hanya memanggilmu ayah
Di saat ku kehilangan arah
Aku hanya mengingatmu ayah
Jika aku t'lah jauh darimu

Aku hanya memanggilmu ayah
Di saat ku kehilangan arah
Aku hanya mengingatmu ayah
Jika aku t'lah jauh darimu
Aku hanya memanggilmu ayah
Di saat ku kehilangan arah
Aku hanya mengingatmu ayah
Jika aku t'lah jauh darimu


     Verrel dan Bryan, memeluk Ali dari belakang betapa berharganya Ali untuk Meraka berdua.

     "Bang, kita berdua sayang sama Lo" lirih Verrel, Ali menangis dalam hatinya.

     Ali mengelus tangan Verrel dan Bryan.

         "Don't worry, I promise I'll always be there for you two. so be a man don't cry. the days of Aliandra Adijaya's younger siblings crying. yeah it's not funny right"

    Ali, membalikkan badannya. Melihat kedua adiknya menangis.

    "Gimana nanti pulang sekolah kita balapan lagi?" Pekik Ali mencairkan suasana.

     "Kalau kalau hukumannya apa"

     "Gini kalau kalah, hukuman nya harus masak buat bunda gimana.??"

     "Setuju"

    Ali dan kedua adiknya tersenyum kembali.

   "0856xxxxxxxx"

        "Aliandra Adijaya, Mr. Marco's killer. the murderer of his own biological father. welcome to Indonesia, Mr. Aliandra Adijaya"

     "Siapa dia" batin Ali mulai emosi.

    Ali segera meninggalkan ruang musik di ikuti kedua adiknya.

     BRAK...

    "Sorry, gw engga sengaja" pekik Ali nabrak seseorang.

     "No problem, so ini juga salah gw" ucap lelaki itu lembut.

     "Eh Lo kalau jalan pake mata bukan pake dengkul" ketus verrel Sewot.

     "Arkan, ini salah Abang kenapa kamu yang sewot" ketus Ali menatap tajam mata Verrel.

     "Ya dia."

     "Arkan."

     "Sorry ini salah gw jangan ribut" ucap Lelaki itu lagi.

     "Oh ya kita sampai lupa, nama Lo siapa?"

     "Oh nama gw Rassyanda Himawan. Kalau kalian?" Ucap Rassya

     "Okay, nama gw, Ali dan ini Verrel adik gw dan dia Bryan adik terakhir gw salam kenal" ramah Ali.

     "Gw duluan ya dai"

     "Okay."

To be continued.
 

INDAH SEPERTI SENJA (END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang