Part 1 - Menutup Jalan

41 3 0
                                    

Happy Reading!

Playlist | Taylor Swift — Blank Space

***

Shannon terlihat duduk di bangku penumpang, sedangkan matanya nampak memperhatikan jalanan Kota Seoul dari kaca jendela taksi yang tengah ia naiki.

"Mereka lagi," suara pelan sopir taksi nampak menyapa telinga Shannon, sontak gadis itu mengalihkan pandangannya, "kenapa, Pak?"

"Itu, anak sekolah berandal yang suka nutup jalan,"

Shannon mengernyitkan dahinya, mendengar penjelasan pak sopir yang membuatnya bingung.
"Anak sekolah berandal yang suka nutup jalan?" beo Shannon.

Bapak berkacamata tebal itu mengangguk, "mereka sering berulah di daerah sini, berhentiin mobil di jalanan sembarangan, bikin macet."

Shannon membenarkan saat taksi yang ia naiki berbelok, jalanan ini sedikit lebih kecil daripada jalan utama yang baru saja Shannon lewati dan sangat macet.

Taksi yang Shannon naiki hanya berjalan sedikit demi sedikit karena kemacetan yang dibuat beberapa anak sekolah yang Pak Sopir bicarakan, "Itu mereka."

Shannon terlihat mengikuti arah pandang sang sopir, pencariannya berakhir pada seorang cowok yang sedang bersandar pada mobil yang dibiarkan berhenti di tengah jalan. Gadis cantik itu membuka kaca jendela untuk melihat lebih jelas, beberapa mobil sport terparkir dengan acak disana, yang Shannon yakini itu milik orang pembuat onar ini.

Mata Shannon membulat saat melihat beberapa cowok tengah berjalan di depan taksinya—lebih tepatnya pada dua orang cowok yang memakai seragam yang sama dengan yang Shannon kenakan, tunggu...

Mereka satu sekolah sama Shannon?

Hari ini hari pertama gadis berambut panjang itu masuk sekolah. Setelah kepindahannya dari Amerika dua minggu yang lalu, gadis blasteran Korea-Amerika itu baru memutuskan untuk bersekolah hari ini.

"Mereka ngapain?"tanya Shannon kepada Pak Sopir yang terlihat menjalankan mobilnya dan kemudian berhenti lagi.

"Iseng, itu ketua genknya." Tunjuk Si Bapak ke cowok yang tengah duduk di atas mobil sport berwarna merah yang terparkir tepat di barisan paling awal biang kemacetan ini.

Jadi ini yang dimaksud menutup jalan, pikir Shannon.

"Gak ada yang berani ngelawan? Atau mungkin ditangkep polisi gitu?" tanya Shannon yang saat ini menatap ke rombongan anak iseng itu yang tengah duduk di salah satu mobil pengendara yang berada di samping taksi Shannon.

"Kalo ngelawan mah gak berani, mereka jago banget berantem. Kalo polisi saya gak tau, orang tua mereka itu punya pengaruh besar di Korea," Shannon mengangguk-anggukkan kepala mengerti, mungkin benar karena orang tua mereka—mengingat sekolah Shannon dan dua orang berandal tadi adalah sekolah paling elit di Korea.

Papah Shannon juga berpengaruh di Amerika tapi Shannon nggak nutup-nutup jalan, tuh.

Mata biru Shannon beralih kembali menatap ketua genk yang tadi Pak Sopir ini bilang. Cowok tampan itu penampilannya terkesan urakan, rambut abu-abunya ia biarkan berantakan. Kaos hitam polos yang dibalut jaket kulit hitam juga terlihat serasi di tubuhnya. Ia terlihat sedang mengunyah permen karet—bibirnya nampak menampilkan senyuman seolah menikmati kemacetan di depannya.

Mata Shannon membulat saat tatapannya bertemu dengan mata Sang ketua genk itu. Wajah datar dengan tatapan tajam itu—Shannon buru-buru menutup kaca jendela taksinya, tak ingin berlama-lama beradu pandang dengan cowok tampan itu.

Ngeri banget! Shannon takut ya tuhan!

***

TO BE CONTINUED

HOPE YOU LIKE IT!
DON'T FORGET TO VOTE COMMENT AND SHARE!

With love,
Nadia Shena

Dear ShannonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang