Part 4 - Tubuh atau Nyawa?

17 3 1
                                    

HAPPY READING!

Playlist | Twice — Yes or Yes

***

Sudah sekitar tiga hari ini Shannon memperhatikan geng Chanyeol. Jika ada kesempatan, mata Shannon akan mencari ke delapan pangeran tampan itu dan menuliskan apa saja kegiatan mereka dibuku kecil yang ia bawa.

Salah satu alasan Shannon ingin mencari perlindungan kepada Chanyeol dan teman-temannya karena mereka adalah geng yang paling ditakuti di sekolah Shannon. Tak ada yang berani melawannya, menganggunya, apalagi mencari gara-gara dengannya kalau mau habis babak belur.

Kalau kata Bu Yeri, masuk sekolah saja sudah untung. Artinya guru-guru tidak mengharapkan lebih. Tidak mengikuti pelajaran juga tidak apa-apa yang penting masuk.

Mata Shannon terlihat memperhatikan ruangan yang berada di lantai lima sekolahnya itu. Menurut informasi yang Shannon dapat dari Yoona, ruangan ini milik geng Chanyeol. Karena orang tua mereka adalah donatur terbesar sekolah ini, maka pihak sekolah diminta untuk menyediakan tempat untuk mereka berkumpul, walau nyatanya mereka jarang datang ke sekolah.

Shannon hendak berbalik kembali ke kelasnya sebelum seseorang mencekal kuat lengan kanannya. Membuat Shannon merintih kesakitan dengan manik yang mencari siapa si pengganggunya.

Gadis itu membuka mulutnya dengan pupil yang melebar.

"Kena lo!"

Shannon menelan salivanya begitu mendengar suara yang sempat ia idolakan itu, jantungnya berdetak cepat, mungkin sebentar lagi akan meledak.

Dia Byun Baekhyun.

"Mau ikut baik-baik atau pingsan dulu?"

Shannon menelan salivanya lagi. Tenggorokannya kering sekering-keringnya.

"Perlu gue ulang pertanyaan tadi?" Baekhyun menatap lawannya gemas. Tanpa menunggu jawaban Shannon yang masih bungkam seribu bahasa, Baekhyun tampak menarik tangan Shannon yang sudah mulai memerah. Membawanya masuk ke ruangan milik geng Chanyeol, dan hal itu jelas membuat Shannon terkejut bukan main. Namun gadis mungil itu tidak terlihat memberontak, yang ia lakukan hanya mengikuti tarikan tangan berotot itu.

Shannon tak bisa mendeskripsikan apa yang ia lihat sekarang. Ruangan ini terlihat seperti rumah dengan banyak sekali mainan, besar sekali.

Gadis itu menunduk begitu Baekhyun melepaskan cengkramannya dan duduk di sofa yang berada tepat di hadapannya. Kedatangan Shannon jelas saja membuat perhatian semua orang beralih kepadanya dan mulai menatapnya aneh.

"Guys, kita kedatengan curut," Baekhyun bersuara, membuat Kai yang tengah bermain billiard tertawa kecil kemudian melanjutkan permainannya bersama Chen, Kyungsoo, dan Xiumin. Sedangkan Chanyeol yang tengah bermain game di ponselnya meliriknya sekilas dan bersikap tidak peduli. Hanya Suho dan Sehun yang terlihat tertarik lalu mulai ikut duduk di samping Baekhyun.

Sehun! Itu sehun? Bunuh Shannon ya tuhan!

Ketiga makhluk tampan itu terlihat memandangi Shannon intens dari ujung kaki sampai ujung kepala. Shannon mengepalkan tangannya dengan wajah tertunduk, tak peduli serbuan tatapan yang menyapanya. Ia hanya ingin kembali ke kelasnya, ternyata mereka terlalu menakutkan dari yang Shannon kira.

"Shannon Auristella?"

Itu Sehun! Shannon hafal suaranya, tiga hari memperhatikan mereka ada hasilnya juga. Sehun pasti habis membaca name-tag milik Shannon.

"Lo disuruh siapa?"

Lagi-lagi suara Sehun menyapa telinganya, namun Shannon masih belum berani berkutik. Tenggorokannya seperti sedang diisolasi.

Dear ShannonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang