"di gugurkan saja," ucap mark final siang itu saat ia tiba-tiba mendudukkan diri di kursi makan saat haechan sedang membasuh piring bekas makan siang tadi.
piring yang sedang haechan bilas luput dan jatuh di atas tumpukan piring lain yang masih berbusa hingga meninggalkan suara berisik yang nyaring. tangannya yang masih bergetar karena kaget buru-buru mengambil piring tadi dan kembali membilasnya. menatanya di rak penyaring sebelum nanti akan menatanya kembali di lemari piring-piring.
haechan melepas sarung tangan cuci piringnya sambil berbalik menghadap mark yang rupanya duduk membelakanginya. di depannya, di meja makan, ada banyak map-map dengan beragam berkas yang tak bisa haechan duga berisi pekerjaan macam apa.
"ingin teh? atau sesuatu yang hangat?," tawar haechan sambil duduk sejenak di kursi di sisi suaminya. menatap wajah mark yang masih sama kerasnya sejak dari rumah sakit kemarin.
"aku tak membutuhkan kehangatan," tolaknya mentah.
kami yang membutuhkan kehangatan darimu, mark..
"baiklah," ucap haechan sendu, bangkit dari kursinya dan bersiap memakai kembali sarung tangannya untuk melanjutkan kegiatan membilas piringnya yang sejenak terhenti.
"siap-siap, kau berangkat sekarang. supir yang aku sewa sebentar lagi tiba. yangyang dan chenle berangkat bersamaku," ucap mark berdiri dengan berkas-berkasnya yang sudah rapi. matanya menatap mata istri keduanya itu dengan tatapan kekecewaan yang bercampur perasaan yang tak dapat haechan baca.
haechan membalas tatapan itu dengan tatapan sendu dan terluka, "kita beda mobil?"
"ya. aku tak ingin anak-anakku satu mobil dengan jalang yang mengandung anak laki-laki lain" dan berjalan meninggalkan dapur.
haechan tak membiarkan air matanya turun dan membiarkannya menggantung di sana dengan wajahnya yang memerah.
semua memang salahnya.
haechan hanya diam sepanjang jalan di mobil yang mark sewa, duduk sendirian di kursi penumpang. tangannya memeluk perutnya yang berisi janin berumur tiga minggu tersebut. napasnya sejenak sesak membayangkan bahwa ini adalah perjalanannya ke tempat ia akan membunuh janin tak bersalah ini.
dan air matanya hampir menitik saat tau mark belum juga sampai di tempat ia berada di saat ia sudah berada di depan ruangan untuk pengguguran janinnya.
pria yang menjadi supir tadi mengatakan bahwa mark belum mengangkat telephone darinya, handphonenya tidak aktif. dan itu artinya haechan harus menghadapi ini sendirian. ia tak tau kenapa perasaanya seenteng ini menghadapi bahwa ia akan membunuh anaknya sendiri. seharusnya haechan sedih, kan? haechan pikir mungkin ini karena bukan hasil dari hubungannya dengan suaminya, melainkan dengan anak tirinya yang sekarang bahkan haechan tak tau di mana keberadaannya.
namun, perasaan haechan kini hampa. ia merasa banyak yang hilang dari dirinya sepanjang perjalanan pulang kembali ke rumah mark. perutnya sudah kosong sekarang, janin itu sudah tak ada lagi di sana. seharusnya haechan lega karena mark akan berhenti bersikap kasar padanya. tapi, bahkan kini haechan tidak tau bagaiamana kabar mark. kenapa tidak juga menyahut panggilan telephone darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
hikesun
Fanfiction[ fin - tak ada harimau memakan anaknya ] - mark yang sudah memiliki keluarga dan haechan tak pernah bermaksud untuk merebut suami orang lain - bxb | mpreg | rape | cheat | angst | gs!chenle markhyuck | nohyuck | woohyuck | markwoo - 10/09/21 #1 mar...