"satu hal yang harus selalu kau ingat, haechan..," bisik jungwoo saat mereka berdua memasuki pintu rumah setelah seharian mengurus pemakaman suami dan kedua anak mereka.
haechan menegang saat jungwoo berbalik badan dan menatap manik matanya dengan sorot kekesalan. bahkan orang ini tidak terlihat bersalah sama sekali sejak mengaku bahwa dirinyalah yang menyusun rencana pembunuhan berkedok tabrak lari tersebut. yang seharusnya membunuh haechan dan mark.
jungwoo hanya kesal karena gagal memiliki chenle. seharusnya setelah kematian haechan dan mark, ia akan hidup bahagia dengan ketiga anak-anaknya. seharusnya begitulah yang terjadi.
jadi, dengan masih berdirinya haechan di depannya ini, benar-benar membuat kekesalannya tak tertahan lagi sejak mark menduakannya dan haechan yang tak merelakan chenle untuknya. dan sekarang jungwoo harus hidup berdua dengan haechan!?
jungwoo menggeram tertahan, muak melihat wajah sok polos yang sok terintimidasi di mimik wajah haechan.
"kau bertanggung jawab atas nyawa mereka," sambung jungwoo masih sambil berbisik dengan setiap katanya yang membawanya berjalan semakin mendekati haechan.
tanpa sadar haechan menahan napasnya. lalu, rasanya bagai tercekik saat jungwoo mengarahkan tangannya untuk mencengkram dagu haechan.
"mau mendengar cerita?"
"bisa aku bercerita, pupu?"
oh, tidak! kenapa rasanya haechan seperti menangkap sesuatu yang sama saat dengan jeno malam itu?
getaran kecil menyerang haechan, bayangan tentang jeno malam itu seperti terekam ulang di kepala haechan, lalu saat ia menggugurkan janinnya. chenle, gadis manisnya yang terbujur kaku dengan beberapa bekas luka basah. tubuh mark yang di masukkan dalam peti. yangyang yang tak tau apa-apa dan selalu menyapanya dengan riang. seperti film yang di percepat bermunculan menyerang haechan.
"dulu ada dua orang remaja laki-laki yang ambisius dan egois. hmm.. bagaimana aku harus katakan ini? mereka kaya dan itu hasil jerih payah mereka sendiri. ya, definisi gambaran sempurna lelaki idaman"
haechan memejam saat jemari lentik jungwoo bergerak menyusuri dagu, pipi dan lehernya.
"tapi, seperti yang kukatakan tadi, mereka egois. jadi, demi menjaga harta mereka itu mereka memilih untuk menikah, di usia yang masih muda. jauh lebih muda darimu. hebatkan?"
⚠woohyuck!rape(otw(?))⚠
gigi haechan bergemerutuk saat kancing bajunya yang saling bertaut di buka satu persatu dengan gerakan lambat.
"awalnya kami.. ups!" jungwoo menahan jarinya, mengangkat kepalanya dan menatap juga menikmati ekspresi yang haechan tampakkan, "hehe, keceplosan. ya, itu memang aku dan mark. hanya karena harta kami menikah. sederhana, kan?"
ia tersenyum sambil mengendus di depan wajah haechan. haechan dapat merasakan hembusan hangat tersebut dan membuatnya tergidik.
"aku tak mencintai mark, sungguh. tapi, ia mengusulkan bahwa ada baiknya jika kami memiliki keturunan. lalu, kau tau?"
jungwoo sudah berada pada kancing terakhir dan menurunkan pakaian hitam itu perlahan hingga menampakkan haechan yang bertelanjang dada.
"haha, aku tak bisa hamil, kau tau? akhirnya kami pura-pura pindah rumah agar bisa pura-pura mengandung dan kembali dengan seorang bayi laki-laki yang tampan dalam gendonganku. anakku, jeno, adalah anak yang baik dan selalu berbakti pada orang tuanya. aku bahkan tak menyangka ia sampai berani menyetubuhi papa tirinya, haha"
tubuh haechan bergetar dengan tangannya yang mencengkram kuat penggelangan tangan jungwoo yang memaksa agar berhasil menurunkan celana haechan.
"diamlah! aku belum selesai bercerita, haechan.. kau merasa bersalah padaku, kan? sudah membunuh anak dan suamiku. maka, diam!" jungwoo menyentak tangan haechan dan mendorongnya jatuh ke sofa. menarik paksa celana kain itu hingga haechan hanya terbalut celana dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
hikesun
Fanfiction[ fin - tak ada harimau memakan anaknya ] - mark yang sudah memiliki keluarga dan haechan tak pernah bermaksud untuk merebut suami orang lain - bxb | mpreg | rape | cheat | angst | gs!chenle markhyuck | nohyuck | woohyuck | markwoo - 10/09/21 #1 mar...