child - 7

4.4K 445 28
                                    

suara ketukan antara benda tajam dan kayu terdengar mengalun dari dapur. haechan sibuk mengiris beragam sayur mayur di dapurnya. sudah 2 tahun berlalu seperti ini dan ia, juga chenle, berhasil melaluinya. mark memang hanya akan pulang dari jum'at malam hingga minggu pagi. dan hari itu tiba. mark sudah dalam perjalanan pulang dan suaminya itu akan meminta banyak sekali makanan karena selalu mengatakan selama 4 hari ia selalu memakan makanan hambar sehingga nafsu makannya menurun.

haechan tertawa, mark selalu saja mengeluhkan hal buruk tentang suamu pertamanya, termasuk tentang makanannya yang menurut mark hambar itu. haechan berusaha mewajarkan hal tersebut. mark sudah berusaha bersikap adil meskipun keduanya sadar bahwa jungwoo masih tidak menyukai keputusan ini. namun, keduanya sama-sama berusaha mengabaikan tentang fakta itu. Karena bagaimanapun, jungwoo tak pernah menunjukkan hal itu secara langsung di depan keduanya, hanya selalu membisiki salah satu sisi. mereka harus menyikapinya sedewasa mungkin.

dengan cepat haechan memasukkan sayurnya bersama lauk agar di tumis. Lalu, dengan sedikit berlari mendatangi kamar chenle karena anak itu menangis. chenle masih saja mengawali bangun tidurnya dengan menangis.

"ayo mandi," ucap haechan riang membantu chenle menuruni kasur karena tubuhnya yang tergolong pendek.

"ayah puyan?" papa pulang? , tanya chenle di sela isaknya. tangannya mulai mengecek matanya, tidur siang yang panjang dan menyenangkan.

"yapp, karena itu chenle harus semangat"

anak gadis itu menggigil saat tubuhnya sepenuhnya masuk bak mandi.

"dingin?," tanya haechan. Ia baru kembali dari dapur untuk membereskan masakannya. haechan terkekeh melihat cengiran chenle untuk menyembunyikan rasa dingin yang di deranya.

dengan telaten haechan menggosok tubuh chenle hingga wangi stroberi menguar dan menyegarkan penciumannya.

"wanginya anak pupu," ucap haechan menggesekkan hidungnya dengan hidung chenle.

setelah chenle terlihat rapi dan layak. mereka menghabiskan waktu dengan bermain di ruang tengah yang bersisian dengan ruang makan. di mejanya telah tertata beragam makanan yang sudah di tutupi tudung. hingga suara bel berbunyi.

"ayah?" chenle mengangkat kepalanya dan menatap haechan dengan senang. dengan segera ia berdiri dan berlari ke pintu depan. haechan menyusul setelah merapikan mainan chenle.

"ayah! ayah! chenle lindu" chenle melompat-lompat setelah membukakan pintu untuk mark.

"hee, hei, hei.. kesayangan ayah! hup" mark tertawa dengan suara tugasnya hingga menggema ke dalam rumah, lalu mengangkat chenle dalam gendongan pundaknya.

"aaa! ayah! tinggi, tinggi lagi. chenle telbang!" chenle menghentak-hentakkan kakinya hingga badannya terlonjak-lonjak di atas sana.

"chenle, lihat, ayah lelah. lebih baik kita membantu membawa barang bawaan papa yang banyak sekali ini, seperti ingin pergi jauh saja," tegur haechan pada chenle, sekaligus menyapa mark yang membawa banyak barang seperti ini, biasanyapun hanya membawa tas laptop karena semua yang mark perlukan sudah ada di rumah ini juga.

chenle menundukkan wajahnya dan menunjukkan wajahnya yang sedang merengut.

"sudah.. sudah.. bagaimana dengan makan?," bujuk mark sambil menurunkan chenle. "ini donat untuk chenle"

"waw. makasi, ayah" dan berlari masuk ke ruanh makan begitu menerima kotak panjang dari mark.

"selamat datang," sapa haechan sambil menerima pelukan hangat dari mark.

"aku pulang," bisiknya menciumi pucuk kepala haechan.

lalu, haechan membantu mark melepas jaketnya dan menata sepatu mark ke rak sepatu, sedang mark lebih dulu masuk kedalam sambil membawa tas dan koper yang ia bawa.

hikesunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang