⚠child - 11⚠

6.2K 404 32
                                    

hari kembali berjalan dengan normal. semua orang yang bekerja dan anak-anak yang asik bermain menghabiskan waktu mereka.

haechan, kembali sibuk dengan tugasnya sebagai kepala sekolah. bel penada sekolah berarakhir sudah berbunyi sejak tadi. guru-guru dan dirinya masih harus melakukan rapat akhir minggu untuk mengevaluasi perkembangan para siswa selama seminggu ini.

seharusnya sekarang haechan sudah menjemput chenle dari tempat penitipan anak yang masih satu yayasan dengan sekolah ini. tapi, pekerjaan masih memaksanya bertahan sedikit lebih lama karena dirinya mendapati fakta bahwa salah satu guru melakukan korupsi.

berkas-berkas sudah menumpuk di mejanya. haechan menatanya agar ia bisa segera menjemput chenle. Ia berdiri di depan meja membelakangi pintu masuk.

haechan berjengit kaget saat tiba-tiba seseorang menarik celananya turun dan langsung memasukkan batangnya ke dalam lubangnya yang masih sangat ketat dan kering.

"Ma-markh, huhh" dirematnya tangan mark yang melingkar di perutnya dan menyandarkan kepalanya pada dada mark di belakang punggungnya.

"aku merindukanmu," ucap mark sambil menggeram dan menjilati telinga istriku keduanya itu. pinggulnya terus bergerak lincah, terus mengejar pelepasannya.

"cepath-lah. chenleh huhh.. huhh.. jemhputh" haechan mencoba menyalurkan rasa nikmatnya dengan meraih tengkuk mark dan mencium bibirnya walau harus membuat lehernya pegal dengan posisi rumit seperti ini.

"ugh" di percepatnya tempo gerakan pinggulnya hingga membuat haechan tak bisa menahan desahannya lagi.

mark membawa kaki jenjang haechan menekuk ke atas saat kaki itu sudah sangat lemas untuk menopang tubuhnya sendiri.

perut haechan terasa menghangat begitu mark sudah mencapai pelepasannya. menurunkan tubuhnya dan membersihkan sisa yang meluber dengan tisu yang tersedia di meja haechan. lalu, membantu suami keduanya itu memasang kembali celananya.

mereka menjemput chenle dan pulang setelah membeli donat dengan beragam warna selai yang menarik perhatian gadis tersayangnya itu.

"aku hanya pulang sebentar," ucap mark sambil menyeka sisa-sisa donat di sisi bibir chenle yang ketiduran sambil tetap mengunyah donatnya. sejak tadi, terlihat sekali matanya yang sudah menahan kantuknya.

haechan mengangkat kepalanya dari memandang wajah polos chenle, menatap lurus ke manik mark.

"pekerjaanku semakin banyak, maafkan aku. sesuatu di bawah sana merindukan rumahnya, karena itu aku memaksa untuk pulang," sambung mark.

haechan tersenyum, perasaannya menghangat. bukankah itu artinya mark sedang mengatakan bahwa mark sangat mencintainya dan tak akan mengkhianatinya. haechan mengangguk, lalu mengikuti mark yang sedang menggendong chenle menuju kamarnya.

"lalu, kau akan langsung kembali?," tanya haechan begitu mereka duduk di sisi kasur chenle.

mark menggeleng, "aku masih mengejar target untuk memberikan chenle adik"

haechan menautkan alisnya mendengar ucapan mark. suaminya ini masih tak paham juga dengan kondisi mereka di tengah keluarga besar.

ucapan yang tempo hari ia dengar, belum berani haechan ceritakan pada mark. dirinya harus melindungi chenle, anak gadisnya yang tak perlu tau kejamnya dunia, menggunakan kedua tangannya sendiri.

haechan berdiri meninggalkan mark yang masih terkikik karena merasa berhasil menggoda istri keduanya tersebut. di ciumnya dahi chenle, lalu, segera menyusul haechan yang ia yakini sudah berada di bawah selimut hangat mereka sambil merengut.

hikesunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang