32

3K 124 1
                                    

Happy reading 🐙🐙🐙

"Ray "

Suara berat yang memaggil nama rayna membuat gadis itu terbelalak dan menoleh kaget ke arahnya.

Rayna yang tadinya mengintip rumah tania melalui gerbang pun akhirnya agak memundurkan sedikit badannya lalu menghadap ke arah orang itu.

"Hah ha apa ?" Jawab rayna dengan bingung .Mungkin tepatnya bingung memikirkan sesuatu untuk mencari alasan. Karena ia kaget sekali saat Arta tiba-tiba datang dan menghampirinya .

"Lo ngapain kesini ? Ini kan rumah Tante gue " kata Arta yang membuat rayna semakin terkejut , tapi dia kembali menormalkan ekspresinya seperti biasa.

"Hah eng eng enggak kok gue cuma lewat aja kok hehehe" rayna nyengir sambil menggaruk bagian kepala yang tidak gatal .

"Lo belum pulang ? Mau gue anter ?" Tawar Arta pada rayna .

"Enggak usah gue bisa jalan kok" tolak rayna padahal jarak rumahnya sangat jauh.

"Lo beneran nggakpapa kan ? Ini panas banget Ray dan Lo jalan kaki pake jaket sama topi ?  Udah kayak detektif aja" perkataan Arta yang barusan ini mampu membuat rayna diam. Pasalnya apa yang Arta katakan itu tepat sasaran.

" Ini Arta cenayang ya " batin rayna .

"Enggakpapa kok ar ini gue lagi ngikutin tren jaman sekarang aja hehehe, yaudah ya gue pulang dulu" 

setelah mengucapkan itu, rayna jalan kaki dengan terburu-buru padahal jarak antara rumahnya dari sini jauh banget , mana nggak ada ojek atau taxi lagi. Bener- bener sial banget .

Terik matahari yang sangat panas membuat keringat rayna terus menetes. Ditambah lagi air minum yang rayna bawa sudah habis sejak di sekolah tadi membuat tenggorokan rayna semakin kering. Padahal baru setengah jalan rasanya rayna udah mau pingsan saja , dan kalian tau kan rayna orangnya gimana? Dikit gerak aja pingsan.

"Haduhh please rayna please jangan pingsan disini nanti nggak ada yang nolongin Lo " ujar rayna sambil duduk di bawah pohon, mengatur nafasnya yang sudah ngos-ngosan sejak tadi.

Dia berteduh di bawah pohon untuk istirahat sebentar. sesekali rayna mengibaskan tangannya dan menengok kanan kiri, berharap supaya ada kendaraan umum lewat.

Tak lama kamudian Suara motor dari arah belakang rayna mulai terdengar menghampiri rayna yang tengah bersandar di bawah pohon rindang.

"Ayo gue anter "  ujar Arta pada rayna.

Nafas rayna masih tidak teratur membuat Arta sedikit khawatir dan turun dari motornya kemudian menghampiri rayna.

"Ray Lo nggakpapa?" 

"Enggakpapa kok ar " jawab rayna , walaupun rasanya rayna ingin sekali pingsan di sini karena udah capek.

"Yaudah ayok gue anter " ujarnya dengan nada lembut .

"Nggak ngrepotin kan ?"

"Enggak kok"

Arta kembali menaiki motor yang sudah ada di depannya disusul rayna .

"Nih helmnya " Arta memberikan helmnya kepada rayna yang sudah duduk di belakang, sementara rayna masih melepas topinya kemudian menerima helm dari Arta.

Di perjalanan mereka hanya diam sibuk memikirkan sesuatu yang berada di pikirannya masing-masing.

"Ar makasih ya "ujar rayna memecah keheningan.

"Iya "
"Astaga kalem banget jawabnya sih Arta" batin rayna.

Selanjutnya mereka hanya mengobrol kan sesuatu ringan seperti pelajaran di kelas dan teman-temanya di kelas. Ya pembahasannya nggak jauh-jauh dari kelas sih .

Rayna Anastasya [ Sedang Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang