monochrome

5.3K 559 64
                                        

𝘼𝙙𝙖 𝙝𝙖𝙧𝙜𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙙𝙞𝙗𝙖𝙮𝙖𝙧 𝙠𝙚𝙩𝙞𝙠𝙖 𝙠𝙖𝙪 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙠𝙝𝙞𝙖𝙣𝙖𝙩𝙞 𝙟𝙞𝙬𝙖 𝙢𝙪 𝙨𝙚𝙣𝙙𝙞𝙧𝙞.

𝘼𝙙𝙖 𝙝𝙖𝙧𝙜𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙙𝙞𝙗𝙖𝙮𝙖𝙧 𝙠𝙚𝙩𝙞𝙠𝙖 𝙠𝙖𝙪 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙠𝙝𝙞𝙖𝙣𝙖𝙩𝙞 𝙟𝙞𝙬𝙖 𝙢𝙪 𝙨𝙚𝙣𝙙𝙞𝙧𝙞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dear Diary, 13 May 2020

Hai,

Remember us? Remember us that would go on a cheesy date. Us that can never survive without each other kisses.

Sekarang realita menampar ku dengan kenyataan bahwa kau, yang selama ini berbagi suka dan duka bersama diri ini, berpaling demi mengulang memori berkasih dengan yang lalu.

Aku selalu berusaha untuk tetap bersyukur atas segala yang terjadi. Ketika aku kalah dalam suatu pertandingan, kau selalu berkata, akan ada saatnya kau bahagia mengingat momen ini karena momen ini lah yang membuat menjadi pribadi yang lebih kuat. Tapi jika kasus kali ini aku kalah dengan cinta pertama mu, can i be stronger?

[ i love you ]

2:49 ─〇───── 4:51
⇄ ◃◃ ⅠⅠ ▹▹ ↻

Dua botol wine tergeletak di ruang tengah terlihat habis mengenaskan. Lalat-lalat kotor menerbangi tumpukan sampah cup mie instan. Oknum tersangka hanya membiarkan semua benda di rumahnya berantakan. Seperti apa yang otak dan hatinya rasakan enam hari lalu.

Menyalakan televisi hanya untuk menyambungkannya ke youtube dan mendengarkan heartbreak playlist yang bila diberi nyawa akan berteriak lelah karena selalu di putar pagi, siang, dan malam.

Merasa ada ketukan di pintu apartemennya, Win mengecilkan suara televisi dan pergi membuka pintu sembari memijat keningnya. Siapa yang berani untuk bertemu dirinya di saat seperti ini.

Siapa lagi? Salah satu pemilik apart─ oh mantan pemilik apartemen ini. Orang yang selama 4 tahun kemarin berbagi kehangatan tempat tinggal ini. Bright.

Tersirat kata rindu di mata Win. Mengatakan bahwa kamu lah yang aku tunggu selama sepekan ini. Untuk datang berkata bahwa kejadian kemarin hanyalah permainan belaka. Ayo cepat katakan.

"Aku datang mau mengambil baju,"

"Oh, okay."

Tolong panggilkan segera malaikat untuk menampar keras pipinya bahwa pria di depannya ini bukan lah lagi Bright dalam status pacar Win.

Bright berjalan masuk ke dalam. Rasa itu datang. Rasa dimana kebahagiaannya pernah tertampung penuh disini. Tapi sekarang apa yang dia lihat hanyalah sampah berserakan dan bau yang tidak sedap mengalir ke seluruh ruangan.

"Sorry, I've been drinking lately and I don't really want to clean it."

"Seberapa banyak kamu minum?"

"That's not your fucking business, Bright."

Kalimat tadi dengan tone yang sangat berego. Bright benci melihat Win menjadi berantakan. Fisik maupun mental. Win terlihat kurus. Terlampau kurus. Rahangnya terlihat kopong, tulang tangannya terlihat lebih jelas. Poni rambutnya sudah menyentuh pangkal hidung.

sweetie | brightwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang