BAB 25 | IMPERFECT

4.1K 362 32
                                    

Selamat Membaca!
Jangan lupa tekan 🌟 dan komentarnya.

Playlist : Tak mungkin
Ku melepasmu by Dygta

•••

PADA sebuah buku Fase yang ditulis oleh Istiana, Kaila pernah menjumpai kata-kata yang berisi; Dalam hidup, semua orang memang sedang berjuang. Terlepas dari apapun dan siapapun yang sedang diperjuangkan, semua sama bergantungnya pada Tuhan.

Hidup ini sulit sekali dijelaskan bagaimana rasanya, barangkali. Tentang peristiwa yang datang silih berganti. Tentang takdir-takdir hidup yang mungkin tak sesuai dengan keinginan kita sendiri. Sekalipun semua memang sudah dipersiapkan dengan baik oleh Tuhan, pada akhirnya manusia tetap harus berjuang, kan?

Melalui untaian kata itu setidaknya Kaila bisa sadar, bahwa tidak ada manusia yang tidak berjuang di dunia ini, termasuk dirinya. Setelah didiagnosa sebelah kakinya yang tertembak mengalami kelumpuhan, Kaila menekankan pada dirinya sendiri bahwa ia tidak boleh menyerah. Walau harus melalui proses sepanjang apapun, Kaila akan terus berusaha hingga kakinya dapat kembali berjalan normal.

Dibantu kursi roda, Kaila menempatkan dirinya di sisi kaca tempat Raga dirawat di ruang ICU. Sudah tujuh hari berlalu sejak peristiwa penembakan itu terjadi dan Raga masih belum sadar.

"Kaila."

Kaila berpaling menatap Riris yang menemani di sampingnya. "Kamu jangan sedih ya, Raga pasti sembuh." Riris mengatakan itu bukan hanya untuk menyemangati menantunya, melainkan untuk dirinya sendiri sebagai ibu.

Riris percaya anaknya akan sembuh. Raga laki-laki yang kuat dan ini bukan pertama kalinya dia terbaring di rumah sakit setelah menjalankan tugasnya sebagai polisi.

"Iya, Kaila percaya kok kalau Raga bakalan sadar dan sembuh nanti." Kaila menjawab sambil setengah berdoa dalam hati semoga Tuhan tidak mengambil Raga darinya. Selama ini Kaila bisa bertahan setelah kehilangan banyak orang karena laki-laki itu, dan dia tidak bisa membayangkan jika kelak Raga ikut pergi dari kehidupannya.

Air mata Kaila tiba-tiba turun tanpa perintah memikirkan penyebab Raga mengalami semua ini. Raga pasti membenci Kaila, tidak-tidak, lebih tepatnya kecewa padanya.

Tentu saja, Kaila pergi meninggalkannya begitu saja saat dia tertembak. Kekasih mana yang tidak akan kecewa diperlakukan begitu oleh pasangannya?

Ditambah lagi, sekarang Kaila cacat. Kira-kira bagaimana reaksi laki-laki itu setelah tahu dia lumpuh?

"Ibu," panggil Kaila dengan murung.

"Ya Nak?"

Kaila membasahi kerongkongannya yang kering, dadanya berdebar memikirkan risiko atas apa yang hendak ia sampaikan pada ibu mertuanya. "Kaila pernah janji kan kalau Kaila akan menikah sama Raga setelah masalah di antara kami berakhir."

Riris berjongkok menyejajarkan wajahnya dengan Kaila. Keningnya berkerut, menebak-nebak dengan cemas apa yang akan diucapkan menantunya.

"Kenapa Kaila? Tentu saja kalian akan tetap menikah. Ibu dan ayah sama sekali tidak mempermasalahkan keadaanmu yang sekarang," tutur Riris.

Kaila bahagia sekali Tuhan memberinya sepasang ibu dan ayah mertua yang baik seperti Riris dan Yanto. Tapi Kaila tidak bisa mengambil keuntungan atas itu, walau kedua orang tua Raga bisa menerimanya, itu tidak akan menjamin Raga akan menerimanya juga.

"Sebelumnya Kaila berterima kasih banget sama ibu dan ayah karena sudah menyayangi Kaila selama ini seperti anak kalian sendiri." Kaila menjeda ucapannya untuk tersenyum menenangkan Riris yang sudah cemas dengan berbagai pikirannya.

My Guardian Police (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang