Siuman

1.7K 119 14
                                    


haechan tidak mengerti dibawa kemana. Johnny datang dengan keadaan sebegitu gusar, mobilnya saja tidak dimasukkan ke garasi lantas memanggil-manggil untuk langsung masuk. melenggang jalanan malam terburu-buru. Bunda ikut serta.

johnny mengintip haechan dari spion depan. memilih untuk tetap bungkam sebelum sampai tujuan. Taeil ngga tahu apa-apa diantara mereka berdua, tapi firasat bilang kalau benar ada yang tidak beres, terlalu darurat sampai mereka mencapai palang otomatis rumah sakit swasta.

Jantung haechan mau jatuh saja.

Segudang pertanyaan ia kunci dalam diam sambil mengikuti langkah orangtuanya yang tergesa-gesa. Haechan masih berjalan ringsut dengan segaban egonya padahal ia ciut, mendadak membenci koridor penuh aroma karbol ini.

Pertama kalinya ia begitu takut dengan suasana rumah sakit.

Johnny tidak perlu repot-repot menuju resepsionis lantas langsung menekan tombol lift, sudah tau kemana destinasinya nanti. Dirinya berbalik, menghadap putra kesayangan satu-satunya.

"Dengar, son. Apapun yang terjadi nanti kamu bisa bersandar ke dad kalau kamu gakuat. Dad selalu disini" tutur johnny sepenuhnya layak ultimatum terakhir bagi haechan.

.

Taeyong masih setia duduk disamping bed strecther menggengam tangan jeno tetiba merasa aneh. Badan jeno seperti menunjukkan pergerakan.

Jam menunjukkan pukul tujuh malam. Hampir lebih dari 12 jam Jeno siuman. Untuk pertama kalinya.

"Mas!!"

"Jeno bangun...jeno bangun" tangis taeyong pecah lagi. jaehyun yang beristirahat di bed karena kelelahan terbangun.

Jeno terbangun dengan rasa beban berat mendera kepala. Matanya terbuka namun pandangan masih terasa buram. Seluruh badan tidak dapat ia gerakkan sekalipun.

"Papa...pah"

Sekujur badannya sakit, termasuk bagian bawah yang terasa paling menyengat. Tapi jeno hanya bisa meronta-ronta.

"Pah...sakit hiks...sakit..."

"Sakit dimananya sayang? Hm?"
"I Jeno tahan ya, papa panggil dokter oke"

Jaehyun kalang kabut, memencet tombol emergency diatas ranjang. Mengecup ujung kepala jeno tanpa jeda, kebiasaannya. Jaehyun berharap ini berguna.

"J-jeno....jeno mama minta maaf. Jeno sayang..."

Taeyong kehabisan kata. Ditengah-tengah kekacauan ia memohon ampunan karena tidak becus menjadi seorang ibu, perbuatannya sendiri yang membuat anaknya menderita.

Taeyong menggenggam tangan jeno lebih erat.

"Jeno!" Haechan berteriak nyaring dari pintu. yang ada didalam kamar dikejutkan kedatangan keluarga haechan.

Haechan menatap nanar, mau ikut menangis saja melihat kala pertama kali temannya ringkih tergeletak tidak berdaya.

Tungkai terasa begitu berat saat haechan mencoba mendekat.

Dihadapannya, dengan kasa terbalut dikepala, tangis gema seluruh ruangan dengan wajah nelangsa bercucuran air mata, haechan lebih dari sekedar iba. Kalau mau mengulang waktu, haechan ingin datang sebelum semua terjadi.

Taeil disebelah johnny menutup mulutnya tak percaya. Belum sempat masuk kedalam kamar tapi Diriny goyah duluan.

mungkin ini alasannya johnny setia bungkam sampai rumah sakit.

jeno tahu kalau ada seseorang datang, seperti suara salahsatu temannya. Bertanya-tanya apakah itu haechan? Tapi rasa sakitnya tidak mau berhenti mengganggunya.

Bahtera • jenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang