Perkara.

1.8K 112 37
                                    

acara baru saja selesai jam 12 tepat tengah malam. perbincangan antara kolega bisnis jaehyun menyita waktu cukup banyak, oh ia rindu dengan jeno.

Jaehyun tak tahu menahu mengapa jeno tidak ikut dan taeyong tidak mau repot-repot membahasnya.

mark dan jaemin sudah terkapar lelah dibelakang jok mobil SUV maserati levante. perjalanan pulang hari ini terasa berat, banyak jalan yang ditutup karena banjir bandang.

sorot matanya memincing curiga ketika penampakan rumahnya terlihat terbuka lebar dari kejauhan. gerbang rumahnya menganga tidak digembok.

"Yong, kenapa rumah kebuka lebar gitu"
taeyong yang baru bangun dari tidur singkatnya langsung menggeram marah.

"anak satu itu ya, sudah dibilang biar engga kemana-mana malah nglayap lagi ninggal rumah ngga dikunci apa mikir ngga ngundang maling"

jaehyun terkejut melihat air muka taeyong terlihat marah, pasti ada apa-apa jeno dengan ibunya.

"kamu ninggal jeno sendirian dirumah?"

taeyong jengah dan jaehyun makin gapaham dengan kelakuan istrinya sendiri. jaemin dan mark bangun mendengar kedua orangtuanya ribut-ribut.

"pulang seenak jidat basah-basah padahal acara sudah mau selesai mas masih mau belain anak itu lagi"

oh tuhan, jaehyun sedang tidak ingin terlibat pertengakaran tapi mendengar perlakuan taeyong melebihi sewajarnya ia juga tidak terima.

"pah, biar mark dan jaemin bukain gerbangnya"

"kalian masuk duluan ya, nanti mama papa nyusul kalian"

mark menyanggah seolah-olah tau situasi tidak memungkinkan dan mengode jaemin agar tidak terlibat jauh dalam percakapan orangtuanya.

mungkin jaehyun juga akan membahas masalah ini didalam kamar saja, ia sadar anak-anaknya merasa tak nyaman.

Jaehyun menyeringut bingung ketika mark jaemin malah saling menunggu di teras. Wajah mereka sama-sama khawatir. Akhirnya mereka memasuki rumah dengan was-was, keadaan rumah jauh lebih buruk daripada biasanya. perabotan tercecer kesana kemari dan jaehyun menyimpulkan rumah mereka kemalingan.

Perasaan jaehyun makin tidak nyaman, gimana nasib jeno?

Lain taeyong sudah mengamuk mengetahui rumahnya seperti kapal pecah. Prasangkanya bilang kalau jeno benar-benar teledor. Sampai mereka melihat keadaan ruang keluarga.

jaemin jatuh bersimpuh dengan dada penuh sesak. Air matanya lolos meluncur lain dengan mark yang tidak percaya dengan penampakan didepannya.

Didepan mata jeno terkapar bagai seonggok daging nyaris tidak bernyawa dengan keadaan mengenaskan dan telanjang. 

Jaehyun dan taeyong sama-sama membelalak tak percaya. Jaehyun benar-benar berdoa agar jeno ga kenapa-kenapa, namun realitanya salah. Pikirannya jadi kacau.

"Mark, tolong bawa jeno keluar biar papa sendiri yang anter jeno ke UGD. Mark bisa ya ikut anter"

mark mengiyakan, jaehyun melesat keluar menyiapkan mobil. Mark buru-buru pergi kekamar terdekat mencari selembar kain untuk menutupi tubuh jeno, lantas ia membungkus tubuh telanjang jeno dengan selimut seadanya dari kamar tamu.

Taeyong? Kepalanya pusing seperti terhantam beban berat. dirinya kalut hingga seluruh badannya bergetar. Ia memeluk jaemin yang sama tergoncangnya.

"kak, jaemin ikut ya nganterin jeno"

"Jangan jaem, kamu udah capek jagain mama aja ya dirumah. Biar kakak sama papa yang anter jeno"

Bahtera • jenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang