Keluh-kesah

2.1K 130 29
                                    

"J-jeno siuman?" Mark terbata-bata. Perasaannya ikut senang. Ia membelokkan mobil ke rumah sakit sebelum benar-benar berangkat kesekolah bersama jaemin tentunya.

Jam 6 lebih lima belas menit, terhitung sudah satu jam berlalu jeno bangun.

"Mark jaemin, Jagain jeno sebentar nanti papa balik lagi kesini"

"Hati-hati pah"

"Berangkat sekolah nanti papa anter biar bisa izin telat, tolong ngerti ya"

"Gapapa kok pah, mark ga keberatan kalau bolos lagi"
Mark menyilahkan orangtuanya untuk pulang. Sebelum benar-benar pergi jaehyun menyempatkan mengecup kening jeno.

"Papa pulang dulu ya"

jaehyun pamit pulang untuk pertama kali semenjak jeno kecelakaan, memapah badan taeyong terkulai lemas.

kondisi taeyong benar-benar memprihatinkan. Orang satu-satunya yang mogok makan hampir berhari-hari cuma taeyong. Taeyong terpaksa mendapatkan infus karena kelelahan.

Menangis setiap malam, melewati makan padahal punya maag, dan tekanan batin bertubi-tubi makanya dokter menyarankan agar taeyong beristirahat dulu, berada dekat dengan jeno membuat jiwanya kian tidak stabil.

"Jeno, jaemin k-kangen sama jeno" punggung tangan jeno bolak-balik diusap. Kedua mata jaemin menggenang air mata.

Dua hari begitu berat bagi jaemin tidak melihat empunya membuka mata. Sedangkan mark mensejajarkan tubuh disebelah jeno yang sedang berbaring, enggan menoleh ke arah yang sedang diajak berbicara.

"Jen...cepet sembuh ya. jem pengen cerita banyak sama jeno"
Kali ini jeno cuma diam saja, tidak mau menyahut ketika diajak berbicara. Bahkan dokter yang sempat mengecek keadaannya tadi sekalipun.

Memilih memandang langit-langit rumah sakit dengan pandangan kosong.

Jeno benci, benci semuanya. Papa, mama, mark, jaemin atau segalanya yang ia kenal. Hal ini lama-lama bikin sakit kepala. entah wajah mark dan jaemin semakin mengingatkan dirinya pada kejadian malam itu.

Kemana mereka saat jeno membutuhkan?

Sekarang mereka cuma menangisi sesuatu yang terlambat bukan. Atau lupa mereka berdua juga meninggalkan dirinya waktu itu.

Tapi disatu sisi jeno berteriak hal bertentang, seenggaknya bukan mereka, bukan mark pula jaemin jadi korban malam itu. Jeno nggabisa membayangkannya.

Jeno mengerang frustasi dalam diam.

Selimutnya sudah ditarik sampai batas kepala. badannya sudah gemetaran hebat bercampur rasa sakit dibagian bawah.

Mark jaemin sontak terkejut.

"Jeno!!"

"Jeno kenapa...j-jangan gini ya, nanti kamu tambah sakit" mark mencoba menarik-narik agar selimut itu turun takut malah nanti tambah melukai badan jeno.

Akhirnya selimut itu tersikap setelah benar-benar direbut paksa oleh mark berbanding jeno yang kalah tenaga.

Malah dihadapkan jeno kembali menangis. Sekujur tubuhnya kembali nyeri.

"Sakit...hiks orang-orang itu gamau pergi"

"....hiks pergi...pergi...hiks mama mark jaemin...tinggalin jeno sendiri"

Bahtera • jenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang