DamJoy Couple | 1

230 8 0
                                    

Resident Squad

***



"DASAR DAMIAN SYAITON! MUSNAH AJA LO SANA!"

Joya sudah kepalang kesal kala Damian mengacak-acak buku tugas fisika miliknya. Bukunya sudah koyak sana-sini, singkatnya, sudah tidak berbentuk lagi.

Damian mengerjapkan kedua matanya berkali-kali. Tapi setelahnya pemuda itu malah duduk santai di bangkunya. Joya sudah makin naik darah sekarang.

"TANGGUNG JAWAB LO!", teriak Joya makin murka.

Damian tersentak. "Lah, lo kok main langsung minta pertanggung-jawaban? Emangnya gue buat lo tekdung? Gue bikin lo hamidun?"

"Diam lo!" Joya menunjuk-nunjuk wajah Damian dengan penggaris besi digenggamannya. "Gue capek ngerjain tugas itu, lo malah rusakin buku tugas gue! Pokoknya, lo harus bikin ulang tugas gue!"

Damian berdecak. "Yaelah, Joy, tugasnya nggak susah-susah amat, kali. Palingan jawabannya lo cari di brainly."

"Enak aja lo! Gue ngerjain sendiri, tau! Emangnya lo?"

Ringisan kecil keluar dari mulut Damian. Joya memang tipikal gadis yang tidak bisa berbicara lemah lembut kepadanya. Gadis itu senang berteriak dan berbicara padanya dengan nada tinggi.

"DAMIAN!", teriak Joya sekali lagi. Tapi, namanya Damian tidak akan peduli.

Tanpa berpikir panjang, Joya maju dan menjambak rambut Damian. "Damian, kerjain balik tugas gue! Nggak mau tau!"

"AW, JOY, JANGAN ANIAYA GUE!!", teriak Damian berusaha melepaskan jambakan Joya yang super ganas. Wajah Joya memerah karena kesal. Selalu saja Damian yang memancing emosi.

Perlahan Joya melepaskan tangannya dari rambut Damian. Napasnya terengah. "Kalau lo nggak mau gue jambak, nggak usah gangguin gue!"
Sebelum kembali ke bangkunya, Joya melemparkan pelototan pada Damian. Selepas Joya pergi, Damian berusaha menghirup udara sebanyak-banyaknya.

"Napa lo? Diterkam anaknya Pak Supriady lagi?"

Damian mengangguki ucapan Awan. "Iya. Lagi. Nggak ngerti deh sama tuh cewek, kayaknya benci banget sama gue."

"Yeh, si goblok!", kata Awan menoyor pelan kepala Damian. "Gimana dia kagak benci sama lo, lo aja gangguin dia mulu."

"Gue kan cuma bercanda," elak Damian berusaha membela diri.

"Bercanda matamu!"

Damian meringis. "Jadi gimana, dong? Gue kan cuma mau aman damai sentosa, nggak dijambakin sama dia mulu. Hancur dah rambut gue yang cetarnya ngebelah Laut Cina Selatan. Mana pomade yang gue pake ini mahal banget lagi harganya."

"Makanya, jangan rusuhin dia melulu! Lo kena sendiri akibatnya," peringat Awan hingga Damian mengangguk kecil.

"Iya deh, iya! Lo kan pernah gebet dia pas kelas sepuluh, jelas lo tau dia, lah," kata Damian dengan senyum menggoda, Awan melotot geram. "Lo jangan bilang gitu, dong! Nanti si Vita denger gimana? Ntar dia cemburu!"

Damian berdecih. "Kayak Vita suka aja sama lo."

"Mulut lo enak kali yah kalo dikiloin aja?", balas Awan sarkas. Damian hanya tertawa pelan.

Pandangan Damian diam-diam membidik Joya. Gadis berambut pendek hitam sebahu itu mengerucutkan bibir sebal. Sesekali mencibir pelan dengan mulut bergerak tidak beraturan. Tawa Damian hampir pecah kala itu. Tapi Damian berusaha mengendalikan diri.

Damian sebenarnya tak ingin merecoki Joya. Hanya saja, gadis itu lucu saja kalau sedang mengomel. Matanya melotot, sikap bar-barnya keluar tanpa tanggung-tanggung. Semuanya dilibas habis oleh gadis bertubuh mungil itu.

Damjoy CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang