"Kak Damian?"
Damian dan Joya yang masih dalam posisi berpelukan itu terkesiap mendapati kehadiran Adela yang berdiri dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Buru-buru Damian menyingkirkan kedua tangannya dari tubuh Joya, menyebabkan gadis itu hilang keseimbangan.
Brak!
Joya jatuh dalam posisi tak mengenakkan. Kedua mata Damian membulat. Pemuda itu langsung membantu Joya berdiri. Adel yang melihat interaksi Joya dan Damian merasa iri.
Joya meringis dan memberi tatapan membunuh pada Damian. "Nyebelin banget sih lo!"
"Maaf, Joy," cicit Damian merasa tak enak hati pada Joya. Ditambah lagi kehadiran Adela membuat Damian ingin menghilang detik itu juga.
"Kalian tadi ngapain peluk-pelukan? Kalian pacaran, yah?", tanya Adela dengan senyum tipis. Tentu saja ujaran Adela itu disangkal cepat oleh Damian dan Joya. "Nggak!"
Adela terdiam, matanya mengerjap beberapa kali, sebab tanggapan yang Joya dan Damian berikan. Setelahnya, gadis berambut panjang itu berusaha menetralkan mimik wajahnya. "Kalian kok malah di luar kelas begini, berduaan, nggak belajar?", tanya Adela dengan suara seramah mungkin.
"Jam kosong. Lo sendiri ngapain keluyuran di luar kelas? Mau ngintilin orang, karena lo kebakar cemburu?"
Bukan Damian yang menjawab, melainkan Joya yang kini menatap Adela dengan sorot menantang. Adela sendiri kaget dengan jawaban yang Joya berikan. Terkesan ketus dan juga memojokkan.
Damian ingin membekap mulut Joya kalau memungkinkan. Baru kali ini gadis itu berkata pedas lada orang lain di luar lingkungan kelas Resident. Tak biasanya Joya menampilkan sisi garangnya seperti itu.
"Apa jangan-jangan...Joya cemburu kalau Adela pengen dekat sama gue?" Damian menggumam dengan wajah penasaran.
Tak hanya Damian dan Adela, Joya bahkan tidak sadar dengan ucapan pedas yang ia lontarkan pada Adela. Tak seharusnya ia berkata kasar seperti itu, bukan? Apalagi Adela hanya sekadar bertanya, tidak mengajaknya bertempur.
Joya berdehem merasa bersalah. "Maaf, gue nggak maksud ngomong gitu." Joya menghela napas. "Gue duluan."
Joya melangkah pergi meninggalkan Damian dan Adela. Napas Joya tiba-tiba saja memburu. Hawa panas itu langsung berefek di tubuhnya. Perasaan ia tadi tidak main panas-panasan, tapi kenapa badannya jadi gerah begini?
Setelah memastikan ia jauh dari lokasi Damian dan Adela, Joya malah duduk berjongkok dan meremas gemas rambut panjangnya. Berkali-kali gadis itu meringis sebal karena ucapan pedasnya pada Adela.
"Harusnya gue biasa aja, ngegas banget gue sama itu Adela." Joya jadi frustasi sendiri, dan gemas sendiri. Apa yang akan dipikirkan Damian dan Adela atas reaksinya tadi?
"Ck, bodoh amat, lah! Emangnya gue peduli?", decak Joya bangkit dari posisi berjongkoknya. Ia baru sadar, jika posisinya tadi lumayan tidak bagus. Berjongkok, persis orang mau buang hajat.
Kling!
Buru-buru Joya merogoh saku rok abu-abunya, mengeluarkan ponsel yang menampilkan notifikasi pesan baru.
Mata Joya menyipit kala pesan dari nomor asing itu kembali tertera di layar ponselnya.
08xxxxx
Tadi kamu kenapa langsung pergi? Saya kan sudah bilang awasi Damian!Joya:
Lo ini sebenarnya siapa sih, hah?! Ganggu banget, sumpah. Gara-gara pesan lo yang sok-sok an misterius itu, gue kelepasan ngomong kasar ke Adela
KAMU SEDANG MEMBACA
Damjoy Couple
Teen FictionIni soal Joya Beverlya, gadis bertubuh mungil dengan senyum secerah matahari pagi. Gadis itu kuat dengan caranya, tangguh dengan gayanya, walau kenyataannya tidak seperti itu. Damian Sultan Alam, pemuda yang dijuluki 'Boy Stylist'-nya IPA-1 karena s...