DamJoy Couple | 9

37 4 0
                                    

Berulang kali Damian menghela napas gusar.

Nomor asing dan segala pernyataannya yang begitu sulit Damian terima tanpa bukti yang jelas.

"Ada apa sih sama Adela?", gumam Damian mengusap pelan dagunya dengan gestur bingung. "Apa yang punya nomor itu , orang yang pernah Adela sakiti?"

Berbagai kemungkinan soal Adela berputar-putar dalam kepala Damian. Apakah yang diperbuat Adela, hingga gadis itu diberi label 'jahat' oleh orang pemilik nomor tak dikenal itu?

"Lo kenapa sih, Dam? Dari tadi pas mulai masuk pelajaran kan pertama lo kayak mikirin hal yang berat banget," kata Awan dengan kening berkerut.

Spontan Damian mengusap kepalanya geram. "Gue emang mikirin masalah yang bikin kepala gue hampir percaya."

"Dih, bahasa lo bikin gue pengen muntah rasanya," balas Awan dengan wajah sebal.

"Emangnya lo hamidun?", tanya Damian serius.

Seketika tangan Awan bergerak naik dan menampol wajah Damian dengan cukup keras, hingga pemuda itu mengaduh kesakitan. "Lo kalau urusan menganiaya itu nggak pernah tanggung-tanggung tau, nggak?!", kata Damian mengusap pelan kepalanya yang sudah ditabok Awan.

Awan mencibir pelan. "Beneran deh, gue penasaran yang bikin lo mumet apaan, Maemunah."

Damian tidak ingin menjawab. Ia hanya ingin tahu, siapa pengirim pesan itu.

Awan perlahan bangkit lebih dulu. "Dah lah, gue mau pinjem buku PR si Langit dulu. Males gue kalau diomelin sama Pak Gufroni."

Damian tak memberi banyak tanggapan. Ia hanya menatap punggung Awan yang perlahan menjauh. Setelahnya Damian mendengus.

Ia menelungkupkan kepalanya di atas meja. Pandangannya menerawang. Ia memang mengira jika Ulfa, si cenayang Resident yang menjadi pihak dari semua kemisteriusan ini. Tapi, si pengirim pesan bahkan jauh lebih cenayang daripada Ulfa. Ia seolah tahu apa isi kepala Damian.

Apa Ulfa berusaha memanipulasinya?

"Ck, ribet banget!", gumam Damian jengkel.

Damian menegakkan tubuh. Matanya menatap ke sekeliling kelas, siapa tahu dia bisa mendapat petunjuk yang bisa memecahkan rasa ingin tahunya.

Pandangan Damian pada akhirnya terhenti lama pada sosok gadis mungil dengan wajah sedikit pucat dibelakang sana.

Joya.

Kepala gadis itu menunduk, wajah pucatnya nampak terfokus pada sesuatu dari arah bawah, yang tentunya tidak bisa Damian pantau.

Damian kaget saat Joya perlahan bangkit berdiri. Berjalan ke arah Leon, setelahnya melangkah keluar kelas. Damian juga sempat melihat jika Vita menawarkan diri agar bisa menemani Joya, tapi Joya menolak dan malah keluar dari kelas sendiri, sementara jam pelajaran setelah istirahat akan segera dimulai beberapa menit lagi.

Damian terus memperhatikan punggung mungil Joya yang mulai hilang ditelan jarak. Ada keinginan untuk menyusul gadis itu, tapi alasan seperti apa yang akan Damian katakan nanti?

"Pak Gufroni hari ini kagak masuk, beliau ada urusan penting."

Pernyataan Leon menggemparkan seisi kelas, dan membawa keriuhan di kelas Resident.

"Wah, serius dong lo?", pekik Gita dengan wajah senang.

"Hmmm," gumam Leon tanpa minat.

Kericuhan pun kembali terjadi, hingga ucapan Leon berikutnya membuat seisi kelas kembali melongo. "Pak Gufroni hari ini emang nggak masuk, dan nggak ngasih tugas. Tapi katanya minggu depan ada ulangan harian."

Damjoy CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang