Rasa penasaran itu masih menyelimuti Damian sampai sekarang.
Buktinya ia masih berusaha mencari informasi dan terus mengintai Dilsha.
Lagi-lagi adik perempuannya itu nampak bertelponan dengan seseorang, yang sama sekali Damian tidak ketahui.
Apa yang Dilsha sembunyikan darinya? Kenapa akhir-akhir ini adiknya itu terlalu tertutup, dan seperti menyimpan sebuah rahasia?
"Gue harus benar-benar ikutin dia di sekolah. Gue yakin, ada yang nggak beres sama Dilsha."
****
Damian berjalan mengendap-endap mengikuti Dilsha. Tak peduli dengan tatapan beberapa siswa yang berpapasan dengannya. Yang Damian inginkan hanyalah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi kepada Dilsha.
Beberapa kali Dilsha sempat menoleh ka arah belakang, dan hal itu mengharuskan Damian untuk segera bersembunyi.
Langkah Dilsha makin cepat, dan mau tak mau Damian juga harus ikut mempercepat langkahnya. Adik perempuannya itu melangkahkan kaki lalu berbelok ke arah belakang perpustakaan.
Damian meringis. Untuk apa Dilsha kesana?
"Damian?"
Langkahnya langsung terhenti, kala ia melihat sosok Joya berdiri disebelahnya. "Joya?"
"Gue sengaja ngikutin lo, Dam. Sejak di parkiran tadi. Gue heran kenapa lo nggak langsung masuk kelas. Lo malah ngikutin Dilsha."
Damian merasa dejavu, sebab saat mengikuti Dilsha bener apa waktu lalu, Joya juga sempat memergokinya.
Tanpa berpikir panjang, Damian menggenggam tangan Joya. "Lo bakal tau sendiri nanti. Sekarang ikut gue, jangan banyak tanya!"
Joya patuh, pasrah saja saat Damian menyeretnya dan mengikuti Dilsha. Damian melangkah perlahan. Sebab sekarang ada Joya, ia tidak bisa berjalan cepat.
Tapi setidak-tidaknya, ia melihat sosok Dilsha sudah berdiri dan nampak menunggu kedatangan seseorang. Sesekali Dilsha mondar-mandir menunggu seseorang itu dengan wajah cemas.
Damian lalu menyeret Joya lagi, mencari tempat untuk bisa melihat Dilsha secara lebih dekat.
"Siapa sih yang dia tungguin?", tanya Joya dengan suara sangat pelan.
"Nggak tau. Itulah sebabnya gue ada disini. Gue takut dia ngelakuin sesuatu yang bisa bikin rugi diri dia sendiri."
Joya bisa menangkap raut cemas di wajah Damian kala menatap Dilsha. Pandangannya itu jatuh pada sosok Dilsha.
Hingga Damian dan Dilsha terdiam, kala Dilsha mendekati seseorang yang telah ia tinggi sejak tadi.
"Ulin?", gumam Damian dan Joya bersamaan. Keduanya saling memandang.
"Bukannya mereka emang sahabatan yah, Dam? Emang salah kalau mereka ketemu?", tanya Joya jadi pusing sendiri.
Damian mengerutkan kening. "Iya juga, sih. Ulin adeknya si Ulfa 'kan sahabat sama Dilsha pas awal mereka masuk SMA." Damian terdiam sejenak, lalu pemuda itu kembali melanjutkan perkataannya. "Tapi aneh aja gitu, mereka ketemu di belakang perpustakaan yang sepi gini. Sebenarnya mereka mau ngapain, sih?!" Damian jadi penasaran sendiri.
"Mikir yang baik-baik aja kali, Dam. Siapa tau mereka buat rencana atau sesuatu buat dikasih sama teman mereka, hadiah misalnya."
Damian tidak bisa berpikir baik sepenuhnya. Mengingat bagaimana Dilsha begitu terburu-buru meninggalkan rumah. Dilsha yang menelpon dengan seseorang dengan sembunyi-sembunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damjoy Couple
Teen FictionIni soal Joya Beverlya, gadis bertubuh mungil dengan senyum secerah matahari pagi. Gadis itu kuat dengan caranya, tangguh dengan gayanya, walau kenyataannya tidak seperti itu. Damian Sultan Alam, pemuda yang dijuluki 'Boy Stylist'-nya IPA-1 karena s...