Chapter 01

16.8K 1.3K 312
                                    

"Wow gede amat sekolahnya, Na, Njun. Kalo gue tinggal disini enak kali ya?"

Pemuda berkulit gelap namun memiliki senyum yang cerah seperti matahari di pagi hari; mendongak dengan mulut yang sedikit terbuka. Mata bulatnya menatap gedung mewah nan besar di depannya. Lee Donghyuck.

Pletak!

"Gausah aneh-aneh, Chan! Kontrakan kita belum lunas."

Pemuda yang mempunyai bulu mata lentik dan senyuman manis yang membuat orang yang melihatnya juga ikut tersenyum; memukul kepala teman seperjuangannya keras. Na Jaemin.

"Tinggal aja disini, Chan. Gue ikhlas lahir batin kalau lo minggat dari kontrakan dan tinggal disini."

Pemuda bertubuh mungil nan pendek dan memiliki gigi gingsul juga memiliki julukan pure boy karena percaya bahwa ada alien dan peri di dunia ini. Huang Renjun.

"Bacot amat, gingsul!" Haechan menjitak kepala Renjun sadis.

"Berani lo jitak-jitak gue, buluq?!" Renjun ingin membalas Haechan namun ditahan Jaemin yang selalu menjadi penengah dikala mereka berdua kelahi.

"Udah-udah ah! Ayo kita masuk! Kita kudu cari kelas di sekolah yang luasnya kek sawah sepuluh hektar ini." Ucap Jaemin sambil menarik tangan kedua teman idiotnya ini.

Sudah lebih dari 10 menit mereka keliling sekolah, tapi kelas mereka tak kunjung ketemu. Mereka bertiga sudah seperti anak kecil yang tersesat.

"Dimana sih kelasnya? Kaki gue peg—AW! SAKIT WOI!" Tiba-tiba Haechan di tabrak seseorang hingga tersungkur dilantai.

Haechan mengumpat pada orang yang menabraknya, bukannya minta maaf malah kabur gitu aja.

"WOI ENAK AJA LO MAEN NABRAK ANAK ORANG TAPI GAK MINTA MAAF, ANJING!" Teriak Jaemin kesal. Tapi percuma, orangnya sudah jauh.

Sedangkan Renjun membantu Haechan berdiri dari acara jatuhnya.

"KYAAA~ ADA F4 WOI MINGGIR PANGERAN KU MAU LEWAT!!!"

"KYAAA~ F4 GANTENG BANGET!! NOTICE AKU DONG!!!"

"MINGGIR LO!"

Tiba-tiba segerombolan murid yang berjenis kelamin perempuan menjerit dan berlari sampai menabrak Jaemin, Haechan, dan Renjun hingga tersungkur.

"WOI BANGSAT!! SAKIT ANJING!"

Jaemin, Haechan, dan Renjun meringis sakit karena sudah tersungkur jatuh terinjak-injak pula sama segerombolan murid.

"Pinggang gue huhu mamaaa." Mata Haechan sudah berkaca-kaca.

"Ada apaan sih itu?! Pembagian sembako apa gimana?" Kesal Jaemin sambil memegang punggungnya yang nyut-nyutan.

"Eh eh eh Chan, jangan nangis dong." Ucap Renjun yang melihat mata Haechan berkaca-kaca kayak mau nangis.

"Huhu mamaaa sakittt." Rengek Haechan sambil memegang kakinya yang sakit.

Plak!

"Gausah lebay!" Ucap Jaemin yang tadi memukul kepala Haechan.

"Ih sakit tau, Na!" Haechan mengusap kepalanya sambil mengerucutkan bibirnya kesal.

"Eh kakak-kakak gapapa?"

Mereka bertiga yang masih jatuh terduduk itu menoleh ke pemuda manis nan mungil bermata sipit dan memiliki suara ketawa khas lumba-lumba. Zhong Chenle.

"Udah gapapa, tadi kita bertiga ditabrak plus di injak-injak murid-murid kurang ajar." Jawab Jaemin sambil berdiri dari jatuhnya diikuti Haechan dan Renjun.

Flower Boys | Nomin ft. MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang