Chapter 04

7.8K 1.1K 31
                                    

"NA JAEMIIIINNNN!!!"

Teriakan Haechan menggelegar di kontrakan mereka. Dia mengguncang brutal badan Jaemin yang masih bergelung dalam selimutnya.

"JAEMIN BANGUN! KITA UDAH TELAT BEGO!"

Guncangan Haechan di badan Jaemin semakin brutal.

Jaemin mengerang. "Apa sih ah, Chan! Udah bangun gua nih." Jaemin duduk di kasurnya sambil mengucek matanya.

"KITA UDAH TELAT, NA! LO CEPET MANDI SONO!" Teriak Haechan.

"Berisik! Gausah teriak-teriak!" Jaemin bangkit dari duduknya dan berjalan gontai keluar kamar.

"Mau kemana lo?" Tanya Haechan.

Jaemin menguap sekali. "Hoamm-buat kopi." Dia menggaruk pantatnya.

"Yeu si kampret masih sempet-sempetnya buat kopi! Kita udah telat woi! Jam berapa ini? Udah mau jam tujuh." Omel Haechan.

Haechan menghampiri Jaemin dan menyeretnya menuju kamar mandi. "Mandi sono! Gausah sarapan. Gue gamau telat."

Jaemin menatap Haechan kesal. "Iya-iya, bawel lo!" Jaemin masuk kedalam kamar mandi dan menutup pintunya.

Haechan keluar dari kamar dan berjalan menuju ruang tengah, dia menemukan Renjun disana tengah memakai sepatu dengan tergesa-gesa.

"Si Jaemin udah siap belom?" Tanya Renjun.

"Baru mau mandi dia." Jawab Haechan sambil memakai sepatunya.

"Ck, tinggalin aja udah." Ucap Renjun sambil bangkit dari duduknya.

Haechan mengangguk. "Iya, gue gamau telat. Biar aja si Jaemin dihukum." Setelah memasang sepatunya, Haechan bangkit dari duduknya.

"Kuy!" Haechan dan Renjun berjalan keluar kontrakan meninggalkan Jaemin.

"WOI ANJ TUNGGUIN GUE! TAI LU BERDUA MAIN NINGGALIN GUE!" Teriak Jaemin dan memakai sepatunya tergesa-gesa sambil berdiri. Dia makainya asal-asalan.

Penampilan Jaemin jauh dari kata rapi. Kemeja seragamnya di keluarin dan belom terkancing menampakan kaos hitam polosnya. Rambutnya masih basah dan berantakan. Jas sekolahnya dia masukan asal-asal dalam tas.

"Cepet amat anjir lo, Na." Haechan melongo menatap Jaemin.

"Ck, tadi lo nyuruh gue cepet-cepet bego!" Kesal Jaemin sambil mengikat tali sepatunya asal-asalan.

"Gak mandi lo ya?" Renjun memicingkan matanya menatap Jaemin.

Jaemin menyengir. "Gosok gigi ama siram-siram doang hehe."

Renjun menatap arlojinya. "Kalo naik bus kelamaan nih. Kita lari ajalah."

"Jauh, Jun!" Keluh Haechan.

"Daripada telat anying!" Balas Jaemin sambil lari duluan meninggalkan mereka berdua.

"WOI JAEMIN TUNGGUIN!" Renjun menutup pintu rumah kontrakan mereka dan berlari mengejar Jaemin diikuti Haechan.

✿✿✿

Mereka bertiga sampai di depan sekolah dengan ngos-ngosan capek lari. Sampai di sekolah, rupanya pagar nya udah ditutup.

Jaemin duduk bersandar di pagar sambil mengatur napasnya yang gak beraturan.

"Ye bangsat, udah tutup." Kesalnya.

"Sekarang gimana? Masa bolos?" Tanya Haechan.

Renjun gak sengaja liat buk Irene-guru bk jalan menuju gerbang sekolah sambil bawa kayu panjang ditangan. Renjun melotot.

"Ada buk Irene woi! Gawat." Ucap Renjun panik.

Haechan dan Jaemin panik. Jaemin berdiri dari duduknya dan lari. "Kabur ke belakang sekolah cepet!" Ucap Jaemin yang udah lari duluan.

Haechan dan Renjun berlari mengikuti Jaemin sebelum buk Irene datang.

Setelah sampai di belakang sekolah, mereka berhenti sebentar sambil bernapas lega.

Tapi Jaemin malah manjat pagar yang tingginya naudzubillah.

"Lo ngapain, Na?" Tanya Haechan.

"Manjat lah, ngapain lagi? Main gundu?" Ucap Jaemin sambil terus memanjat pagar.

"Ayo manjat! Lo berdua mau telat masuk kelas?" Ajak Jaemin.

"Tapi itu tinggi, Na. Kalo gue jatuh gimana?" Tanya Haechan.

"Badan gue kecil, Na. Kalo gue nyangkut gimana?" Tanya Renjun.

"Tenang aja, gue bantu kok. Ayo naek!" Ucap Jaemin yang udah di ujung. "Gue duluan dadah." Lalu dia melompat turun kebawah.

Haechan dan Renjun mulai memanjat pagar dengan ragu-ragu dan penuh kehati-hatian. Saat sudah sampai keatas, tubuh Haechan bergetar takut.

"Huwaa mama, tinggi banget." Rengek Haechan dengan tubuh yang bergetar.

Sedangkan Renjun melompat kebawah dengan percaya diri tapi tubuhnya sedikit oleng dan untung saja Jaemin sigap menahan tubuhnya.

"Ayo, Chan! Lompat aja, gue tangkep nih." Jaemin mengukurkan tangannya pada Haechan.

"Gamau, takut!" Haechan menggeleng ribut dan mencengkram besi pagar kuat-kuat takut jatuh.

"Lompat aja, Chan. Gue tangkap kok. Cepetan, ntar buk Irene kesini." Jaemin tetap berusaha meyakinkan Haechan.

Haechan menatap Jaemin ragu-ragu dan melompat turun ke bawah. Sedangkan Jaemin sigap menangkap tubuh Haechan dan memeluknya.

"Besok-besok gue gamau manjat pagar lagi. Kapok gue." Haechan memegang dadanya yang berdetak kencang.

"Woi siapa tuh?"

Jaemin, Haechan, dan Renjun kaget ketika ada suara.

TiBiCi

Gue udah dua minggu ga ngerjain tugas onlen anjer😭

Gue udah dua minggu ga ngerjain tugas onlen anjer😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Flower Boys | Nomin ft. MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang