Haechan berlari kecil menghampiri Renjun yang sibuk menyendiri di sudut perpustakaan; membaca buku yang sangat tebal.
"Injun!" Panggil Haechan dengan suara keras menghasilkan beberapa orang memperhatikan dirinya.
Renjun menoleh dan melotot menatap Haechan. Renjun meletakan jari telunjuknya di bibir; menyuruh Haechan diam. "Berisik, Echan!"
Haechan menyengir lebar dan duduk disamping Renjun. "Ayo samperin Nana, Njun!"
"Males, Chan. Mending gue belajar disini." Ucap Renjun sambil terus membaca buku sains.
"Belajar mulu idup lo." Cibir Haechan tapi tidak dihiraukan Renjun.
"Ayo samperin Nana, Njun! Gue takut Nana dibully ama fans-fans gila nya Jeno." Ucap Haechan yang membuat Renjun langsung menoleh pada Haechan.
"Dibully? Emang Nana habis ngapain?" Tanya Renjun.
"Gosip Nana sama Jeno ciuman di taman udah kesebar, Njun. Makanya gue takut Nana dibully ama fans Jeno." Ucap Haechan.
"Yaelah Nana kan jago berantem, Chan. Waktu Nana berantem ama Jeno aja gak ada yang berani apa-apain Nana. Jadi gak usah lebay lo." Ucap Renjun.
Haechan berdecak kesal lalu menarik tangan Renjun untuk berdiri. "Ayo ah! Gue laper pengen ke kantin." Haechan menarik tangan Renjun keluar perpustakaan.
"Haechan bajing! Gue belom selesai baca." Kesal Renjun.
Tak lama kemudian mereka sampai di lapangan sekolah, disana mereka menemukan Jeno dan Jaemin yang sedang push up, dipantau buk Irene dibawah pohon.
"77, 78, 79, 80..."
Kedua tangan mereka berdua bergetar karena sudah tak kuat. Peluh keringat mengalir di dahi hingga leher mereka.
"Gila." Ucap Haechan tak percaya.
"Ayo semangat! 20 kali lagi." Ucap Irene sambil menyuruput es teh nya.
"Adoh, buk. Gak kuat saya." Keluh Jaemin.
"Na Jaemin tambah 50 kali lagi!" Titah Irene.
"Astaga, buk. Iya, maaf." Ucap Jaemin.
"...95, 96, 97, 98, 99.. 100!"
Jeno dan Jaemin serentak menjatuhkan tubuh mereka di lapangan. Mereka berdua ngos-ngosan. Jaemin berusaha menetralkan nafasnya.
"Bagus, lain kali jangan bolos apalagi berbuat mesum di sekolah!" Irene beranjak dan pergi meninggalkan mereka.
Renjun dan Haechan segera menghampiri mereka berdua yang gegoleran di tanah.
"Gila tuh ibu-ibu, tangan gue mau patah anjing. Hah.. Hah.." Kesal Jaemin sambil ngos-ngosan.
"Ya lo sih, Na! Siapa suruh lo bolos?" Ucap Renjun.
Jeno tak peduli dengan mereka dan susah payah berdiri, ia berjalan meninggalkan mereka.
"Kemana lo?" Tanya Haechan.
"Bukan urusan lo." Jeno berlalu pergi.
Haechan mencibir. "Dih sensi amat."
Jaemin mengulurkan kedua tangannya. "Bantuin gue dong."
Renjun dan Haechan membantu Jaemin untuk berdiri. Jaemin merangkul pundak Haechan dan Renjun. "Gila sumpah, tangan gue mati rasa."
"Bawel lo, ayo ke kantin."
✿✿✿
Jeno membanting pintu markas F4 dan menghempaskan tubuhnya di sofa samping Jisung yang sedang bermain game di hp.
Jeno menghela napas kasar dan memijat tangannya yang pegal. "Anjing banget."
Mark menatap Jeno heran. "Kenapa lagi sih lo?"
"Dihukum lagi lo, Jen?" Tanya Lucas.
Jeno mengangguk. "Push up 100 kali."
"Gila." Ucap Jisung.
"Bikin onar apa lagi lo kali ini?" Mark menatap Jeno datar.
Jeno berdecak. "Gue ga bikin onar elah! Cuma.."
"Cuma apa?" Tanya Mark.
"Cuma.. Ya gitu lah." Ucap Jeno ogah-ogahan.
"Ya gitu gimana, bangsat? Emosi gue lama-lama anjing." Kesal Lucas.
Jeno menghela napas. "Gue kepergok buk Irene nyium si Jaemin. Puas kalian?"
Mark menggeleng-geleng mendengar pengakuan Jeno. "Lo tuh kenapa sih hah? Lo suka sama dia?"
Jeno melotot. "Hah? Engga!"
Jisung mencibir. "Cih kalo ga kenapa lo ketagihan nyium bibir dia?"
"Gue gak ketagihan!" Bantah Jeno.
"Denial teroos." Cibir Lucas.
"Denial apaan sih? Dah lah, gue mau tidur." Jeno menendang Jisung hingga ia tersungkur ke bawah dan merebahkan tubuhnya di sofa.
"Bangsat." Kesal Jisung, ia menendang kaki Jeno dan duduk disamping Mark.
✿✿✿
"Gini ya, Na! Gue yakin 100% si Jeno suka sama lo!"
"HAH?!"
Seluruh penghuni kantin menatap Jaemin sinis karena berteriak menganggu kegiatan mereka.
Renjun membekap mulut Jaemin. "Diem anjing! Suara lo gede banget."
"Gak mungkin si Jenong suka sama gue! Gak mungkin! Dia aja benci banget sama gue." Ucap Jaemin.
Haechan menatap Jaemin malas. "Kata orang, kalo lo benci sebenci-bencinya sama orang, lama-kelamaan lo jadi cinta sama orang yang lo benci."
"Halah lo kebanyakan nonton drakor, Chan." Ucap Jaemin.
"Ih lo mah gak percayaan sama gue!" Ucap Haechan.
"Gue sih setuju sama Haechan, Na. Lo jangan benci-benci banget ke orang, ntar lo juga cinta sama dia. Kayak si Jeno tuh, dia pasti udah mulai cinta sama lo." Ucap Renjun.
"Ngaco lo berdua! Mana ada yang begituan!" Bantah Jaemin.
Haechan memutar bola matanya malas. "Terserah lo deh, Na. Cinta kaga ada yang tau kapan datangnya."
"Sok puitis lo, abdul." Ledek Jaemin.
"Anjing."
TiBiCi✿
Hehe gue balik lagi🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower Boys | Nomin ft. Markhyuck
Fanfiction[Boyxboy] [School life] [Rate-T] ❝Mentang-mentang orang kaya lo pikir gue takut sama lo, bangsat?!❞ ❝Cih lo cuma murid miskin gausah sok-sokan lawan gue, masih untung bokap gue mau ngasih beasiswa ke murid gaguna kek lo bertiga.❞ Geng famous F4 yang...