Chapter 15

7.6K 1.1K 84
                                    

Haechan dan Jaemin berjalan kaki menuju pasar. Mereka ingin belanja bulanan.

Renjun? Dia ada jadwal mengajar les. Ngomong-ngomong itu pekerjaan Renjun, dia mengajar anak-anak SD atau SMP. Gaji nya lumayan.

Kalo Jaemin dia bekerja di kedai ramen jadi tukang masak dan juga bekerja sambilan di sebuah bengkel. Dan Haechan dia bekerja di cafe yang tak terlalu terkenal, tapi pengunjungnya lumayan ramai.

Hh, masih SMA udah bekerja untuk bertahan hidup.

"Na, kemaren lo berantem lagi ya ama Jeno?" Tanya Haechan.

Jaemin menunduk menatap yang lebih pendek. "Hm? Kok lo tau?"

Haechan menunjuk luka disudut bibir dan di pelipis Jaemin. "Tuh! Muka lo bonyok lagi."

Jaemin terkekeh. "Abisnya si tai anjeng suka bikin emosi, Chan."

"Kenapa sih kalian berantem? Masalah apa emang?"

Jaemin mengedikan bahunya acuh. "Gak ada sih, cuma masalah kecil doang. Udahlah gausah bahas si titisan babi tuh."

"Masalah kecil aja sampe tonjok-tonjokan, coba kalo masalah gede? Koit yang ada." Cibir Haechan.

"Gak berantem gak seru, gue lebih baik di tonjok daripada diperkosa kayak kemaren. Ewh ngeri gue ingetnya."

Haechan tertawa mendengarnya. Kemudian dia melihat ada seorang pria paruh baya tapi wajahnya masih tampan, dia mengenakan jas formal ala CEO. Tapi yang mencurigakan ada seseorang yang mengendap-endap di belakangnya.

Haechan menepuk-nepuk bahu Jaemin. "Na, coba liat! Gue curiga deh, Na, sama tuh orang." Haechan menunjuk orang yang mengendap-endap dibelakang pria CEO tadi.

"Hm?" Jaemin menatap kearah ditunjuk Haechan. Kemudian dia membulatkan matanya lebar. "Dia mau nyopet, Chan!"

Mereka berdua ingin berteriak ada copet tapi copet itu keburu mengambil tas si pria itu.

"Eh?! COPET! TOLONG COPET!" Teriak si pria yang membuat orang disekitarnya mengejar si copet itu.

"Chan, cepet kita kejar!" Ajak Jaemin yang diangguki Haechan.

Mereka berdua ikut berlari mengejar copet nya.

"Lewat jalan motong, Chan. Lewat sini!" Jaemin menarik tangan Haechan untuk berlari menuju gang sempit yang tidak banyak orang yang tau.

Jaemin menyeringai ketika melihat si copet tak sadar berlari kearah mereka berdua. "Lo tau apa yang harus lo lakuin kan, Chan?" Jaemin melirik Haechan.

"Iya, Na. Asik berasa pahlawan aja gue." Ucap Haechan, mengambil tali yang tak sengaja ia lihat kemudian Jaemin memegang ujung talinya sedangkan Haechan memegang ujung lainnya.

Haechan berlari ke gedung sampingnya untuk melancarkan aksi jebakannya. Talinya mereka renggangkan agar si copet tidak sadar. Haechan memberi jempolnya ke Jaemin.

Jaemin menyeringai ketika si copet berlari mendekat dan tak sadar ada tali. Jaemin mengangkat tiga jarinya untuk aba-aba. "Satu.." Jaemin menutup jari tengahnya. "Dua.." Menutup jari manisnya. "Tiga!" Jaemin menutup jari kelingkingnya.

Jaemin dan Haechan serentak menarik talinya ketika si copet hendak melewatinya. Alhasil..

Bruk!

Si copet kesandung tali dan tersungkur ketanah. Tas yang dia pegang tak sengaja terlempar.

Jaemin menyeringai. Kemudian dia dan Haechan serentak menghampiri copet itu. Mereka berdua ber-high five ria sambil tertawa puas.

Flower Boys | Nomin ft. MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang