Pisang Epe

360 64 10
                                    

BoBoiBoy milik Animonsta Studios
Kami tidak mengambil keuntungan apapun dari sini.


Chapter VII
"Pisang Epe"
oleh
MurasakiDokugi1609

.

.

.

Hari ini Gopal senang sekali.

Bagaimana tidak, karirnya sebagai seorang koki benar-benar membuatnya bahagia. Ia biasa berkeliling dunia untuk mencari inspirasi resep baru, berhubung hobinya adalah memasak dan memakan hasil masakannya tersebut. Walaupun masakannya kurang dari kata sempurna, tapi setidaknya Yaya mau belajar memasak darinya. Temannya itu cukup payah dalam membuat kue-kue manis, terutama biskuit.

Gopal teringat ketika dia harus memperingatkan Yaya berkali-kali agar gadis itu tidak memasukkan kertas amplas ke dalam adonan biskuit.

Beberapa menit yang lalu, pesawat yang ditumpanginya telah mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar. Dari sana ia memesan taksi yang langsung mengantarkannya ke hotel tepi Pantai Losari. Nama hotel itu adalah Rinra Hotel yang letaknya bersebelahan dengan mall kecil bernama Phinisi Point.

Sesampainya di kamar hotel, ia menghela nafas lega sambil menaruh koper besarnya di sisi lemari.

"Okey lah, aku nak mandi dahulu. Selepas itu, baru lah pergi ke kedai makanan dekat pantai. Mesti seronok!"

Gopal lalu merendam dirinya dalam bathtube hotel yang diisi air hangat. Efek air hangat tersebut cukup melegakan pikiran dan tubuhnya yang kelelahan akibat perjalanan panjang dari Kuala Lumpur menuju Jakarta, dan dari Jakarta harus transit pesawat menuju Kota Makassar.

Sembari berendam, ia meraih sebuah brosur yang bertengger di dekat bathtube-nya. Sebuah kebetulan brosur itu membahas wisata kuliner di Kota Makassar. Ada coto, kapurung, songkolo, cangkuning, pallubasa, sanggara balanda, pisang ijo, pisang epe dan masih banyak lagi. Melihat tampilan makanan-makanan di brosur itu membuat perut Gopal keroncongan.

Oke. Dia bertekad untuk makan malam di pedagang makanan kaki lima sekitar pantai saja. Besok pagi baru dia akan sarapan di restoran Hotel Rinra.

Malam telah datang, Gopal berjalan-jalan di trotoar area pantai. Sesuai dengan perkiraannya, banyak warung kaki lima di sana. Beberapa dari mereka berseru-seru padanya menggunakan logat asing.

"Mari ki, mari! Ada pisang epe saus durian! Singgah ki sini."

"Mari ki mang, ada pisang ijo, jagung manis-"

Mendengar sahut-sahutan itu, Gopal langsung tertarik. Dia mulai kelaparan. Berhubung waktu sudah malam, ia memutuskan untuk memakan makanan yang tidak terlalu berat.

Gopal segera menghampiri warung seorang pedagang dengan wajah sumringah.

"Saya order pisang epe satu," katanya sambil duduk. Si penjual yang menyadari Gopal adalah pendatang dari Malaysia, langsung balas tersenyum.

"Oke, Mang. Tunggu ki sebentar nah. Minumnya mau apa?"

"Teh manis hangat satu."

"Sipp, ditunggu ya, Mang."

Tak lama kemudian, Gopal disuguhi sepiring pisang epe dengan saus durian. Tak lupa teh manis hangat dalam gelas berukuran besar menemani makan. Pemuda berdarah India itu lantas mengamati hidangannya dengan rasa ingin tahu.

Pisang epe adalah hidangan berupa pisang yang ditekan menggunakan alat press khusus hingga membuatnya pipih. Pisang itu lalu dibakar menggunakan bara arang layaknya sate. Terakhir, pisang tersebut diguyur dengan saus durian yang manis dan harum, membuat selera Gopal semakin tergugah.

Dimasukkannya sepotong pisang ke dalam mulut dan mengunyahnya perlahan. Ternyata hidangan penutup yang satu ini lumayan enak juga, pikir Gopal. Pisang yang gurih berpadu dengan saus durian manis, Gopal merasa puas dengan makan malamnya yang satu ini.

Sembari menikmati pisang epe, Gopal memandang pemandangan malam di Pantai Losari. Tampak perahu-perahu nelayan hilir-mudik di dermaga, anak-anak kecil yang ditemani orangtua mereka bermain gelembung sabun, penjual kacang rebus, riuhnya keramaian... pemandangan yang lumrah dijumpai pada setiap malam di Pantai Losari, Makassar.

Fin.

Corak KhatulistiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang