#ODA POV#
Terhitung 21 hari setelah ulang tahunku. Waktu kami bersama hanya tinggal satu minggu. Banyak sekali hal yang sudah berubah di kehidupaku. Aku yang awalnya berusaha dengan susah payah menjadi suami perhatian dan memberikan kasih sayang pada [First Name]-san akhirnya terbiasa dan menganggap hal seperti itu sebuah keharusan. Mulai dari mencium pipinya saat pagi, membantunya memasak, mencium keningnya sebelum berangkat kerja, bahkan pulang sebelum jam makan malam. Aku jarang sekali makan diluar karena gadis itu selalu membuatkan makanan yang enak untukku.
Perubahan besar juga terjadi pada [First Name]-san. Terlebih setelah kontrak kerjanya berakhir. Ia mengurus rumah dengan lebih baik selama 21 hari terakhir. Ia bangun lebih pagi dariku untuk berolahraga, membersihkan rumah dan memasak. Wanita itu bahkan membuatkanku bekal sesekali saat aku tidak memiliki pertemuan saat jam makan siang. Dan sorenya ia memasak dan menyambutku pulang dengan keadaan sudah mandi. [First Name]-san juga tidak pernah ragu saat ingin memelukku. Benar-benar perubahan yang luar biasa.
Kami juga sering pergi bersama khususnya di akhir pekan. Melihat ekspresi kagumnya saat datang dan melihat hal baru membuatku tanpa sadar mengambil gambarnya dengan ponselku. Tindakan kriminal? Yah, selama dia istriku kurasa itu tidak termasuk tindakan criminal yang perlu dilaporkan. Contohnya malam ini, aku bersamanya ke bioskop karena gadis itu bilang ada film bagus yang sedang tayang. Sayangnya film itu malah semakin membuatku tertekan.
Kisah tentang sepasang suami istri yang berpisah karena sang pria menyia-nyiakan istrinya. Bukankah itu mirip denganku? Kalau [First Name]-san bilang film seperti itu bagus, artinya pemikirannya sama dengan wanita dalam film kan?
“Odasaku… kenapa makin murung begitu?”
“Tidak apa-apa. Kita makan seafood ya? Kau kan suka lobster.” Kataku yang mencoba mengalihkan pembicaraan.
“Mn… Odasaku tidak suka filmnya ya? Aku juga kok.” Perkataannya membuatku keheranan. Bukankah dia yang ingin menonton film itu? Kenapa sekarang bilang tidak suka?
“Gin-chan bilang itu film bagus. Tapi ternyata akhirnya menyebalkan. Bukankah Odasaku sepemikiran denganku?” Tambahnya.
Tapi, kau juga akan melakukan hal yang sama padaku seperti wanita itu…
“Ah tidak. Aku tidak berpikir seperti itu.”“Jaa, kenapa Odasaku murung?”
“Meski ia menyesal dan kembali menyayangi wanita itu, tapi kalau si wanita tidak bahagia saat bersamanya bukankah sama saja?”
“Ah, jadi Odasaku memikirkan itu ya.”
Aku mengangguk dan menambahkan kalimatku. “Tapi aku kasihan pada pria itu. Ia rela melepas istrinya agar bahagia dengan orang lain dan membunuh perasaannya sendiri.”
‘Sepertiku nanti…’ Lanjutku meski hanya bisa kuucapkan di dalam hati saja.
“Tapi itu hanya film, Odasaku. Lain kali kita nonton yang lain ya? Jadi jangan murung.” Hiburnya seraya memeluk lengan kiriku.
Kita tidak punya waktu melakukan hal seperti ini lagi minggu depan,… [First Name]-san.
“Iya…”“Jaa, ayo makan lobster!! Kali ini kita pesan yang besar.” Katanya dengan semangat.
“Ha’i ha’i.”
*
*
*
Kami makan banyak, terutama [First Name]-san. Entah kenapa dia selalu tidak bisa menahan diri di depan lobster, mirip sekali dengan Dazai yang tidak mau berhenti makan kalau didepannya ada banyak kepiting. Yah, reaksi mereka juga sama sih setelah makan terlalu banyak. Buktinya gadis ini mengeluh lelah saat perjalanan pulang kerumah. Dengan sigap aku pun menggendongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Perfect Wedding [ODASAKU X READER] ✔
Romance[COMPLETE] Ayahmu terlibat hutang dengan seorang CEO muda. karena itu kamu harus menikah dengannya. Apakah pernikahan yang berawal tanpa cinta itu akan berjalan dengan sempurna? HIGHEST RANK 📣 No. 1 #Oda [11 JULI 2020] No. 1 #Kunikida [11 JULI 2020...