Happy Family

1.1K 117 2
                                    

Shubuh ini, Fawnia cek lagi tentang kehamilannya. Dicoba lagi gunakan testpack. Dan ternyata, beneran hamil. Garisnya masih ada dua.

Makanya, Abian ngajakin Fawnia buat ke Dokter kandungan pagi ini. Udah izin sama atasannya. Dan juga udah ngasih kabar sama keluarga mereka. Respon mereka ngucapin syukur dan senang banget. Secara cucu pertama dari anak mereka.

Nanti, kedua orangtua mereka juga mau datang kerumah. Diusulin sama Papanya Fawnia buat berbuka bersama aja dirumah pasutri muda itu. Jadi, nanti Ibu-Ibu bawa bahan masakan buat berbuka nanti.

--

Habis dari rumah sakit. Dokter bilang Fawnia hamil udah 1 minggu. Tadi juga sempat lihat calon bayi mereka dengan gunain USG. Masih kecil banget.

Abian bahkan ngusap sudut matanya. Masih nggak percaya kalau dia bakalan jadi Ayah. Dalam hati, terus-terusan ucap syukur kepada Yang Maha Kuasa.

Fawnia pun demikian. Sempat malu dia sama Allah. Udah ngeluh kenapa belum ada tanda-tanda dia hamil. Eh, sekarang malah dikasih sama Allah.

Dijalan pulang, Fawnia masih lihat foto yang berisi calon anak mereka. Dicetak 2, satu untuk Fawnia dan satu lagi untuk Abian. Bahkan, Abian udah nyimpan di dompet dia. Sebahagia itu emang.

"Aku masih nggak nyangka, mas.." dengan suara serak Fawnia ucapkan. Maklum, tadi sempat nangis walaupun nggak histeris.

"Mas juga, sayang. Alhamdulillah, Allah denger doa kita selama ini. Allah juga percaya sama kita, makanya Allah nitipin calon bayi ini sama kita."

Fawnia angguk setuju. Tangan kanannya turun untuk mengelus lembut perut yang sekarang udah ada kehidupan lain. Bukan cuman cacing dan bakteri lagi. Tapi, akan ada satu manusia yang tumbuh, InsyaAllah.

Abian yang lihat kasih senyum tipis. Lalu ikutan untuk ngelus perut Fawnia walaupun cuma sebentar dan kembali fokus pada kemudi.

--

Sampai rumah, Abian dengan cepat turun dan bukain pintu mobil buat Fawnia. Padahal, hal ini jarang dia lakuin. Cuma, karena sekarang hari istimewa, makanya dia mau bersikap romantis. Pftt

Fawnia senyum gemas tertahan dengan sikap Abian. Nyambut tangan kanan yang diulurin sang suami. Gandengan tangan nuju pintu rumah. Ngerutin dahi saat pintu rumah nggak terkunci. Padahal dia ingat, pintu udah terkunci dengan bener.

"Fawnia selamattttttt.."

"Astagfirullah.." Fawnia berucap kaget saat pintu dibuka ada kedua orangtua mereka dan saudara kandung mereka. Lalu tersenyum lebar saat sang Bunda mendekapnya.

"Selamat, anak Bunda. Bunda turut senang. Selalu jaga kesehatan." Ucapan lembut itu sukses membuat Fawnia nitikin air mata.

Membalas pelukan Ibu kandungnya, "Makasih, Bunda. Doaian Fawnia yah, semoga kehamilan Nia lancar." Kata Fawnia dan dijawab pasti sama Bunda.

Setelahnya, Mamanya Abian juga meluk Fawnia erat. "Selamat menantu kesayangan, Mama. Akhirnya, Mama punya cucu juga. Jaga kesehatan ya, Sayang."

"Makasih, Ma. Aamiin, semoga lancar."

Kedua Papa mereka juga ngucapin dan saudara yang lain juga.

--

Kedua Mama lagi masak buat masakan buka puasa nanti. Fawnia tadinya mau bantu, cuma sama mereka nggak dibolehin. Jadinya, Fawnia cuma diam duduk dimeja makan.

Yang laki-laki lagi diruangan depan. Abian dan Anggara, adiknya, lagi main PS. Sedangkan Papa mereka sedang ngobrol tentang bisnis dan segala yang tidak diketahui Fawnia.

Eh, Fawnia ini juga dua bersaudara. Perempuan keduanya. Adiknya itu baru kelas 1 SMA. Sekarang lagi dikamar tamu, katanya nggak enak badan tapi tetap maksaain buat ikut puasa. Karena enggak mau batal padahal Bulan Ramadhan udah mau berakhir.

"Bun, Ma, Fawnia bosannnn.." rengek Fawnia pada dua wanita itu.

"Udah, kamu disitu aja. Hari ini, biarkan Bunda dan Mama yang masak." Tegas Bunda dan diangguki oleh Mama. Lalu keduanya fokus memasak lagi.

Fawnia memajukan bibirnya, cemberut dengan respon mereka.

Abian yang masuk kedapur heran dengan tingkah istrinya. "Kenapa, dek?" Tanya Abian dan duduk di samping Fawnia.

"Kedua wanita cantik itu, nggak mau Fawnia bantuin masak. Fawnia kan bosan, mass..." adu Fawnia pada Abian.

"Ya, nggak pa-pa, dek. Ini tuh bentuk rasa senang Mama dan Bunda sama kamu." Kata Abian sambil ngelus tangan Fawnia.

"Ishhh, tapi aku bosannnnn..."

Abian ngehela napas, "Ikut mas aja, yuk. Nonton tv didepan."

"Nggak mau. Nonton tv malah bikin bosann.." tolak Fawnia.

"Kamu ajak Fawnia jalan sore aja, Bian." Ucapan Mama membuat Abian natap beliau sebelum natap Fawnia.

"Mau? Jalan-jalan?" Tanya Abian.

"Ck, yaudah. Tapi, aku mau mandi dulu." Ujar Fawnia bangkit dan jalan nuju kamar.

Abian geleng kepala dengan sikap istrinya. Belum kalau Fawnia ngidam ini.

***

Abian's Family ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang