Ingat masa itu

1.1K 152 6
                                    

Seperti yang direncanakan kemaren, Fawnia sedang menunggu Abian yang katanya bentar lagi nyampe. Padahal udah dibilang nggak usah jemput karena bakalan makan banyak waktu.

Lihat mobil suami yang udah nyampe depan pagar, buru-buru hampirin sambil masang tas kecil yang isinya mukenah, peci, dompet, hape, sama lipstik.

Kaca jendela kebuka, "Dek, tolong buka lebar pagarnya."

Jelas dong Fawnia bingun, "Loh? Tapi katanya mau pergi."

Abian terkekeh, "Pake motor aja yah, kalau pake mobil pasti macet."

Iya, selain punya mobil, Abian juga punya motor. Cuma sekarang udah jarang dipake aja. Kemana-mana selalu pake mobil.

Fawnia ngangguk, ngerti maksud suaminya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fawnia ngangguk, ngerti maksud suaminya. Dan memilih buka pagar agar mobil Abian masuk. Terus ngikutin dari belakang buat buka garasi.

Abian keluar sambil kendarain motornya. Untung aja tiap pagi Abian selalu manasin itu motor, walaupun jarang dipake. Sambil tangan kirinya nenteng helm buat Fawnia.

"Makasih, mas." Ujar Fawnia nerima helm dari Abian.

Sedangkan Abian turun dulu buat nutup pintu garasi. Setelah semuanya selesai, mereka segara berangkat. Iya, tanpa Abian yang mandi terlebih dahulu. Gak pa-pa kalau kata Fawnia, Abian tetap wangi.

--

Sekarang masih jam 4-an sih dan mereka udah nyampe di toko yang jual peralatan elektronik. Lumayan lengkap isi tokonya. Dan juga, Fawnia beli disini karena temennya juga beli disini. Harganya murah tapi barangnya nggak murahan.

Setelah markirin motor, pasangan suami istri itu masuk kedalam toko dua pintu itu. Dari depan juga udah banyak banget barang-barang elektronik yang bagus.

Fawnia berusaha fokus buat nyari oven aja. Soalnya kalau nggak gitu, suka khilaf lihat barang bagus begini.

Ada satu pegawainya yang nanyain mereka mau beli apa. Dan Fawnia bilang mau nyari oven listrik. Sama pegawai itu mereka dituntun buat ke bagian oven gitu.

Sampai disana pegawai tersebut jelasin satu-satu oven yang mereka jual. Dan itu sukses buat Fawnia bingung.

"Mas, beli yang mana?" Tanyanya pada Abian bingung.

Abian juga ikutan bingung, mana ngerti dia urusan beginian. "Terserah adek aja. Mana yang adek suka, beli aja."

Fawnia sedikit mencebik karena Abian nggak ngasih bantuan. Akhirnya lihat-lihat lagi dan mutusin buat oven listrik yang pegawainya bilang nggak perlu make watt tinggi.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Abian's Family ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang