Part X

1.7K 242 267
                                    

*****

Maaf bila ada kesalahan kata maupun kalimat dalam penulisan cerita

*****

Casanova & House Maid
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Seoul, South Korea


Sampai senja datang menyapa dan cahaya orange menembus kaca mobil. Jimin masih menyandarkan kepala nya di bahu seulgi. Jimin tak bergerak sama sekali, sampai Seulgi sendiri tak tau pria itu tertidur atau malah sudah mati.

Sedari tadi seulgi hanya diam saja meminjamkan bahu serta tangan nya untuk digenggam jimin tanpa berbicara ataupun membuat kegarakan. Karena ia tau, membangunkan pria itu bukan lah pilihan yang tepat.

'Drrtt... Drrttt... '

Suara getaran ponsel di dashboard membuat mata seulgi beralih melihat nya, itu ponsel jimin. Tanpa basa basi lagi, seulgi pun menguncang sedikit tubuh pria yang bersandar padanya untuk memberitau jika ada telfon masuk.

"Eung.. Tu-tuan jimin" dengan suara gugup seulgi menguncang tubuh jimin.

Jimin tak bereaksi, tubuh nya tetap diam dan mata nya tertutup rapat. Terlihat darah sudah mengering disana dan luka lebam makin membiru.

"Tuan??" lagi, seulgi coba membangunkan nya lagi tapi jimin tetap tak bergerak sedikit pun.

'Astaga, apa dia mati??'

Digerayangi fikiran negativ , seulgi pun menggeser bahu nya dan sontak saja kepala jimin dengan lemas langsung jatuh ke pangkuan nya.

"Yak! Bangun!" tangan seulgi menepuk pipi jimin cukup kasar sekarang karena takut.

"Hey.. Jangan main main brengsek! Kau pasti tidak mati kan?" seulgi kehilangan akal, mulut nya sudah tidak berlagak manis lagi pada jimin sekarang.

Merasa ada yang tidak beres, seulgi dengan berani mengangkat jari telunjuk nya kemudian menaruh nya di depan hidung jimin.

Sejenak ia menaruh jarinya itu disana, mencoba merasakan deru nafas jimin yang ternyata secara mengejutkan tidak berhembus sama sekali.

"Tidak mungkin" seulgi bergumam dengan mata melebar. "Hey.. Park jimin.. Bangun. Hikss.. Kau tidak mati kan? Jangan bercanda dengan ku sialan!"

Airmata tiba tiba menuruni pipi seulgi, wanita itu menguncang hebat tubuh lemas jimin seperti orang kesetanan sekarang.

"Huaaa... Kenapa kau mati park jimin,  aku tau kau bajingan, tapi kenapa kau mati secepat ini, dosa mu kan masih banyak.. Huaaaa.. Hiksss.. Hikkss... Setidak nya kalau mau mati jangan dipangkuan ku, carilah tempat lain bodoh! Hikss hikss"

Seulgi terus menangis, menangis dan menangis. Ia tak tau mengapa dirinya menangis seperti orang tidak waras. Entah itu karena rasa sedih atau marah. Seulgi tak tau, yang ia tau jimin telah mati dan membuat nya otomatis menangis.

"Berisik!"

"Huh?" tangisan seulgi sontak berhenti seketika.

"Kau berisik pelayan kang"

"KYAAAA...."

'Dug.. '

'Akhh.. "

Seulgi berteriak sekencang mungkin saat mendengar suara jimin berbicara  padanya, karena kaget ia reflek mendorong kepala pria itu dari pangkuan nya hingga membentur dashboard.

[End] Casanova & House MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang