Epilog

2.5K 231 150
                                    


*****

Maaf bila ada kesalahan kata maupun kalimat dalam penulisan cerita

*****

Casanova & House Maid
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Seoul, South Korea

Seulgi pov...

Tak pernah terfikir sebelum nya oleh otak ku, bahwa jimin akan pergi secepat ini. Pria itu pergi sangat jauh sekali, ke alam dimana manusia yang masih bernafas tak akan bisa mengapai nya.

Tepat didepan mata, ku lihat ia sedang tertidur cukup pulas di dalam sebuah kotak peti kayu saat ini. Derai airmata dari orang orang terdekat jatuh menetes tanpa henti, begitu pula airmata ku.

Hari ini, jimin dimakam kan bersamaan dengan hyun jung dan juga sang adik, park jungkook. Kejadian berdarah yang merenggut nyawa hampir seluruh anggota royal family park itu membuat geger seluruh jagat korea. Banyak media menyiarkan semua berita, orang orang dirundung duka dan banyak yang bertanya tanya kenapa kejadian itu bisa terjadi.

Sehun dan ahrin telah dimakan kan kemarin oleh keluarga masing masing, kedua nya sama sama dimakam kan dan dikremasi di busan, tempat kelahiran mereka.

Airmata ku kembali jatuh kala seokjin dan taehyung memberiku waktu sejenak untuk melihat jasad jimin untuk terakhir kali sebelum dimakam kan.

Ku lihat wajah nya, ku sentuh pipi nya kemudian ku tangisi lagi kematian nya. Rasa hati sudah tak karuan, merasakan kenapa jimin harus mati demi diriku. Sedih? Tentu saja, bahkan lebih dari itu. Kematian jimin bukan hanya membawa rasa sedih di hati ku, namun juga membawa kepiluan yang amat sangat dalam sampai menusuk ke seluruh rongga perasaan dan fikiran. Sakit, sungguh sakit sekali rasanya.

Tak sampai disitu saja, setelah jimin menghembuskan nafas nya untuk terakhir kali, sebuah fakta terlambat aku sadari. Siapa yang mengira, jika ternyata pria itu dulu adalah calon tunangan ku, dia adalah lelaki yang dulu di ceritakan oleh appa akan dinikah kan dengan ku, tapi tak jadi karena dia menikahi wanita lain.

Fakta itu ku ketaui dari mulut appa jimin dan appa ku sendiri. Ternyata mereka berdua adalah sahabat lama dan aku tak mengatehui nya, seperti nya jimin juga demikian.

Aku juga baru tau jika jimin rupanya sudah mengembalikan semua harta appa ku sebelum ia menemui ajal nya. Pria itu mengembalikan semua nya dengan utuh tanpa tertinggal sepeser pun. Bahkan ia juga meninggalkan sebuah pesan pada secarik kertas yang bertuliskan...

Maaf untuk segala nya, ku harap kau tak membenci ku setelah ini.

Singkat dan pendek, hanya itulah pesan terakhir yang jimin tuliskan untuk ku.

Waktu telah menjelang sore, tak terasa sudah satu jam lamanya aku mengusap pipi dingin jimin sembari menangisi nya.

Tak berapa lama kemudian beberapa orang masuk, memberitau ku jika waktu pemakaman telah tiba, peti kayu itu diangkat, di bawa keluar dari
Rumah duka dan diangkut menuju kesebuah hamparan tanah luas yang di tumbuhi rerumputan hijau.

Hati ku menjerit kala peti berisi tubuh jimin di turun kan ketanah kemudian ditimbun hingga padat, kudengar di pemakaman sebelah tepat nya makam jungkook, terdengar suara wanita yang menjerit histeris, sepertinya dia adalah kim yerim.

Wanita cantik itu terlihat meraung, menangisi calon suami nya yang pergi ke alam yang sama dengan jimin. Mata ku memanas melihat itu, aku tau betapa sedih nya calon istri jungkook itu karena ditinggal dalam keadaan sedang hamil.

Hujan rintik mulai turun, membuat semua pelayat yang semula berkerumun di dekat makam jimin, jungkook dan hyun jung mulai berhamburan pergi.

Aku tak beranjak sama sekali, kaki ku tetap terdiam didepan gundukan tanah yang baru saja di buat itu. Tubuh ku basah di guyur rintik hujan, namun aku tak memilih berteduh meski rasa dingin menyerang kulit dan menusuk sendi ku hingga ngilu.

Aku mendekati pusaran jimin, berjongkok didepan nya kemudian menarik senyum termanis yang ku punya.

"Kau brengsek sekali, kenapa pergi tak mengajak ku, bagaimana jika aku merindukan mu? Kau telah membuat ku jatuh hati padamu, jadi bagaimana bisa aku menahan rindu untuk mu. Aku tak ingin hidup sendirian didunia ini tanpa mu jimin-a. Aku mencintai mu, aku ingin hidup bersama dengan mu selama nya, sesuai permintaan mu hari itu, aku akan selalu berada disisi mu jim"

Mulut ku berbicara pada gundukan tanah seperti orang tidak waras, ya.. Aku memang sudah kehilangan kewarasan, bahkan aku juga rasanya telah kehilangan segala nya. Mungkin di mata semua orang aku masih lah manusia normal yang bernafas dengan udara, namun kenyataan nya aku seperti sudah mati karena separuh jiwa ku terbawa oleh jimin.

Setelah beberapa menit berada di pusaran jimin, kaki ku memilih untuk melangkah pergi meninggalkan area pemakaman. Berjalan menuju sebuah jembatan besar diatas sungai han kemudian merasakan angin yang berhembus kencang disana.

Hujan telah reda, tapi hujan di hati ku masih turun cukup deras. Mata ku tak pernah kering, setiap detik selalu mengeluarkan air hingga membuat kelopak nya bengkak dan memerah.

Aku tak sanggup, jujur seumur hidup baru kali ini aku mencintai seorang pria, dan dia adalah jimin. Aku mencintai nya dari lubuk hati ku yanh paling dalam. Aku ingin bersama nya, memaafkan nya dan mencoba untuk menerima nya. Tapi apa boleh buat, saat rasa itu ada, jimin malah pergi jauh meninggalkan dunia.

Aku mencoba sebisa mungkin untuk menerima kepergian nya, tapi rasanya tetap saja berat. bayangan tentang sosok jimin sudah terlalu melekat kuat di setiap sudut fikiran ku.

Semilir angin mulai bertiup cukup kencang, ku arah kan mata ku melihat hamparan air dibawah jembatan. Tanpa berfikir apapun lagi, aku pun memanjat pembatas jembatan dan berdiri tepat diatas nya.

Ku pejam kan mataku, air merembes lagi membasahi pipi. Fikiran ku sudah buntu, aku ingin bersama dengan jimin dimana pun dia berada. Menemani nya menyusuri alam dimana semua jiwa manusia kekal disana. Aku melompat, membiarkan tubuh ku jatuh kebawah jembatan dan tenggelam di air sungai yang dingin, hingga pada akhirnya..........
















Aku pun pergi menyusul jimin......



'Jimin-a...aku datang menyusul mu, ayo bersama sama kita tinggalkan dunia yang jahat ini, dunia yang tak pernah mengijinkan kita untuk bahagia sama sekali'

Seulgi pov end...

******

End

Hmmm.. Dan pada akhirnya bener bener sad ending. :')

Aku ucapkan terima kasih banyak kepada para pembaca yang udah ikutin cerita ini mulai dari chap awal hingga akhir. Apalagi yang komen komen, dan vote. Aku berterima kasih banyak banyak pokok nya 😘😘😘

Maaf kalo ending cerita nya tak sesuai dengan yang di harapkan. Aku dah berusaha puter otak buat nyelesain cerita ini dan hanya ini yang bisa ku ketik :)

Oke segitu dulu cakap cakap dari aku, sampai jumpa di cerita cerita aku selanjutnya ya

Bye bye

See you next story......

















[End] Casanova & House MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang