Prolog

2.4K 181 14
                                    

Dia tidak paham, dengan situasi yang tengah dia rasakan. Sensasi keramaian yang sangat jarang ia temukan. Membuat ia merasa terbuai akan kenyamanan. Hingga yang ia lakukan hanya terpejam tanpa memperhatikan sekitar.

Dia tak paham, dengan apa yang tengah terjadi. Orang-orang saling meneriaki, dan entah kenapa ia merasa teriakan itu tertuju pada dirinya sendiri. Tapi ia tidak ingin, tidak ingin membuka matanya barang sekejap. Karena ia hanya ingin merasakan sensasi kebebasan nya kali ini.

Sekali lagi dia tak paham, dengan suara aneh yang semakin kesini membuat ia kebingungan. Suara bising yang bukan nya mengantar ia pada kenyamanan tapi malahan mempertemukan dirinya pada rasa yang dinamakan kegelisahan tak berkesudahan. Ini adalah kali pertama ia mendengar suara berisik dan menganggu itu, membuat dia rasa-rasanya ingin menghilang saja.

Hingga saat lengkingan suara berisik itu semakin terdengar jelas dan mendekat. Dia pun membuka mata, menoleh ke samping kiri. Sampai manik abunya membola melihat bagaimana laju benda berwarna kuning besar bergerak semakin mendekat.

Banyak orang yang berteriak memintanya untuk menyingkir sedari tadi. Tapi entah kenapa kedua kaki laki-laki itu enggan beranjak. Terpaku di tengah jalan seolah ada lem yang membuat ia tak bisa kemana-mana.

Dan saat benda yang ia lihat memiliki banyak roda itu semakin mendekat dia kembali memejam, berharap jika dia bisa menghilang saat itu juga dan bisa terhindar dari bahaya.

Tapi bukan nya merasakan pindah tempat, laki-laki bersurai panjang itu merasa tubuhnya melayang dengan tangan seseorang yang melingkar di perutnya. Ia belum berani membuka mata, karena yang ia takutkan adalah dia tengah di peluk oleh malaikat pencabut nyawa.

Oh.. ayolah dia baru saja bebas, mendarat dengan selamat. Tapi kenapa harus mati secepat ini?

"Minggir dari tubuh gue."

Ehh.. dia tersentak saat mendengar suara dingin seseorang. Lantas ia membuka mata, dan langsung tercengang saat itu juga. Bagaimana tidak? Di depan nya terdapat seorang remaja laki-laki berseragam sekolah tengah menatapnya tajam. Sementara dia, posisinya berada di atas tubuh laki-laki tak di kenalnya itu.

Ahh.. jika melihat bagaimana posisi mereka sekarang. Mungkin orang lain akan berpikir macam-macam.

"Minggir." Desis orang itu lagi.

Dan dengan segera ia langsung berdiri dari posisinya. Ia mengendarkan pandangan nya ke sekitar, sembari menunggu laki-laki tersebut bangkit dari posisinya.

Dan setelah mencermati dalam-dalam. Dia baru sadar jika ia berada di pinggir jalan.

"Lo kalo mau bunuh diri. Ga usah di tengah jalan. Ngerepotin. Ke tengah laut aja sono."

Dia segera mengalihkan pandangan nya menatap bagaimana punggung orang itu berjalan menjauh, sesaat setelah mengatakan kalimat barusan.

Dia tersenyum.. senyum yang terlihat penuh bahagia dan warna. Kepalanya ia miringkan, berusaha memotret bagaimana punggung tegap itu telah berhasil menyelamatkan nya dari bahaya.

"Ahh... penyelamat saya sungguh luar biasa." Gumamnya. Sambil mengikuti laju langkah dari orang tak di kenalnya yang ia sebut sebagai penyelamat.

🍃🍃🍃

Tangan aku suka gatelan 😬😬 bikin cerita baru langsung publish saat itu juga. Padahal cerita yang lain belum semuanya selesai 😧 harap di maklum ya.. 🙏 aku orangnya emang kayak gini 😥

Ini baru awalan kita pemanasan dulu 😆😆

Semoga suka 😘

Dua KehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang