Setelah menempuh perjalanan selama lima belas menit. Akhirnya Arxeyan dan Saga tiba di halaman apartement mewah yang bangunan nya sangat menjulang tinggi.
Mulut Arxeyan bahkan sampai menganga lebar. Dengan binar di matanya yang tampak terpukau. Ini baru pertama kalinya ia melihat rumah setinggi itu. Dan Arxeyan benar-benar di buat kagum akan hal itu.
"Turun. Kita udah sampai." Ucapan sarkas Saga membuat Arxeyan tersadar dari keterpukauan nya. Arxeyan mengedipkan matanya berulang kali, lalu menundukan kepalanya yang semula mendongak guna menatap gedung apartement.
"Sampai dimana? Ohhh... rumah ini rumah kamu ya? Woahhh.. Saga rumah kamu besar sekali. Senang sekali saya bisa ke rumah Saga dan berkunjung kesini."
Saga membuang nafas kasar mendengar Arxeyan yang mulai mem-beo tak jelas.
"Serah lo mau ngomong apa. Cepetan turun. Gue mau parkirin dulu motor gue." Titah Saga.
Arxeyan terdiam, tangan nya yang masih setia melingkar di perut Saga ia eratkan dan tubuhnya semakin ia tempelkan di punggung Saga. Mengundang tatapan aneh dari orang-orang yang melewati mereka.
Saga yang mulai merasa risih dengan tindakan Arxeyan. Lantas mengguncang-guncang tubuhnya ke kiri dan ke kanan. Berharap agar Arxeyan melepas pelukan.
"Astaga nih anak bener-bener titisan cicak." Batin Saga berucap. Ia kembali membuang nafasnya sambil meraup wajah letihnya, berharap dengan begitu ia bisa Mengudarakan rasa malu dan gondok yang tengah ia rasakan.
"Heh... Bego lepas pelukan lo anjing." Nah kan... kalo Saga sudah ngomong kasar. Itu artinya Saga sudah benar-benar berada di ujung kekesalan.
Biasanya orang akan takut mendengar ucapan atau sentakan kasar Saga. Memangnya siapa yang akan berani melawan Saga? Laki-laki galak, jutek dan Sarkas itu memiliki seribu satu cara untuk melumpuhkan musuhnya lewat kata-kata. Tapi sayang mungkin detik ini, menit ini, jam ini asumsi itu harus terabaikan. Lihat saja, bukan nya takut pada Saga, Arxeyan malah menyamankan pelukan nya dan sesekali hidung mancung laki-laki itu di gesek-gesekan ke punggung Saga yang di balut jaket bomber hitam.
Dan kalian tau apa yang Saga rasakan?
Malu setengah mati!! Untung saja helm fullface nya yang tengah ia pakai tidak ia lepaskan. Jadi ia bisa sedikit bernafas lega bahwa Wajahnya tidak terekspos di depan banyak orang.
Sayup-sayup telinga Saga mendengar ucapan beberapa orang yang mengatakan jika dia dan Arxeyan adalah pasangan yang menyukai sesama jenis dan tengah menunjukan kemesraan di depan umum.
Sungguh rasa-rasanya Saga ingin sekali menenggelamkan dirinya di palung mariana. Agar tidak muncul lagi ke permukaan. Dia benar-benar sangat malu sekarang. Siapapun tolong Saga agar bisa keluar dari situasi memalukan ini!!
"Turun bego." Perintah Saga tegas. Bahkan Arxeyan dapat merasakan aura dingin dari kata yang terlontar dari mulut Saga.
Dengan perasaan tak rela dan bibir yang mengerucut sebal. Arxeyan melepas pelukan nya. Namun ia tidak beranjak sama sekali dari tempatnya membuat Saga lagi-lagi harus menahan kekesalan nya kembali.
"Turun." Tekan Saga. Saat merasa jika Arxeyan belum turun dari motornya juga.
Arxeyan meliarkan pandangan nya menatap halaman apartement yang super luas. Sembari otaknya ia paksa bekerja untuk mencari sebuah solusi dari masalah yang kini ia hadapi. Merasa jika ia tidak bisa memecahkan permasalahan ini, Arxeyan kembali mencondongkan tubuhnya. Dengan tangan kanan yang mengetuk bagian belakang helm Saga.
"Tuk tuk tuk.. Saga, Saya mau tanya. Ini cara turun nya harus gimana? Pake terbang-terbang atau menghilang?."
Di tempatnya Saga langsung Sweetdrop. Disini ada balok besi tidak? Saga ingin sekali memukul kepala orang aneh di boncengan nya itu supaya otaknya waras sedikit. Ada ya.. manusia modelan Arxeyan. Luar biasa menguji kesabaran dan ketabahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Kehidupan
Teen Fiction"aku adalah pelindungmu dan kau adalah penyelamatku." . . . Di tengah kebisingan, akan hiruk pikuknya kota metropolitan. dua orang yang tak saling kenal akhirnya di pertemukan. Si Galak yang selalu bertahan di tengah kesendirian saling berjabat tang...