"TSUKASA!!"
Yang di teriaki terlihat tidak peduli dan hanya berlarian kesana kemari sambil mengacungkan pisau dapur yang tajam seakan itu adalah permen lollipop, Amane menghela nafas berat sejak pagi tadi Tsukasa benar-benar hiperaktif berlarian kesana-kemari saking senangnya karena hari ini seharian penuh akan menghabiskan waktu dengan Amane.
"Ne ne Amane.."
Tsukasa tersenyum lebar menghadap wajah Amane dengan memegang erat pisaunya di dadanya membuat Amane ngeri dengan pisau dapur itu.
Bahkan Amane yakin tadi seperti melihat sekilas sosok malaikat pencabut nyawa berjarak beberapa meter dari belakang Tsukasa kalau saja tadi Amane terlalu dekat dengan pisau dapur yang di pegang kembarannya itu.
Kemarin Tsukasa sempat lepas kendali dan kembali melukainya karena Tsukasa sedang marah pada Anjing liar yang akan di sentuhnya tapi malah menggigit tangan Tsukasa, lantas Amane yang menahan agar Tsukasa tidak membunuh anjing itu pun akhirnya malah menjadi korban amarah Tsukasa.
'Dasar Tsukasa! Dikira tertusuk pisau itu seperti di gigit semut atau bagaimana_-' Batin Amane kesal sedangkan si pelaku hanya memasang wajah polos tersenyum lebarnya seperti biasanya.
"Amane mau main gunting-batu-kertas denganku lagiii???"Tanya Tsukasa antusias, Amane menghela nafas berat lalu merampas pisau Tsukasa.
"Tidak ada main Gunting-Batu-Kertas lagi!"Tegas Amane seraya memutar langkah menuju dapur, wajah Tsukasa berubah kecewa lalu berjalan mengekori Amane memandangi Amane dengan tatapan bertanya.
"Kenapa?"Tanya Tsukasa dengan jari telunjuk dibibirnya, wajah polos itu benar-benar membuat Amane ingin menarik ucapan terima kasihnya pada Kamisama beberapa hari lalu saat festival olah raga.
"Karena itu berbahaya!(Bagiku)"
"Heeee tapi itu mengasyikkan!"
Amane menarik nafas berusaha sabar menghadapi kembarannya lalu menyentil kening Tsukasa gemas.
Siapa juga yang mau main gunting-batu-kertas ala Tsukasa?
Yang mana yang kalah akan di hukum, semisal Tsukasa menang dengan pilihan guntingnya maka Amane harus di hukum dengan gunting entah itu ditancapkan atau di goreskan secara kasar pada tubuhnya sedangkan kalau Tsukasa kalah maka tandanya Amane selamat dari hukuman.
Tidak adil?
Adil dong!
Semua sudah mutlak adil kalau Tsukasa yang memutuskan:)
"Sudahlah, kau tidak capek? Sejak pagi tadi kau sudah meracau tidak jelas mengelilingi rumah"
Tsukasa menggeleng semangat.
"Aku tidak pernah capek jika bermain dengan Amane!"
Amane memutar bola matanya malas, sudah Amane duga akan seperti itu jawabannya.
"Kau tidak ingin es krim?"Tawar Amane berusaha mengalihkan minat Tsukasa agar tidak lagi sibuk mengajak bermain gunting-batu-kertas lagi, Tsukasa mengangguk antusias.
"Kalau begitu ayo kita beli es krim~"Ajak Amane semangat karena rencananya berhasil.
Naas, belum sempat si kembar Yugi itu keluar dari rumahnya tiba-tiba hujan turun deras membuat mereka gagal membeli es krim di kedai langganan mereka.
"Hoo di luar hujan! Amane Amane ayo kita hujan-hujanan di luar!!"Pekik Tsukasa antusias sambil menunjuk-nunjuk keluar jendela, Amane menghela nafas lalu tersenyum.
Bukannya tidak mau, hanya saja Amane harus menjaga diri agar tidak demam karena kalau dia sakit pasti bakalan tidak ada pemasukan untuk mengisi isi kulkas mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Life || JSHK
Fanfiction"Umur Yashiro tersisa tinggal tahun depan" Setelah sekian kalinya mencoba menyelamatkan umur Nene yang tinggal sedikit hingga menjebak Nene di dunia lukisan akhirnya Hanako menyerah memutuskan menemani gadis itu hingga akhir. Hey, kalian percaya rei...