3:Baby Rat

1.4K 143 86
                                    

"Yugi Tsukasa"

"Haadir~"

Tsukasa tersenyum riang seperti biasa kearah guru yang mengabsennya lalu kembali melihat keluar jendela sambil memikirkan banyak hal.

Tsukasa selalu memikirkan tentang traumanya yang tak kunjung sembuh dan terkadang rasanya dia tersiksa menahan hasratnya untuk melukai seseorang, sekarang dia benci ketika dia melihat Amane dekat dengan orang selain dirinya karena selama ini Tsukasa cuma punya Amane dihidupnya.

Orang tuanya? Tsukasa tak pernah sudi memanggil mereka orang tuanya karena mereka sudah menyakiti Amane dengan keputusan egois mereka dimasa lalu dan selalu membuat Amane menangis diam-diam setiap malamnya.

Orang tua mereka sering bertengkar karena ayah mereka berselingkuh ditambah hutang-piutang mereka yang melilit dan karena ayah mereka sering pulang malam, Ibu mereka menjadi depresi dan sering memukuli Amane.

Ayah mereka juga membebankan kesalahan penculikan Tsukasa pada Ibu mereka sedangkan Ibunya menyalahkan kelalaian Amane dalam mengawasi Tsukasa ketika mereka bermain bersama.

Tsukasa menghela nafas kasar mengingat memori kelam itu, seandainya Tsukasa membunuh orang tuanya lebih cepat pasti Amane tak perlu merasakan luka itu lebih lama pikir Tsukasa.

Tapi, tak apa! Sebentar lagi orang tua mereka akan pulang kerumah setelah bisnis mereka selesai dan Tsukasa akan segera menghabisi kedua orang tuanya agar Amane akan jadi miliknya seutuhnya.

Tsukasa tersenyum samar mengingat rencananya sampai akhirnya imajinasinya buyar karena suara bel istirahat, Tsukasa tersenyum lebar dan langsung berlari menuju kelas Amane seperti biasanya sesaat setelah gurunya keluar dari kelas.

"I-SHA-SHI-BU-RI AMANE!!"Teriak Tsukasa antusias memeluk Amane erat mengabaikan sekelilingnya seperti biasa lalu tersenyum lebar kearah kembarannya yang membawa tas kecil berisi 2 bekal makanan.

"Tsu-Tsukasa?"

"Are? Kapan Amane membalut luka-luka ini?"Tanya Tsukasa polos, Amane tidak menjawab melainkan langsung menarik tangan Tsukasa dan mengajaknya pergi dari kelasnya untuk menuju ke atap sekolah.

Begitu sampai di atap sekolah, Amane melepas genggaman tangannya lalu memegang kedua pundak Tsukasa sambil berusaha menatap lekat-lekat kembarannya namun memori kelamnya membuat Amane gagal menatap lekat-lekat kembarannya itu.

"Ja-Jangan pernah membahas lukaku di depan Yashiro"Ucap Amane lirih namun masih terdengar jelas di telinga Tsukasa, lelaki itu tersenyum misterius lalu mengangkat dagu kembarannya.

"Hee, Amane ingin terlihat keren didepan Yashiro-chan huh?Kawaii ne~"

Amane menepis tangan Tsukasa lalu menghela nafas menarik tangan Tsukasa untuk mengajaknya duduk menikmati bekalnya.

"Ma-Makanlah!"

Tsukasa tersenyum lebar lalu mengangguk antusias mengambil bekalnya.

"Itadakimasu!"

Amane memandangi Tsukasa yang memakan lahap bekalnya beberapa menit barulah membuka bekal makanannya dan memakannya.

"Nee Nee Amane!"

"Ada apa?"

"Sebentar lagi ada acara StarGazer, Amane mau melihat bintang jatuh denganku lagi tahun ini?"

"So-Soal itu..."

Amane ingat acara tahunan kelas astronominya itu, Amane sudah berniat mengajak Nene tapi sepertinya mau tidak mau dia harus menemani Tsukasa dulu baru bisa menikmati melihat bintang dengan Nene berdua saja.

After Life || JSHKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang