Pagi itu Tsukasa benar-benar bersemangat terbangun lebih awal untuk memasak sarapan mereka yang berupa pancake sedangkan Amane sedang mengemasi kue-kue kecil yang akan di jualnya seperti biasa, Amane tersenyum melihat kembarannya kini sudah bisa memasak pancake tanpa gagal lagi dan itu sedikit meringankan beban Amane di pagi hari.
"Yosh sudah selesai! Tsukasa, aku menitipkan kue-kue ini dulu ya? Kau tata sarapannya di meja makan dulu dan kalau kau mau sarapan dulu juga tidak apa-apa"Pamit Amane memasukkan toples-toples kuenya ke tas tentengnya sedangkan Tsukasa menggeleng memeluk Amane.
"Aku akan menunggu Amane untuk sarapan bersama~!"
"Tsukasa! Perhatikan pancake-nya nanti gosong!"Tegur Amane menyentil kening Tsukasa agar melepaskan pelukannya, Tsukasa nyengir melepaskan pelukannya lalu kembali fokus dengan pancake-nya.
Setelah selesai memasukkan toples-toplesnya, Amane pun segera berangkat menuju toko langganannya dimana biasanya dia menitipkan kuenya.
Di tengah perjalanannya Amane bersenandung kecil sambil berpikir ingin mengajari Tsukasa apalagi entah kenapa keberhasilannya mengajari Tsukasa membuat pancake menjadi kepuasan tersendiri bagi Amane.
"Hmm, apa kuajari membersihkan rumah juga ya? Atau kuajari resep lainnya? Sepertinya Tsukasa sedang senang belajar memasak, lagipula aku tak mungkin membiarkan Tsukasa memasak pancake setiap hari bisa sekarat anggaran uangku nanti_-"Pikir Amane mencoba memikirkan resep sederhana apalagi yang akan Amane ajarkan pada Tsukasa.
"Ah, sepertinya aku tahu apa yang harus ku ajarkan pada Tsukasa lagi!"Gumam Amane antusias tidak sabar untuk segera mengajari Tsukasa memasak lagi.
Jujur saja, Amane sedikit gemas melihat betapa menggemaskannya kembarannya itu ketika akhirnya berhasil membuat pancake dengan matang sempurna.
Saat itu Tsukasa tersenyum bangga dengan wajah penuh adonan pancake serta selai namun manik Ambernya itu tak bisa lepas dari Pancake-nya yang berhasil di buat itu.
Apalagi sewaktu Tsukasa tersenyum lebar mengatakan 'Arigatou' pada Amane sesaat setelah Amane mengatakan jika Pancake Tsukasa berhasil.
Wajahnya benar-benar polos untuk ukuran remaja berumur 17 tahun bahkan Amane sampai lupa kalau yang tersenyum itu adalah kembarannya namun Amane malah menganggapnya seperti bocah umur 5 tahun setelah berhasil menulis abjad dengan baik dan benar.
Tsukasa memang menggemaskan:(
-At School-
"Ohayou Nene~❤"Sapa Amane memeluk Nene dari belakang membuat Nene terkejut lalu tersenyum.
"Ohayou Amane-kun~!"
Sesaat kemudian setelah Nene melirik jam tangannya dia pun mengerutkan alisnya lalu memandangi Amane bingung.
"Are? Tumben Amane-kun berangkat lebih awal dari biasanya, ada apa?"Tanya Nene heran karena biasanya Amane datang beberapa menit sebelum bel masuk berbunyi, Amane tertawa kecil.
"Hari ini aku hanya membuat bekal dan tidak memasak sarapan makanya jadi bisa berangkat lebih awal"
"Hee? Jadi, Amane-kun belum sarapan?"
"Aku sudah sarapan~"
"Hah? Lalu siapa yang memasak sarapannya kalau bukan Amane-kun?"
"Tsukasa~"
"Hah?! Tsu-Tsukasa-kun bisa memasak?!"
Amane tertawa.
"Sebenarnya, kemarin aku mengajarinya membuat pancake yah walaupun sempat banyak kekacauan tapi akhirnya Tsukasa berhasil membuat pancake yang normal"Cerita Amane puas.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Life || JSHK
Fanfiction"Umur Yashiro tersisa tinggal tahun depan" Setelah sekian kalinya mencoba menyelamatkan umur Nene yang tinggal sedikit hingga menjebak Nene di dunia lukisan akhirnya Hanako menyerah memutuskan menemani gadis itu hingga akhir. Hey, kalian percaya rei...