•
Beberapa orang atau benda, hanya datang menjadi cameo
Tapi mereka, menyelipkan kenangan yang indah nan berharga.
•
Mingyu tidak menyangka jika mereka berdua habiskan waktu dari siang sampai petang hari hanya untuk makan siang serta mengobrol. Meski lebih didominasi oleh Eunwoo dan Mingyu hanya sesekali menanggapi, nyatanya alur perbincangan mereka tidak berjalan satu arah. Eunwoo adalah tipe orang yang punya daya tarik saat berbicara, sementara Mingyu sendiri adalah tipe pendengar setia yang akan berikan respon kecil yang mampu membuat orang akan semangat bercerita.
"Gyu, boleh aku bertanya?" Pertanyaan itu dilontarkan oleh Eunwoo,
"Tentu, tidak ada yang melarangnya." Jawab lawan bicaranya, Mingyu.
"Masa lalu apa yang membuatmu seperti ini? Kurasa kau tahu maksudku." Kata Eunwoo dengan tatapan mata yang tertuju pada wajah indah di hadapannya.
Mingyu mengangkat kepalanya, kedua pasang mata saling bertemu. Mingyu bimbang, haruskah ia menceritakan masa lalunya? Jika iya, tidak masalah bukan?
"Ini hanya masalah takdir," mula Mingyu sebelum menceritakan keseluruhan kisah hidupnya selama ini.
•
•
•
Eunwoo mengepalkan kedua tangannya, setelah Mingyu selesai menjelaskan semuanya. Mengapa pria itu begitu jahat?
Eunwoo meraih tangan Mingyu dan menggenggamnya dengan erat, keterkejutan Mingyu tak terelakkan.
"Kalau saja aku lebih dulu menemukanmu, sudah pasti aku akan membahagiakanmu." Ucapnya tiba-tiba,
Mingyu menarik tangannya secara paksa, lalu menatap Eunwoo dengan tenang.
"Mungkin kau juga akan seperti dia Woo. Aku yang sekarang dan dulu berbeda, dan kurasa kau akan melakukan hal yang sama sepertinya. Terimakasih atas niatmu untuk membahagiakan ku, aku tersanjung mendengarnya." Ucap Mingyu sembari tersenyum tipis kepada Eunwoo.
Mingyu benar, mungkin dirinya akan seperti dia. Tapi dia sudah bertemu Mingyu saat kejadian tersebut. Iya benar. Dia akan bertekad membuat Mingyu bahagia, benar.
"Ayo kita pulang. Matahari sudah akan tergelincir hihi," ajak Mingyu sembari meraih tangan Eunwoo, sembari lalu dari taman kota tempat mereka berbincang.
"Kau benar. Aku harus membawa gadis pulang, haha." Canda Eunwoo,
"Sembarangan!"
Iya. Hari ini Mingyu senang. Makan siang dan berbincang dengan seorang seperti Eunwoo membuat beban hatinya berkurang sedikit. Tapi, hari ini belum berakhir. Semoga hari ini berakhir bahagia, semoga.
•
"Makasih ya Woo udh nganterin pulang. Hati-hati ya, sampai jumpa." Kata Mingyu sembari melambaikan tangannya ke arah mobil Eunwoo.
Mobil Eunwoo pergi, meninggalkan Mingyu yang berbalik badan sembari jalan memasuki apartemennya. Dirinya butuh mandi, sungguh. Badannya lengket oleh keringat, apalagi Eunwoo memegang tangannya erat tadi. Ugh, wajahnya panas sekarang.
Malamnya sesudah mandi, Mingyu hanya ingin bersantai dikamar ditemani laptop serta ponselnya. Tugasnya nanti saja dipikirkan, belum deadline soalnya. Mingyu membuat sosmednya, mengscroolnya bosan, hingga sebuah berita membuatnya galau. Game tercintanya, LostSaga akan ditutup server Indonesianya.
"Duh, anjrit. Kenangannya banyak itu, dari kenal SD sampe kenal dia. Sampe sekarang juga gamenya asik,"
Mingyu tetaplah Mingyu, walau masa akan berlalu.
"Mana berita akun ig lambe univ masih rame gibahin gua lagi, sedih amat hidup ya. Mana bosen lagi, tolonglah aku huhu." Keluh Mingyu, hingga ponselnya ditelfon,
"Halo Gyu?"
"Halo, iya kenapa Jae?" Ahh, Jaehyun rupanya tersangka penelepon.
"Kosong ga malam ini? Gua mau ngajakin lu keluar, bisa ga?"
"Bisa, 30 menit lagi ya. Gua siap-siap dulu."
"Ok, gua otw sekarang."
"Iya, hati-hati ya. Dah,"
"Dah"
Telepon itu ditutup sepihak oleh Mingyu. Mingyu beranjak dari kasurnya, meraih gagang lemari lalu menariknya. Mencoba mencari baju hangat untuk perginya,
"Lumayan deh jalan-jalan, sekalian ngilangin galau LostSaga mau ditutup."
"Eh nanti dia php kaga ya? Ntar kaya dulu lagi. Lanjut dulu ajalah, ntar kalo ga jadi ngajak Bambam ngemall sekalian beli Boba,"
•
"Halo Gyu, gua udah dibawah nih."
"Oh, tunggu sebentar. Gua kebawah,"
"Ok, gua tutup."
Telepon itu ditutup, Mingyu bergegas kebawah untuk menemui Jaehyun, tidak ingin membuat sang empu menunggu lama. Sampai dibawah, ia lihat mobil Jaehyun, mencoba mengetuk kacanya, lalu masuk ke mobil.
"Lama ya gua? Sorry, macet abisnya Gyu," sesal Jaehyun,
"Engga kok, ayo mau kemana? Tapi nyari makan dulu ya, laper hehe."
"Nonton sih, KFC mau?" Tanya Jaehyun, yang dibalas anggukan kecil Mingyu.
Mobil itu membelah jalan raya kota, suara mobil dan klakson yang hingar bingar terdengar masuk ke mobil. Canggung. Tidak ada pembicaraan di lima menit pertama,
"Tadi kemana aja sama dia?" Tanya Jaehyun sembari membuka perbincangan. Mingyu mengerutkan dahinya, berfikir hingga ia mengerti.
"Oh Eunwoo maksudnya? Cuma makan siang sama ngobrol, terus pulang. Maaf ya, soalnya aku udah janji sama Eunwoo mau makan siang terus pulang bareng,"
"Iya gapapa, gua juga yang salah ga ngabarin dulu."
Hening kembali merayap, membuat untaian ragu datang kala senyap. Hingga pikiran berkecamuk bertanya tanpa sebab, walau mulut tak mampu untuk berucap.
•
Mungkin sebenarnya, cameo adalah pemeran terbaik
Melebihi sang pemeran utama itu sendiri, tanpa mereka hidup tak seindah ini
Tapi mungkin juga, cameo sendiri adalah pemeran utama yang sebenarnya
Mereka selalu di belakang layar, menunggu waktu yang tepat untuk bersinar.
•
Tbc. Gimana? Maaf gantung hehe, aku nyoba update padahal disuruh nyelesain tugas sebelum rapot dibagikan ahahaha. Malas banget aku ini, memang ya, seorang laki-laki malas. Tapi aku tetap santai, maaf curhat. Soal LostSaga aku ambil dari hidupku, dan ya benar, LS akan ditutup:(.
Tekan bintang oranye, tinggalkan sebaris saran serta komentar. Kalian team Jaehyun atau Eunwoo? Atau team hore saja? Hihi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melankolia ✔️
FanfictionMingyu dan Jaehyun saja tak mengerti alurnya, apalagi Semesta? JaeGyu CrackPair CrackShip BL Yaoi Lokal AU Jika tak menyukainya, tak perlu tahu akan isinya, bukan begitu?