E N A M

14 0 0
                                    

****

"Sedang apa kau dirumahku" Tanya suara Dingin seorang pria.

Sarah berjengit kaget ketika mendapati pria berada dibelakangnya tengah menatapnya dengan tajam.

Iris hitam pekat itu beradu pandang dengan iris abu-abu milik Sarah dibawah remangnya penerangan.

"Maaf tuan saya lancang" Sarah memutus pandangnnya ketika merasakan aura intimidasi dari pria itu.

"Apa tujuanmu?" Tanya pria itu dingin.

Sarah merasakan bulu romanya meremang saat mendengat suara pria didepannya itu, aura gelap melingkupi nya belum lagi wajah dengan kulit putih pucat tapi tampan.

Sarah menggeleng, masih sempatnya ia memuji pria itu disituasi seperti ini.

"Ta-tadi saya dikejar pria mabuk dan saya melihat bangunan ini dan masuk untuk berlindung" Sarah berkata dnegan menunduk.

"Pergi" Ucap Pria itu.

Sarah mendongak dengan tatapan tak percaya, ia berusaha melangakah dengan tertatih mendekati pria itu.

"Tuan aku mohon biarkan aku bermalam disini, dan besok aku akan pergi aku berjanji tuan. Ada banyak orang jahat diluar sana yang ingin menangkapku" Sarah menohon dengan sangat.

"Itu bukan urusanku"

Sarah putus asa. Bagaimana ini? Aku tak mau menikah dengan pria tua itu. Tuhan tolong aku! Batinnya.

Danial menoleh, ia melihat Sarah yang saat ini tengah menunduk dengan manahan sakit pada pergelangan kakinya. Dia mendengus, bisanya dia terjebak dengan seorang gadis yang bahkan dia tidak mengenalnya.

"Danial!"

Danial menoleh saat melihat kedatangan saudaranya ,sebelumnya ia sudah merasakan kehadiran adiknya itu. Zio nampak bingung melihat ada seorang gadis berada dikediaman Danial yang jarang tersentuh manusia.

"Siapa dia?" Tanya Zio melihat Sarah dari ujung rambut hingga kaki.

Sarah harus mengontrol detak jantungnya, berada diantara dua pria tampan membuat jantungnya tak sehat karena detakan yang tak normal.
Diam-diam Danial mendecih saat mengetahui pikiran Sarah.

"Dia menyusup" Jawab Danial.

Sarah menggeleng "Tidak! Tadi aku dikejar dua pria mabuk lalu aku masuk kedalam sini untuk berlindung" Bela Sarah tak mau disalahkan walaupun sebagian besar memang salahnya yang masuk ke kediaman orang tanpa permisi.

Zio mengerti ia lalu menatap Danial "Jangan terlalu dingin padanya lihatlah dia ketakutan" Ucap Zio.

Setidaknya Sarah bisa bernafas lega saat ini, Lelaki yang baru saja berbicara dengan Danial itu terlihat lebih ramah dan bersahabat berbanding terbalik dengan Danial yang selalu menunjukkan raut wajah datar.

Danial menatap Sarah tajam sebelum meninggalkan kedua orang itu menuju ruangan lain.

Zio menatap kepergian kakaknya dan beralih pada Sarah. "Nona siapa namamu?" Tanya Zio.

The PathriciusWhere stories live. Discover now