D E L A P A N

10 0 0
                                    

****

Sarah kini berada di rumah yang jauh lebih megah dipusat kota Luzern berbeda jauh dengan bangunan kuno yang ditempati Danial ditengah hutan sana. Sarah juga masih tak percaya Danial lelaki dingin itu memintanya tetap tinggal bersama mereka.

Zio datang menghampirinya tapi dia tidak sendiri dia datang bersama dua pria lain yang mampu membuat mata Sarah tak mampu berkedip. Apakah semua lelaki dirumah ini memiliki wajah tampan diatas rata-rata? Bisa sakit jantung dia mendapati lelaki tampan berkeliaran disekitarnya.

"Dia cantik juga Zio, bertemu dimana kalian?" Ucap seorang pria yang kini tengah memegang miniatur Transformers ditangannya, Sarah tanpak bingung wajah pria yang tadi menanya tadi mirip dengan Zio walau tidak terlalu identik namun mereka tetap mirip, tapi Sarah menyadari iris mata keduanya berbeda. Zio memiliki iris bewarna Coklat terang sementara pria satunya ber-iris Coklat Gelap.

"Kami bertemu tidak sengaja" Jawab Zio.

"Tidak sengaja bagimana?" Tanya Kenzo mulai penasaran.

"Kalian berkenalan lah dulu dengan Sarah dia nampak bingung melihat rupa kalian" Ucap Zio.

Kenzo mendengus "Kau kira aku berupa seperti apa huh?!"

"Sstt! Diam aku mau berkenalan" Aksa mengulurkan tangannya dengan percaya diri lalu mulai berbicara banyak tentangnya mulai dari dirinya yang pecinta marvel hingga ke hal-hal sederhana seperti makanan kesukaan, warna kesukaan, makanan kesukaan hingga membuat Sarah bingung sendiri harus menjawab seperti apa.

"Namaku Sarah, Sarah Ardilova" Jawab Sarah sekenanya tak tau harus bagaimana menanggapi Aksa yang banyak bicara ini.

"Hanya itu? Kau tau Sarah aku cukup lelah menceritakan tentang diriku. Apa tak ada yang ingin kau tanyakan?" Ucap Aksa sedikit cemberut.

"Oh iya apa kau kembaran Zio? Kalian terlihat sangat mirip" Tanya Sarah setelah menyimpan pertanyaannya itu.

"Ah sebenarnya aku enggan di bilang kembaran dia, tapi mau bagaimana lagi? Memang sepertu itu nyatanya" Jawab Aksa melirik Zio sekilas dan mendapati saudara kembarnya itu hanya menghela nafas.

"Jangan hiraukan perkataannya Sarah, dia memang seperti itu" Ucap Zio.

"Kapan aku akan berkenalan?" Tanya Kenzo yang sedari tadi diam.

"Silahkan" Ucap Zio.

"Hay nona cantik perkenalkan aku Kenzo, Elfaro Kenzo Fristin kau bisa memanggil ku Kenzo yang tampan atau panggilan lainnya yang merujuk ke kata 'tampan' " Ujar Kenzo memperkenalkan diri lalu tangannya diraih oleh Sarah.

"Sarah" Jawabnya, oke sekarang dia bisa memahami masing-masing karakter pria tampan bersaudara ini.

"Masih ada dua saudara kami Sarah, namun mereka tak berada disini sekarang kau bisa berkenalan dengan mereka setelah mereka kembali" Ucap Zio.

"Masih ada?" Tanya Sarah tak percaya, berapa bersaudara mereka ini? Jangan bilang akan adalagi pria tampan lainnya. Oh tuhan!

"Ya masih ada" Jawab Kenzo.

"Jangan khawatir Sarah, kami semua orang baik kok kau akan betah tinggal bersama kami" Ucap Aksa.

"Oh iya soal Nial, kenapa dia mengijinkan Sarah untuk tetap tinggal? Aku baru pertama kali melihat sifat lain Nial selain sifat dinginnya" Kenzo berbicara dengan raut wajah yang entah serius atau bagaimana, kendati terlihat serius wajahnya malah sangat lucu saat ini.

"Aku juga tidak tau" Jawab Zio seadanya.

"Bagaimana kau bisa tidak tau Zio! Kau kemarin bersamanya kan? Apa kau tidak berbincang dengan nya soal ini?" Aksa mulai turut campur.

Zio memijat pangkal hidungnya pelan, memang harus punya kesabaran eksra untuk menghadapi dua makhluk menyebalkan didepannya ini.

"Aku tidak seperti Danial yang bisa tau segala hal Aksa, dia juga tidak berbicara apapun padaku" Tutur Zio jujur.

Aksa menatapnya seakan menghakimi "Apa kau dan Nial mempunyai rencana terselubung?" Ucapnya

Sarah bingung ada apa sebenarnya kenapa mereka bertiga justru beradu argumen hanya karna kehadiran dirinya "Apa yang kalian biacarakan? Mengetahui segala hal?" Ucap Sarah bingung.

"Ah tidak Sarah, sebaiknya kau melihat saja kamar barumu ya pelayan akan mengantarmu" Zio memanggil pelayan dan menyuruh untuk membawa Sarah menuju kamar nya.

"Kalian terlalu banyak bicara untung saja kita tidak berbicara lebih jauh" Ucap Zio masih dengan suaranya yang lembut.

"Salahmu sendiri kau duluan yang berbicara tentang Nial" Ucap Aksa.

"Kau pun sama Aksa! Kau menanyakan soal Nial duluan" Kenzo berbicara.

"Heh apa maksudmu berbicara tidak sopan seperti itu? Sini biar kuhantam kepala batumu itu dengan kepala Robotku!"

Mulai sudah Aksa dan Kenzo.
Zio memilih pergi meninggalkan kedua pria itu yang masih betadu argumen.

"Memang aku duluan kan yang menanyakan Nial?!" Kenzo tak mau kalah.

"Kalian berhentilah bergosip tentang aku!" Danial tiba-tiba muncuk dan mengagetkan Aksa dan juga Kenzo.

"Maaf kak Nial, Kenzo yang memulai"

"Apa-apaan kau?! Sini kupukul bokong mu itu!"

Danial menatap datar kedua adiknya, ia lalu menarik kerah baju keduanya hingga mereka terdiam takut. "Jangan berbicara yang aneh-aneh didepan manusia itu, jangan biarkan dia mengetahui identitas kita" Ucap Danial lalu melepaskan cekalannya pada kerah baju Aksa dan Kenzo.

"Baik kak Nial!"

****

The PathriciusWhere stories live. Discover now