L I M A

11 0 0
                                    



"Sudah berapa kali aku bilang! Aku tidak mau menikah denganmu!" Seorang gadis berteriak frustasi menghadapi beberapa pria ber-setelan jas hitam didepannya.

"Mau bagaimana lagi nona? Itu sudah menjadi keputusan ayahmu yang gila harta itu" Ucap seorang Pria berprawakan tinggi dengan kumis tipis menghiasi wajah 38-tahunnya.

Sarah-gadis itu menghancurkan barang yang ada didekatnya, diusianya yang baru menginjak 21 tahun harus dihadapkan dengan persoalan semacam ini. Dia harus menikah dengan pria yang jauh lebih tua darinya.

"Itu urusanmu dengan ayahku! Aku tidak mau menjadi bahan jaminan!" Sarah memandang Pria itu dengan tajam.

"Tak kusangka anak dari pecundang itu bisa seberani ini" Ucapnya tertawa.

"Aku tak perduli apapun penolakanmu, kita akan tetap menikah"

"Menikah saja dengan domba dipeternakan depan sana!" Ucap Sarah mengebu-gebu.

"Berani nya kau?! Kalian kurung gadis ini didalam kamar jangan biarkan dia kabur!" Kedua pengawalnya langsung saja meringkus tangan mungil sarah dan mengikatnya dengan tali. Sarah lalu dikunci didalam kamar itu sendirian.

"Dasar pria tua tak punya malu! Berani nya dia mau menikahi aku sementara dia sudah punya 2 istri!" Sarah meronta berusaha melapas kan tali yang mengikat tangannya. Rambutnya acak-acakkan tak beraturan serta peluh menetes dari wajah cantiknya. Mata Abu-abunya tampak melihat kepenjuru ruangan hingga menemukan sebuah pisau kecil yang berada cukup jauh darinya.

Sarah berdiri dan mensyukuri kebodohan pengawal berbadan besar tapi minim akal itu, bagaimana bisa mereka membiarkan sandraannya terikat ditangan tapi kedua kakinya dibiarkan bebas.

Sarah meraih pisau itu lalu berusaha memutuskan tali yang mengikat tangannya.

"Awh" Sarah meringis saat pisau itu tanpa sengaja menggores kulit mulusnya, ia berusaha menahan sakit dilengannya dan usahanya berhasil tali nya terlepas meninggalkan rasa nyeri dan kemerahan pada tangannya belum lagi luka goresan pisau.

Sarah berpikir bagaimana ia bisa kabur dari kediaman lelaki tua itu, ia berjalan masuk kedalam kamar mandi dan mendapati celah pada salah satu jendela kaca dikamar itu, ia mengambil pisau dan berusaha membuka celah jendela kaca itu dan berhasil!

Ia melihat kebawah "Ini terlalu tinggi!" Gumamnya saat ia melihat kebawah jika ia melompat setidaknya akan ada salah satu dari kakinya yang patah.

Sarah kembali berpikir keras, dan ia melihat sedikit pijakan yang bisa ia gunakan untuk menuju pohon yang cukup jauh dari jangkauannya. Ia memberanikan diri untuk berpijak pada pinggiran jendela kaca itu, dia selalu memperhatikan langkahnya jangan sampai ia jatuh dan mati konyol.

"Ah akhirnya!" Sarah bergumam pelan saat berhasil turun dari pohon pinus itu.

Ia berjalan mengendap-endap. Sarah melihat beberapa penjaga berada didepan gerbang, dan dia memilih keluar lewat belakang dimana penjagaan disana tidak terlalu ketat.

Ia berlari sekuat tenaga saat sudah sampai didepan gerbang belakang ia memanjat lalu melompat dengan mudahnya. Namun apa daya, dua orang pengawal yang kebetulan melihatnya mengejarnya membuat Sarah lagi-lagi harus berlari. Ia terus berlari hingga memasuki perhutanan, ia melihat kebelakang dan tidak mendapati kedua penjaga itu.

"Ah syukurlah" Ucapnya lega.

"Wah dari mana wanita cantik ini datang?"

Sarah mendengus ketika mendapati dua orang pria yang sepertinya sedang mabuk.

"Jangan ganggu aku!"

"Ah tidak nona hanya bermain untuk malam ini?" Seorang pria mabuk menyentuh lengannya.

Sarah memukul kepala pria itu dengan sepatu high heals nya yang sedari tadi dia pegang.

"Rasakan itu!" Sarah lalu berlari menjauh dan para pria mabuk itu tak tinggal diam mereka mengejar Sarah hingga kedalam hutan yang sedikit penerangan.

Tak jarang Sarah tersandung akar pohon, namun dia tetap berusaha berlari walau ia merasakan sakit pada kakinya yang mungkin terkilir.

Gadis itu berlari tergesa-gesa diantara rimbunnya hutan dengan sesekali menengok kebelakang, nafasnya memburu dengan peluh bercucuran dikeningnya.

Langkahnya seketika terhenti ketika melihat sebuah bangunan tua ditengah hutan belantara itu.

Tanpa memikirkan apa yang akan terjadi nanti Sarah memasuki bangunan tua tersebut bermaksud sembunyi dari kejaran para pria yang sedang mabuk.

Dia membuka pintu bangunan itu sehingga terdengar decitan dari pintu itu menandakan bahwa tempat itu sudah lama tidak dikunjungi oleh manusia.

Pandangannya seketika terpana melihat isi dari bangunan tua yang bila dilihat dari luar sangat menyeramkan namun setelah memasukinya membuat mata manapun terpana memandangnya.

Sarah terus memasuki tiap-tiap ruang bangunan tua itu tanpa menyadari adanya makhluk lain didalam bangunan tua itu.

"Sedang apa kau dirumahku" Tanya suara Dingin seorang pria.

****

The PathriciusWhere stories live. Discover now