05 ㅡ Rumah Mark

3.1K 388 25
                                    

Baru saja beberapa detik Minju keluar dari ruang inap Jinwoo, Jaemin sudah datang dengan pakaian nya yang masih rapih itu dan tak lupa tangan nya yang berdarah tadi sudah di perban.

Baru saja beberapa detik Minju keluar dari ruang inap Jinwoo, Jaemin sudah datang dengan pakaian nya yang masih rapih itu dan tak lupa tangan nya yang berdarah tadi sudah di perban

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayah?" wajah manis Jinwoo berseri-seri ketika Jaemin datang.

"Sudah minum obat sayang?" tanya Jaemin seraya mendudukan bokongnya di kursi.

"Sudah ayah. ayah ingin tahu sesuatu?"

"Hm, apa itu?"

"Tadi bu guru cantik duduk juga di sini!" Jinwoo menunjuk kursi yang Jaemin duduki saat ini.

pantas saja terasa hangat, fikir Jaemin.

"Apa bu guru nya baru saja pergi?"

"Baru saja yah, katanya bu guru gak bisa lama-lama jadi dia cepat-cepat pamit"

Sekarang terlintas rasa penasaran di benak Jaemin tentang, bagaimana sosok bu guru yang membuat putranya terasa sangat antusias seakan bu guru itu sangat istimewa. jika mengingat lagi, Jinwoo bukan anak yang mudah berkomunikasi dengan orang yang tak ia kenal namun mendengar penuturan putra nya itu Jaemin merasa ini sangat sesuatu sekali.

"Bu gurunya juga baik, jadi Jinwoo nyaman" Jinwoo melanjutkan, Jaemin terdiam menunggu mulut Jinwoo melontarkan sesuatu lagi.

"Jinwoo ngerasa akrab sama bu guru itu, padahal Jinwoo baru kenal. uhm ngomong-ngomong juga bu guru seperti sedikit seumuran sama ayah. masih muda dan cantik"

seumuran dengan nya? Ah ini benar-benar membuat Jaemin semakin penasaran dengan sosok bu guru itu.

"Apa ayah boleh tahu siapa nama bu guru nya?"

Jinwoo terlihat berfikir, "euhh, Jinwoo lupa namanya tapi di akhir namanya itu adalah 'Ju'"

Jaemin terjengit kaget. 'Ju?' mungkinkah? mungkinkah itu adalahㅡ Minju? tapi itu tidak mungkin. jika iya sosok bu guru itu adalah Minju mungkin wanita itu akan mengenalinya bukan hanya mengenal sebatas murid saja.

"Ayah?" panggil Jinwoo karena Jaemin yang terlihat bingung itu.

"Oh iya?" Jaemin tersadar.

"Ayah kenapa?"

"Ah ayah gak papa. oh ayah lupa, sore nanti ayah mau bawa Jinwoo pulang. perawatan nya dirumah saja namun untuk malam ini kita pulang nya kerumah paman Mark. gak papa kan?"

Jaemin mengalihkan pembicaraan nya dan Jinwoo dengan mantap mengangguk. ia bosan di rumah sakit. lalu untuk perihal pulang kerumah Mark, Jinwoo tak perlu bertanya-tanya karena ia sudah cukup tahu masalah apa yang tengah di hadapi sang ayah.
















Seperti yang di katakan tadi bahwa Jaemin akan pulang kerumah Mark. entahlah ia merasa cukup muak jika harus bertemu dengan Lia sekarang ini. sambil menggendong Jinwoo, Jaemin mulai menekan bel rumah Mark tak lama kemudian sang pemilik rumah membuka pintu.

"Na? apa ingin mengungsi lagi?" ledek Mark yang berhasil membuat Jaemin sedikit tersulut emosi.

"Oke.. oke.. just kidding men, ayo masuk!" Mark tertwa renyah sambil menepuk bahu Jaemin.

Mereka pun masuk kedalam rumah, Jinwoo di istirahatkan di kamar tamu sedangkan kedua pria dewasa itu berkumpul di ruang tengah si pria Lee.

"Jadi, apa kau bertengkar lagi?"

Mark membuka pembicaraan setelah merasa sangat bosan melihat wajah kusut Jaemin.

"Menurut mu hyung?" Jawabnya sambil menyeruput kopi yang di siapkan Mark beberapa saat lalu.

"Jika tidak saling mencintai kenapa kalian harus menikah, ya tuhan"

Keluh Mark menggelengkan kepalanya, sudah terlalu sering dia menghadapi Jaemin yang selalu bertengkar dengan Lia itu.

"Apa rencanamu?"

"Aku ingin membawa Minju dan Jeno kembali. aku ingin semua keadaan kembali semula seperti dulu."

Mark yang sedang menikmati rasa manis buah Semangka kesukaan nya itu hampir menyembur.

"Apa?! membawa Minju kembali? teruntuk kakak mu Jeno mungkin itu harus. tapi kurasa Minju tidak. coba fikir, kau sudah melepaskan Minju begitu saja dan sekarang kau ingin membawa dia kembali? neomu fuck boy men"

Mark langsung histeris dan menggebrak meja, maklum kelepasan. Jaemin memijat pangkal hidungnya.

"Aku mungkin melepaskan nya saat itu, tapi aku mengatakan nya secara tak sadar. dan ke esokan harinya aku tak melihat Minju di sekitar rumah dan ibuku bilang jika aku sudah menandatangani surat cerai, namun aku tak merasa melakukan itu"

Satu fakta yang belum Mark ketahui itu membuat nya langsung kaget.

"What?"

"Yah, itu sangat janggal. tapi tidak mungkin ibu ku bohong, dia menunjukan surat cerai nya padaku, dia memfoto nya sebelum di berikan kepada Minju dan itu memang tanda tangan ku"

Mark semakin di buat pusing, ini lebih pusing dari pada dia harus menghapal nama obat-obatan. rasanya kepalanya seakan-akan meledak. berlebihan sekali Lee.

saat bersamaan pula ponsel Jaemin bergetar mengganggu sesi curhatnya dengan Mark.

"Istrimu?" Mark pindah posisi duduk ke samping Jaemin.

"Ini ibuku, mungkin tentang pagi tadi. ck, menyebalkan" gerutunya lalu mematikan ponselnya.

Sambil melihat-lihat akhirnya Mark sadar akan sesuatu, "tanganmu?"

"Tak parah, hanya memukulkan gelas saja"

Mark tercengang, "tak parah kau bilang, dasar Na bodoh Jaemin. sudahlah sana istirahat. jika kau ingin membawa mereka kembali, lakukanlah!"

"Tanpa di suruh pun akan kulakukan!"














TBC

Dad Where Is My Mom? 《Na Jaemin》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang