07 ㅡ Sebenarnya

3.2K 380 23
                                    


"sering-sering telfon Alice, dady!"

"Eum, sorry baby. dady banyak kerjaan di sini, ya sudah daddy  tutup telfon nya ya!"

"Uhm, i love you dady, i miss you"

"Yes baby. i love you too and i miss you too"


Mark mengakhiri vidio call itu dengan sang putri yang berada di Canada sana. pergi merantau dan meninggalkan putri nya di Canada itu membuat Mark tak jarang selalu merindukan putri kecilnya. Alice Christabel, putri nya itu di urus oleh ibu dan ayahnya. Mark pergi merantau menjadi dokter di sini adalah meneruskan generasi ayahnya yang dulu nya adalah seorang dokter disini.

Kisah cinta Mark mungkin serupa dengan Jaemin, bedanya Jaemin cerai hidup sedangkan Mark cerai mati. yups, istri nya menjadi korban pembunuh berantai beberapa tahun lalu. sangat menyakitkan, hingga Mark tak ingin menikah lagi.

Mark memejamkan matanya hingga tak lama kemudian suara mobil terdengar di pekarangan rumahnya. tentu, itu suara mobil Jaemin.

"Sudah pulang Na? tumben sekali?" tanya Mark ketika Jaemin sudah masuk.

"Ku kira kau masih bekerja jadi aku pulang cepat"

"Aku mengambil cuti dulu 1 hari ini, ya mana mungkin aku meninggalkan putramu sendirian"

"em, terimakasih hyung. aku dan Jinwoo akan pulang kerumah sekarang!"

"Baiklah, jika ada masalah lagi kau bisa pulang kesini!"
















Jinwoo dan Jaemin sedang menuju perjalanan pulang, sebenarnya Jinwoo masih takut untuk bertemu dengan Hyunseok sekarang tapi, karena Jaemin mengatakan akan tidur bersamanya jadi Jinwoo tak talut lagi. saat melewati sebuah taman, Jinwoo tak sengaja melihat keluarga kecil yang sedang bermain dengan gembiranya. meskipun ini malam hari, tapi taman itu memang selalu ramai. mau itu malam sekaligus. di sana, sang ayah tengah menggendong anaknya lalu berlari berputar-putar, sedangkan sang bunda duduk memperhatikan sambil sesekali tertawa.

Jinwoo tersenyum melihat nya, namun senyum nya memudar mengingat jika ia tak bisa seperti mereka.

Ia mungkin memiliki ayah disampingnya, namun sang bunda tidak di sampingnya sekarang.

Lantas pertanyaan itu kembali muncul di otak Jinwoo dan sekarang pemuda kecil itu mulai menatap Jaemin yang fokus menyetir.

"Ayah?" Jinwoo menyentuh lengan Jaemin hati-hati.

"Hm?"

"Boleh Jinwoo tanya sesuatu?"

"Em tentu, apa itu?"

Jinwoo menarik nafas dalam-dalam dan mengumpulkan semua keberaniannya untuk pertanyaan ini, "bunda Jinwoo sekarang dimana? Jinwoo mau bunda ayah!"

Jaemin langsung nge-rem mendadak, bukan apa-apa itu sedang lampu merah. Jinwoo langsung menundukan kepalanya dalam, ia hanya takut jika Jaemin akan marah lagi padanya seperti beberapa bulan lalu. menggebrak meja di depan nya dengan emosi yang meledak, Jinwoo tak ingin itu terjadi lagi. ia takut.

Jaemin belum menjawab pertanyaan yang di lontarkan mulut kecil putranya tersebut. ia hanya mengutak-atik ponselnya lalu memberikan nya pada Jinwoo.

Kepala Jinwoo langsung terangkat melihat benda pipih itu.

"Bunda" jawab Jaemin singkat.

Mata Jinwoo membulat lebar,
"Iㅡini kan?


Mata Jinwoo membulat lebar,"Iㅡini kan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jinwoo terdiam seribu bahasa sambil melihat layar ponsel Jaemin, ia ingin menangis mengetahui jika ternyata bu guru itu adalah sang bunda. sang bunda yang begitu Jinwoo rindukan. dan benar saja, Jinwoo langsung menangis. Jaemin yang melihat itu mengelus rambut si kecil lalu mencium keningnya.

"Maafin ayah!" kata Jaemin pelan. maaf, karena Jaemin tak pernah menceritakan apapun tentang Minju pada putranya.

Jinwoo malah menangis semakin kencang, "hiks bundaaa, ke-kenapa bun-bunda g-gak kenal Ji-Jinwoo huaaa"

Jaemin tersenyum lalu memeluk si kecil membiarkan putranya itu menangis sampai merasa tenang. lampu merah telah berubah menjadi hijau dan Jaemin kembali melajukan mobilnya.

Tak ada percakapan di antara keduanya, Jaemin yang sibuk menyetir dan menenangkan Jinwoo, serta Jinwoo yang masih setia menatap foto Minju di ponsel Jaemin sambil sesekali air matanya turun.

"Bunda bukan nya gak kenal Jinwoo, tapi bunda sedang menunggu kapan waktu tepat mengatakan nya. Jinwoo pasti gak kenal sama bunda juga kan? jika bunda langsung mengaku yang ada nanti Jinwoo malah takut"

Jelas Jaemin agar putranya itu tak salah paham.

"mulai saat ini Jinwoo gak perlu penasaran lagi tentang bunda dan satu hal lagi, panggil dia bunda pada waktu yang tepat, Jinwoo paham?" lanjutnya.

Jinwoo berfikir sejenak hingga akhirnya ia menganggukan kepalanya.

"Kenapa bunda ninggalin ayah? ninggalin Jinwoo juga? kata nenek bunda jahat,  bunda gak mau ngurus Jinwoo jadi bunda pergi"

"Bunda gak jahat, jika bunda jahat mungkin bunda tidak akan menemui Jinwoo kan? contohnya di rumah sakit kemarin. jika bunda jahat, bunda tidak akan datang"

"Tapi kenapa bunda ninggalin kita ayah?"

"Sudah sampai. ayah akan jawab suatu saat nanti, saat semua kebenaranya terungkap. tapi Jinwoo ingat ini saja, bunda akan kembali bersama ayah dan Jinwoo."

















TBC

Dad Where Is My Mom? 《Na Jaemin》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang