Sebelumnya makasih yang udah mau mampir apalagi vote 💚
Happy Reading ✨
Are you ready?
***
Semalam rasa nyeri di dada Jessie kembali kambuh. Yang lebih parahnya lagi, bukan hanya nyeri saja yang Jessie alami,tetapi juga hidung Jessie yang ikut mengeluarkan darah. Jaemin tidak mengetahui hal itu karena Jessie menyembunyikan nya dengan sangat baik. Tidak ada yang tahu kecuali Jessie sendiri, karena kejadian itu terjadi ditengah malam saat semua orang sudah tertidur.
Rasanya seperti mimpi,tapi itu nyata. Jessie sendiri sudah seperti kebal dengan rasa sakitnya itu. Sekarang Jessie hanya harus memikirkan bagaimana caranya agar Jaemin menjauh darinya, mungkin dengan membuat Jaemin benci pada Jessie akan membuatnya menjauh dengan sendirinya.
Sulit,tapi Jessie harus melakukan nya karena ia terlalu takut Jaemin akan merasa sedih saat waktunya pergi nanti telah tiba.
Seperti biasa,pagi ini Jaemin dan Jessie berangkat bersama ke universitas. Tidak banyak percakapan yang mengisi perjalanan mereka, karena Jessie seperti nya dalam keadaan yang kurang baik. Jadi Jaemin memilih untuk diam saja. Takut jika ia akan salah bicara nanti.
Keheningan mulai dirasakan oleh Jaemin dan Jessie,tapi keduanya sama sama membungkam mulut mereka masing-masing. Bergelut dengan pikiran mereka masing-masing, sampai akhirnya mobil yang Jaemin kendarai berhenti di bassement universitas
"Jaemin-a"panggil Jessie pelan,tapi dapat terdengar jelas oleh Jaemin. Inilah yang Jaemin tunggu tunggu, sejak tadi banyak sekali pertanyaan yang hendak ia lontarkan pada Jessie. Tapi,melihat ekspresi wajah Jessie yang seperti nya sedang tidak ingin diajak bicara,Jaemin akhirnya memilih untuk membungkam mulutnya rapat-rapat.
"Mulai sekarang–"Jessie menjeda ucapannya terlihat seperti menahan sesuatu,membuat rasa penasaran Jaemin kian bertambah "mulai sekarang mari kita akhiri semua ini" Jessie terlihat sedang menahan agar tidak menangis dihadapan Jaemin sekarang. Mendengar perkataan Jessie barusan membuat Jaemin tertawa,karena menganggap perkataan Jessie adalah sebuah lelucon. Mana mungkin Jessie serius dengan perkataannya. Jaemin sangat mengenal Jessie, gadis itu adalah tipe manusia yang sangat suka mengerjai orang lain.
"Hentikan lelucon mu itu,sayang. Kita harus segera turun dari mobil" Jaemin terkekeh,merasa kalau candaan Jessie sama sekali tidak mempan untuknya.
"Aku serius" senyuman di wajah Jaemin memudar seketika,saat ia melihat keseriusan di wajah Jessie. Kelihatannya gadis itu memang tidak main-main dengan ucapannya. Kentara sekali dari ekspresi wajahnya yang tidak menunjukkan adanya tanda-tanda bahwa ia sedang bercanda.
"Kau bercanda? Apa karena semalam aku melarang mu keluar dan kau masih marah padaku?" Tanya Jaemin menunjukkan senyuman nya berusaha meyakinkan jika apa yang dikatakan Jessie itu tidak benar
"Aku tidak marah padamu,hanya saja aku ingin hubungan kita berakhir! Mulai sekarang tolong jauhi aku,anggap saja kalau kita tidak pernah bertemu, dan anggap saja kalau aku tidak pernah hadir dalam hidupmu"Jessie terlihat menahan lelehan air dimatanya.
Jaemin terdiam, raut wajahnya seketika berubah
"Mengapa kau ingin mengakhiri nya? Tolong berikan aku sebuah alasan" Wajah Jaemin berubah menjadi datar dengan tatapan yang tajam,setajam silet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Time || NA JAEMIN end
Fanfic"I think there's no more beautiful time than with you. All my time with you is a beautiful time"