CHAPTER 4

69 42 10
                                    

🍁First story🍁

Beberapa hari ini Krisya ke sekolah tanpa semangat, ia masih memikirkan perkataan sahabatnya tempo hari. Ia ingin mencoba tapi ia juga takut kecewa nantinya, takut terluka untuk kedua kalinya. Ia terus menyusuri koridor yang sepi karena memang masih sangat pagi, tanpa ia sadari cowok yang mengganggu pikirannya beberapa hari ini sedang berada didepannya menatapnya.

“Kenapa?” tanya cowok itu. “kok lo disini?” tanyanya sambil menatap sekitar.

“gue sekolah lah dan lo belum jawab pertanyaan gue”

“gue nggak apapa” jawab Krisya dan hendak meninggalkan Revan.

“lo nggak bisa bohongin gue, gue kenal lo bukan sehari dua hari” dengan menahan tangan Krisya.

“ngapain sih lo ngurusin gue mulu, lo nggak ada urusan lain apa?” menutupi kegugupannya.

“lo itu urusan terpenting di hidup gue, lo nya aja yang nggak pernah ngeliat gue”.

Krisya membeku mendengar ucapan Revan. “Apa gue seburuk itu ya dimata lo?” lalu memandang Krisya dengan pandangan yang sulit diartikan.

“gue nggak..?” sebelum melanjutkan perkataannya Revan lebih dulu berkata “kalo lo ngerasa terganggu gue bakal nyerah” membuat Krisya seketika menatapnya kaget.

“Hey serius amat” sapa Rion yang tiba-tiba membuat suasana jadi akward.

“gue duluan” ucap Krisya berlalu meninggalkan keduanya.

“gue ganggu ya? Atau gue salah?” menatap Revan yang tengah menatap kepergian sang pujaan hati.

“lo berdua kenapa sih?” tanyanya lagi yang dijawab gelengan oleh Revan. Kemudian mereka berjalan menuju kelas XII IPA 3. Seperti biasa banyak sapaan yang mereka peroleh dari siswi Cendrawasih “Kak Revan aku padamu” “ganteng banget sih kak Rion” “ahhh kak Revan” kira- kira seperti itulah ucapan siswi-siswi tersebut.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

08.22

Krisya tengah memandang guru yang  menjelaskan pelajaran matematika dikelas menjadi tidak fokus, pikirannya hanya dipenuhi perkataan Revan di koridor. Ia merasa takut dengan perkataan Revan. “apa gue coba buka hati buat dia?” pikirnya.

“Sya.. Syaaaa” panggil Caca setengah berbisik. Karena tidak ada respon dari Krisya ia melemparkan pulpen pada Krisya.

“apasih Ca? Ngagetin tau”

“lagian kita tuh lagi belajar, lo malah bengong. Pinjem pensil lo dong”

“Nih” seraya menyodorkannya.

“ok anak-anak sampai disini pelajaran kita pagi ini, ingat tugas yang saya berikan jangan lupa” ucap Bu Sinta membuat murid-murid bernafas lega. Akhirnya mereka dari rumus-rumus menyebalkan yang membuat kepala mereka sakit.

“Girls, ke kantin yuk gue udah laper banget” ajak Dianra yang diangguki Caca.

“kalian duluan aja ya” sela Krisya. “gue mau ketoilet bentar” tambahnya.

Krisya pun beranjak menuju toilet. Brukk diperjalanan ia tak sengaja menabrak seseorang yang datang dari arah tangga. “sorry sorry gue nggak sengaja” ucap cowok tersebut.

“iya nggak apapa, gue yang nggak ngeliat lo” ucapnya berniat melangkah meninggalkan cowok tersebut tapi lengannya ditahan. Baru saja ingin bertanya cowok tersebut lebih dulu membuka suaranya “gue Farel, lo krisya kan?”

“kok lo tau nama gue?”

“siapa sih yang nggak tau lo di sekolah ini” kekeh Farel yang membuat Krisya tersenyum. Krisya memang terkenal dikalangan murid Cendrawasih karena ia adalah ketua eskul musik.

“kalo gitu gue duluan”
Tanpa mereka sadari interaksi keduanya dilihat oleh seseorang. Cewek tersebut kemudian mengikuti Krisya hingga ke toilet.

“Hehh, lo nggak usah sok kecakepan ya, semua cowok pengen diembat” menarik pergelangan tangan Krisya.

“maksud lo apa? Gue nggak ngerasa gitu”

“alah, nggak usah pura pura bego deh” mendorong Krisya hingga membentur wastafel.

“masalah lo apa sih, datang-datang marahin gue?” ucapnya heran.

“gue itu nggak suka lo deket-deket sama Revan, lo nggak usah ngerasa bangga karena dideketin Revan sama Farel ya”.

“gue nggak deket sama Farel”

“kalau pun gue deket sama mereka bukan urusan lo” ucap Krisya mendorong bahu Vanesa.


🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Segitu aja yahh, semoga suka my first story
Jangan lupa vote dan comment ya
Vote kalian sangat berharga

Reisya {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang