CHAPTER 19

41 26 5
                                    

🍁 First story'🍁
Happy reading guys 😇
Tinggalin jejak ya
Vote and comment






"Sya, kalau cewek yang pernah ada di masa lalu gue dateng lagi gimana?"
.
DEG
DEG
DEG
.
"Maksud kamu?" Krisya memastikan apa yang di dengarnya bisa saja pendengarannya salah.

"Ya..ya. Maksud aku itu..." Blenk... itulah yang dialami Revan saat ini.

"Pembahasan ini nggak cocok dengan momentum sekarang deh" pikir Revan.

"Ya apa, kamu nggak jelas deh?" Ujar Krisya berusaha tenang, berharap pendengarannya salah kali ini.

"Aku tadi ngomong, menurut kamu gimana kalau semisal nih, misalnya aja orang yang pernah ada di masa lalu kita itu muncul lagi?"

"Maksud kamu mantan?"

"Ya siapa aja" Krisya merasa ada yang aneh dengan Revan, sungguh perasaannya kali ini tidak enak.

"Ya nggak apa-apalah, kan cuman masa lalu"

"Kalau misal dia pengen kayak dulu" ujar Revan hati-hati. Krisya yang mendengar pun menautkan alisnya.

"Apa sih ni, bahasnya masa lalu. Atau jangan-jangan mantan kamu tiba-tiba Dateng terus deketin kamu" tebak Krisya.

"En.. enggak gitu" ucap Revan gugup.

"Kalau bukan kenapa kamu gugup gitu, harusnya kamu biasa aja" drrrrrr perkataan Krisya tepat sekali, semakin membuat Revan kalang kabut.

Revan tak lagi menimpali perkataan Krisya, ia tak tau lagi harus mengatakan apa yang ada Krisya semakin curiga padanya. Keduanya terdiam dengan pikiran masing-masing dengan mata memandang lurus pada pemandangan indah perkotaan.

"Udah ahhh" ucap Krisya memecah keheningan lalu bangkit dari duduknya.

"Balik yuk, udah malem banget"

Krisya berjalan menuruni bukit diikuti Revan yang berjalan dibelakangnya. Krisya menggosok-gosok tangannya, memang cuaca malam ini sangat dingin. Revan yang melihatnya melepaskan jaket yang ia kenakan.

"Nih, pake" Revan menyodorkan jaketnya pada Krisya.

"Thanks" Krisya mengambil jaket tersebut lalu memakainya.

Revan menjalankan motornya, tak ada percakapan antara keduanya. Hanya suara kendaraan yang mengisi keheningan malam. Setelah sampai dikediamannya Krisya meninggalkan Revan setelah pamit pada cowok tersebut sedangkan Revan yang melihat Krisya telah memasuki pintu utama rumahnya segera melajukan kembali motornya.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

K

risya menopang dagu sambil menatap kosong papan tulis di depannya, bulan karena sedang memperhatikan pelajaran. Bukan itu, bahkan jam pelajaran pun belum dimulai teman kelasnya juga masih sedikit yang datang.

Hari ini ia berangkat pagi-pagi sekali dengan mengendarai mobilnya sendiri, ia sudah menghubungi Revan agar tak menjemputnya. Ia masih kepikiran dengan ucapan Revan di bukit kemarin. Meski Revan hanya memisalkan saja tapi sungguh perasaannya berkata lain.

Krisya merasa ada sesuatu yang disembunyikan Revan darinya, dan ia yakin hal itu ada hubungannya dengan masa lalu Revan.

"Sya... Saya.." panggil Boby namun Krisya sama sekali tak mendengarkan panggilannya, gadis itu tetap sibuk dengan lamunannya.

"KRISYA" kali ini Boby mengeraskan suaranya, dan benar saja Krisya terlonjak kaget.

"BOBY..... Apaan sih Lo ngagetin gue tau nggak. Bisa nggak sih Lo ngomongnya biasa aja nggak usah kenceng banget gitu"

"Kok Lo jadi ngomel-ngomel ma gue sih?"

"Ya abisnya Lo nyebelin, ngomong nggak usah ngegas kali"

"Krisya yang cantik, gue udah ngomong halus sama Lo tadi, sehalus sutra malahan. Lo nya aja yang bundel, dipanggil nggak nyaut"

"Masa sih, kok gue nggak denger Lo manggil" gini nih kalau oonnya Krisya kumat, ya jelas orang dianya lagi ngelamun.

"Ya jelas aja orang Lo sibuk ngelamun, mikirin apa sih Lo"

"KEPO" Krisya menjulurkan lidahnya.

"Pagi Boby yang ganteng kayak narji" ujar Dianra yang baru saja memasuki kelas bersama dengan caca.

"Sekate-kate aja Lo dinosaurus, gue itu mirip Manu Rios" jiwa kehaluan Boby muncul.

"Kok gue tiba-tiba mual ya" ucap Caca dengan ekspresi orang mau muntah.

"Hahahaha, Manu Rios kw aja nggak mungkin kayak Lo apalagi aslinya, iyuhhhh najis tau nggak" perkataan Dianra membuat teman sekelasnya ikut menertawakan Boby.

"Nggak usah halu deh Lo Bob" teriak cowok bernama Agus, teman kelas Krisya yang memang sering jail

"Muka tembok aja bangga,hahahaha"

"Dari pada Lo muka badak"

Jadilah aksi saling ejek ejekan di kelas itu, saling memberi nama baru satu sama lain yang membuat teman-teman mereka mendapatkan hiburan tersendiri. Tawa mereka meredup kala Bu Sinta memasuki kelas, namun tidak dengan Boby ia yang kebetulan posisinya membelakangi pintu kelas tak tau bila Bu Sinta berada di belakangnya.

Parahnya lagi tak ada satu pun teman kelasnya yang memberi tahu bila Bu Sinta sudah memasuki kelas, sehingga ia tetap mengoceh

"Bob kalau diliat liat Lo cocok juga sama Bu Sinta, ya kan guys" Agus dengan sengaja berkata seperti itu agas Boby mengeluarkan sumpah serapahnya tentang Bu Sinta.

"Enak aja lo"

"Mana ada yang mau sama modelan kayak Bu Sinta, cantik enggak nyebelin iya" ujar Boby enteng, ia tak tau saja bisa yang di bicarakannya berada tepat dibelakangnya.

"Terus apa lagi Boby?" Tanya Bu Sinta, Boby yang tidak ngeh dengan suara Bu Sinta menganggap itu suara teman kelasnya.

"Terus ya Bu Sinta udah jelek, hidungnya pesek, gendut mulut pedesnya kayak cabe, pokoknya nggak ada bagus-bagusnya kayak katak hidup tau nggak" Krisya dan murid lain setengah mati menahan tawa mereka, bahkan ada yang sampai meremas roknya.

"Oh ya?" Lagi lagi Bu Sinta bertanya dengan tanduk yang mulai membesar di kepalanya.

"Kok suaranya kayak dibelakang gue ya, kan kalian semua di depan gue" Boby akhirnya membalikkan tubuhnya dan JRENGGGGG katak hidupnya tepat didepannya saat ini.

Tanpa ba-bi-bu Bu Sinta menarik telinga Boby dengan sekeras mungkin (kasian bisa bisa Boby nggak punya daun telinga nih).

"BOBYYYYYYYYYYYY" Tuh kan suara Bu Sinta menggelegar di seluruh penjuru sekolah.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Thanks udah baca
Silahkan vote and comment
See you next chapter 😍
Ig: @nungk11

Reisya {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang