🍁 First story'🍁
Happy reading guys 😇
Pagi harinya Krisya meminta Caca menjemputnya untuk berangkat bareng, selain itu ia juga ingin bercerita dengan Caca mengenai masalahnya dengan Revan. Setelah mendapat pesan dari Caca bahwa ia sudah menunggu di depan rumahnya, Krisya segera menghampiri dan Caca melajukan mobilnya.
"Jadi gimana lo sama Revan? Katanya mau cerita tapi kok Lo diem aja" tanya Caca dengan tetap fokus pada jalanan.
"Gue juga pusing, Revan sama sekali nggak hubungin gue dari kemarin dan parahnya dia nggak ada balas chat gue tau nggak" kesalnya dengan sikap Revan padanya.
"Separah itu? Gila Revan berlebihan banget sih, padahal masalah kalian sepele banget cuman karena gara-gara Farel doang"
"Tuh kan Lo aja ngomong gitu apalagi gue"
"Atau ada sesuatu yang emang udah buat dia marah terus ngeliat Lo sama Farel terus buat dia tambah emosi. Nggak mungkin kan cuman masalah itu"
"Mending Lo tanya Revan deh, siapa tau dia ada masalah sama orang lain gitu" tambah Caca.
Krisya memikirkan perkataan caca, kenapa gue nggak kepikiran ya kali aja dia emang lagi ada masalah lain yang buat dia emosi pikir Krisya. Setelah keduanya sampai di SMA cenderawasih dengan segera mereka berjalan menuju kelas.
Ketika hendak masuk ke dalam kelas, langkah Krisya terhenti kala tangannya ditarik oleh seseorang. Mau tak mau ia mengikuti langkah orang tersebut yang tak lain adalah Revan, mereka terus melangkah hingga berhenti di rooftop sekolah. Krisya memandang Revan dengan serius namun Revan tak menatapnya sama sekali bahkan tak ada pembicaraan antara keduanya.
"Kalau cuman diem-dieman doang gini mah enggak usah ngajak aku kali" ujar Krisya niat hati menyinggung Revan yang tak kunjung membuka suara. Mendengar hal itu Revan menghela nafas sebelum berbicara.
"Kenapa berangkat duluan? Aku tadi jemput kamu tapi kata satpam kamu udah berangkatnya bareng Caca"
"Kamu nggak ngomong mau jemput aku kan? Lagian kamu nggak ada hak protes karena aku berangkat duluan. Telepon sama chat aku nggak ada tuh kamu bales, gimana aku tau kamu jemput atau nggak"
"Biasanya juga aku jemput kan?"
"Kok kamu jadi nyalahin aku sih? Aku tadinya pengen selesaiin masalah kita tapi kayaknya nggak jadi, kamu nggak ada rasa empati banget. Bukannya sadar kalo salah malah nambah masalah" jelas Krisya.
Revan hanya diam mendengar penjelasan Krisya, ia tau kalau ia salah namun egonya sangat tinggi untuk mengakuinya. Ia mengajak Krisya ke sini hanya untuk bersama gadis itu saja, melupakan sejenak beban pikirannya. Namun lagi-lagi tindakannya salah bukannya membaik Krisya justru semakin kesal padanya.
"Udah ah aku males sama kamu, mending aku belajar" melangkah meninggalkan Revan yang stay ditempatnya tanpa berniat menghentikan Krisya.
Revan tak tau apakah ia harus memberitahu Krisya mengenai Victoria, tapi bisa saja itu akan semakin memperkeruh suasana diantara keduanya. Lebih baik ia menyelesaikan semua hal yang berhubungan dengan Victoria sebelum Krisya mengetahuinya.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
"Dari mana aja Lo? Berangkatnya bareng gue tapi pas sampai kelas Lo ngilangin kayak hantu" tanya Caca saat Krisya telah duduk di bangkunya.
"Abis ketemu Revan" singkat Krisya.
"Udah baikan?" Kali ini bukan Caca yang berbicara namun Dianra.
"Nggak, udah ah gue males bahas Revan" Krisya menelungkupkan kepalanya.
"Ca, dipanggil pak Anton tuh. Katanya ada yang mau disampaiin sama Lo tentang basket, buruan ke ruang guru" ucap Boby menghampiri Caca.
"Sya, .. temenin gue ya.. ya. Ya.. ya" ajak Caca pada Krisya
Krisya kemudian bangkit karena bila tak dituruti Caca akan terus merengek padatnya, karena Dianra udah pasti nggak akan mau ketemu pak Anton karena masih kesal karena kemarin ia dihukum habis-habisan karena tak mengerjakan tugasnya.
Sialnya setelah sampai di ruang guru ternyata Revan dan Rion juga berada di sana. Kenapa bisa gue lupa sih kalo Revan kapten basket cowok pikir Krisya.
"Ca, gue tunggu diluar aja ya. Pasti kalian mau bahas ekskul kan? Nggak enak juga sama pak Anton masa gue ikutan nimbrung tapi gue bukan anak basket" bisik Krisya pada Caca.
Caca yang mendengarnya hanya mengangguk, pasalnya ia tau bila Krisya pasti menghindari Revan bukan pak Anton. Ia menyadari ketidaknyamanan sahabatnya itu ketika melihat Revan juga berada disana."Jadi begini anak-anak, bapak memanggil kalinya kesini untuk memberi tahu bahwa turnamen basket antar sekolah akan diadakan beberapa Minggu lagi. Caca dan Revan karena kalian kapten basket putra dan putri jadi bapak harap kalian mengajak anggota kalian buat latihan dengan intens" ujar pak Anton panjang lebar.
"Pak, turnamennya diadain dimana?" Tanya Rion.
" Kemungkinan diadakannya disekolah kita, karena fasilitas sekolah kita sudah sangat mumpuni untuk melaksanakan lomba ini"
"Bapak harap kalian bisa kembali mengharumkan nama sekolah seperti tahun-tahun sebelumnya" lanjut pak Anton.
"Insyaallah pak, kita bakal usahain semaksimal mungkin" jawab caca.
Setelah mendengar beberapa arahan dan nasehat dari pak Anton untuk kelancaran turnamen basket yang akan diadakan, mereka keluar dari ruang guru. Krisya yang melihat kedatangan Caca langsung menarik tangannya lalu meninggalkan Revan yang menatapnya.
"Jangan cepet-cepet juga kali Sya jalannya, bisa-bisa gue keseleo tau nggak" protesnya.
"Mending Lo diem" dengan terpaksa caca mengikuti Krisya yang berjalan tergesa padahal Revan sama sekali tak mengejar mereka.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Thanks udah baca
Silahkan vote and comment
See you next chapter 😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Reisya {ON GOING}
Teen Fictionkalau dirasa nggak mungkin, enggak usah di paksain. Melepaskan juga bagian dari perjuangan kan? ~ Revano Pratama ~ . . . . Gue bukannya nggak menghargai, hanya saja gue takut untuk memulai ~ Krisya Agatha ~ . . . ⛔ Don't copy my story' 📖 First sto...