Tepat pukul lima subuh Krisya bangun dari tidur nyenyaknya, untung saja bberapa hari terakhir ia sudah terbiasa bangun sepagi ini untuk menghindari Revan. Merasa waktu masih panjang ia meraih HP yang sengaja tak ia aktifkan sejak kemarin dan benar saja puluhan pesan masuk kebanyakan dari si bawel Caca dan Dianra.
Namun ada sebuah nama pengirim pesan whatsapp yang menarik perhatiannya, ia semakin menajamkan penglihatannya siapa tau saja ia salah lihat efek bangun tidur. Tapi benar penglihatannya bahwa revan mengiriminya beberapa pesan.
Karena rasa penasaran yang tinggi sebab biasanya hanya ada pesan singkat dari pria itu selama mereka bertengkar beberapa hari ini.
“Revan ngajakin gue ketemu” monolognya sambil membaca pesan Revan yng di kirim kemarin malam.
“wait wait kalau dia mau ngomong sama gue artinya dia pasti jemput gue ahhhhhh..... gue harus cepetan ke sekolah supaya nggak ketemu dia pagi ini”
Secepat kilat krisya memasuki kamar mandi setelah mengambil seragamnya terlebih dahulu. Tak membuang-buang waktu krisya sudah menyelesaikan ritual mandinya lengkap dengan seragam sekolahnya. Ia melangkahkan kakinya menujumeja rias dan mengoles bedak tipis di wajah ayunya serta lipbalm.
Krisya lalu memasukkan buku untuk mata pelajaran hari ini dan berjalan keluar kamar sambil melirik jam yang ada di pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul 5:37.ia melangkahkan kakinya menuju dapur untuk mengisi perutnya.
“pagi Bibi” sapa Krisya sambil mendaratkan bokongnya di kursi yang ada.
“eh non Krisya, lagi sibuk ya non? Beberapa hari ini berangkatnya pagi terus”
“nggak juga sih Bi, cuman capek aja Krisya di hukum telat mulu hehe” ujar Krisya sambil nyengir.
Krisya menyantap nasi goreng yang telah dihidangkan, untung saja di rumah ini makanan selalu siap pagi pagi karena sang ayah yang selalu berangkat pagi katanya sih untuk menghindari kemacetan. Setelah menghabiskan sarapannya ia pamit kepada kedua orang tuanya yang baru saja turun.
“Krisya berangkat ya” ucapnya sambil menyalimi tangan keduanya.
“loh ini nggak kepagian Krisya?” tanya Daniel karena setaunya Krisya malas bangun pagi.
“kan biar kayak papah, nggak kena macet” ada ada aja alasannya.
“ya udah, hati-hati bawa mobilnya”
“aku nggak bawa mobil soalnya lagi ngambek mobil aku” ngeles aja terus, padahal mah nggak bawa mobil agar ia bisa kabur dengan mudah dari Revan.
Krisya mengenakan sepatunya lalu berjalan menuju gerbang rumahnya dan berjalan di trotoar dengan tergesa meski menurutnya revan tidak akan mungkin datang sepagi ini.
“buru buru banget, kayak dikejar setan aja kamu” Deg, hampir saja Krisya jantungan mendengar pemilik suara bass tersebut.
“segitu pengennya ya lo ngehindarin gue” Krisya baru saja ingin berlari secepat mungkin namun terlambat, tangannya sudah di cekal oleh cowok itu.
“sorry Van, gue mau sekolah” setelah menetralkan detak jantungnya Krisya akhirnya mengeluarkan suaranya.
Dengan sekali tarikan kini Krisya telah berada di pelukan hangat Revan, setelah beberapa detik kesadaran Krisya kembali membuatnya berontak dan memukuli Revan sekuat tenaga namun bukannya melepaskan Revan semakin mengencangkan pelukannya.
“lepasin” ujr Krisya.
“Lo nggak kangen apa sama gue Sya?” ujar Revan lirih.
Tangan Krisya yang terus bergerak memukuli revan seketika terasa kaku mendengar lirihan cowok di pelukannya ini. Munafik bila ia mengatakan tidak merindukan semua hal tentang Revan namun egonya masih terlampau tinggi.
“Lepas Van, nggak enak ntar ada yang ngeliat kita”
Revan perlahan melepaskan pelukannya tanpa memalingkan tatapannya dari Krisya namun yang ditatap memalingkan wajahnya. Revan yang melihat keterdiaman krisya tak ingin semakin memperkeruh suasana dengan mengajaknya meembahas masalah mereka.
“sekarang kita berangkat” ajak Revan.
“kemana?” tanya Krisya bingung.
“ke pelaminan biar kamu nggak kabur kaburan” goda Revan yang sontak saja membuat pipi Krisya bersemu merah.
“apaan sih kamu, ga jelas banget”
“ga jelas tapi kok kamu blushing” Revan semakin greget menggoda Krisya yang gengsinya selangit.
“sok tau banget, udah deh aku mau sekolah” Krisya kembali berjalan namun lagi-lagi Revan menahan pergelangan tangannya.
“bareng aja” ucap revan sambil menarik krisya agar berjalan mengikuti langkahnya namun yang dii ajak berdiam di tempat.
“nggak usah, ntar kamu bawa aku ke tempat sembarangan lagi”
“sembarangan gimana orang aku mau sekolah ini” sambil menyadarkan Krisya bila ia juga menggunakan seragam yang sama dengan cewek itu bila ia lupa.
“ok yaudah”
Revan tersenyum lebar melihat kelakuan Krisya yang teramat lucu, taadi nggak mau ikut tapi malah berjalan duluan menuju mobil Revan bahkan dengan santainya masuk kedalam mobil meski revan masih jauh di belakangnya.
Ketika ingin melajukan mobilnya Revan melirik ke arah Krisya dan benar saja kecorobohan gadis itu tak hilang yakni selalu lupa memasang safety belt. Dengan segera Revan mendekati Krisya dan menarik safety belt Krisya lalu memasangkannya, namun tindakannya itu sontak saja membuat Krisya kaget bahkan jantungnya berpacu dengan cepat seperti sedang maraton.
Krisya terus memandang Revan, dari posisi sedekat ini ia bisa merasakan detak jantung lelaki itu yang juga sedang berdisko ria. Revan yang merasa di perhatikan sontak menatap Krisya, ingin rasanya Revan tertawa melihat ekspresi Krisya ditambah lagi pipinya yang sudah seperti kepiting rebus.
“ap..apa sih, jauh jauh sana” ucap Krisya gugup.
“kok pipi kamu merah ya Sya?” tanya Revan sambil terkekeh pelan namun masih bisa di dengan krisya.
“me..merah? ohh ini aku pake blush on” terus aja ngeles Sya.
“sekarang kamu suka pake make up? Kok aku baru tau?” kini revan tak lagi terkekeh pelan namun tertawa lepas mendengar krisya ngeles.
“iiiihhhh, udah deh sekarang kita berangkat. Gue nggak mau kena hukuman” ujar Krisya lalu memalingkan penglihatannya ke arah jalanan.
Tak ingin terus menggoda gadisnya yang bisa bisa berujung kesalnya Krisya padanya, Revan menjalankan mobilnya menuju sekolah. Karena jarak sekolah dan perumahan tempat tinggal Krisya tak begitu jauh sehingga tak perlu waktu lama hingga keduanya telah memasuki kawasan sekolah.
Revan memarkirkan mobilnya di tempat biasa, dari kejauhan ia dapat melihat keberadaan Rion dan Satya yang duduk di atas motornya. Setelah mobil berhenti Krisya langsung keluar dari mobil meninggalkan Revan.
Baru beberapa langkah meninggalkan mobl Revan, Krisya berhenti ketika suara yang amat familiar memanggil namanya.
“Sya.. Krisya” yang memanggilnya adalah caca yang sedang berdiri di samping Satya.
“buru-buru banget, bel masih lama kali” ucap Satya.
“Lo nggak ngapa-ngapain sahabat kesayangan gue kan Van?” tanya Caca saat Revan menghampiri mereka.
“gue cipok doang” ujar Revan bohong sontak saja membuat Krisya melotot.
“nggak nggak Revan bohong, nggak usah percaya” ucap Revan panik.
“wah Van parah lu” ujar Rion mengompori padahal ia tahu bila Revan hanya bercanda, sesekali mengerjai Krisya kan asik.
“malesin banget sih kalian semua, Revan itu cuman ngarang doang”
“beneran juga nggak papa kali Sya, kan enak tuh” lagi lagi Rion berulah.
“udah-udah Krisya ntar nabok kita semua” lerai Satya.
BERSAMBUNG...........
Kira-kira mereka baikan nggak ya?Sorry kalau ada typo
Jangan lupa VOTE and COMMENT
See you....
KAMU SEDANG MEMBACA
Reisya {ON GOING}
Teen Fictionkalau dirasa nggak mungkin, enggak usah di paksain. Melepaskan juga bagian dari perjuangan kan? ~ Revano Pratama ~ . . . . Gue bukannya nggak menghargai, hanya saja gue takut untuk memulai ~ Krisya Agatha ~ . . . ⛔ Don't copy my story' 📖 First sto...