CHAPTER 20

41 24 7
                                    

🍁 First story'🍁
Happy reading guys 😇
Tinggalin jejak ya
Vote and comment




"BOBYYYYYYYYYYYY" Tuh kan suara Bu Sinta menggelegar di seluruh penjuru sekolah.

"Aduh aduuhhhh Bu awwww" rasanya telinga Boby ingin putus.

"Kamu ya, jelek-jelekin saya"

"Bilang saya katakan betina lagi, kualat kamu"

"Aduhh Bu lepasin telinga saya" mohon Boby pada Bu Sinta dan benar saja Bu Sinta melepaskan tarikannya di telinga Boby.

Sontak saja Boby mengusap-usap telinganya, gila Bu Sinta kalau marah ngalahin Medusa sama nenek sihir.

"Sekarang kamu berdiri didepan kelas, sambil memegang telinga dan bertopang dengan satu kaki"

"Yah Buu, jangan lah"

"BOBYY, sekarang ibu bilang"

"Iya Bu" dengan amat terpaksa Boby menjalankan hukumannya ini semua gara-gara Agus sialan itu pikirnya.

Pelajaran pun dimulai setelah peristiwa drama queen tadi, kapan lagi nonton live serta lawakan  gratis.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

"Sumpah ya girls, perut gue sakit banget tau nggak" ujar Caca.

"Gue juga, apalagi ekspresi Boby pas ngeliat Bu Sinta pengen buat gue ngakak kencang gila aja sih tuan anak" ucap Dianra disertai tawa heboh karena membayangkan ekspresi Boby tadi.

"Si Agus juga malah mancing Boby, ya di sikat lah"

"Keram nih perut gue, kalo bukan sekolah gue bakal ngakak parah" kata Caca sambil duduk pada salah satu meja pojokan kantin.

"Kalian mau makan apa?" Tanya Krisya saat mereka telah sampai di kantin.

"Gue bakso sama es teh aja deh"

"Gue samain aja ya Sya"

Krisya melangkah ke salah satu warung yang menjual bakso, ia memesan dua mangkuk bakso dan satu porsi nasi goreng untuknya. Dilanjutkan dengan memesan minuman dingin. Setelah semua siap ia membawa pesanannya ke meja tempat sahabatnya duduk ditemani anak pemilik kantin.

"Makanan Dateng" seru Dianra.

"Mmmm gue udah laper"

"Makasih mba" anak dari tukang bakso hanya tersenyum ramah kemudian kembali ke kedai melayani pembeli.

Dianra langsung melahap baksonya tanpa ba-bi-bu, nggak nyadar apa itu kan panas.

"Panas panas panas, gue mau aiiiiiiiiir"

"Nih" Krisya menyodorkan minuman pada Dianra dan langsung saja di seruput oleh Dianra hingga setengah.

"Dasar bego, ini itu baru aja di masak bukan di freezer dimasukinya makanya panas, kayak orang kesetanan aja Lo makan" cerocos Caca

"Gue itu udah kelaparan asal Lo tau"

"Tapi nggak kayak gitu juga kan caranya, Lo liat sendiri akibatnya kan. Makan ada adabnya juga kali" ujar Krisya menasehati Dianra, membuat kedua sahabatnya tercengang.

"Ini Krisya kan? Bener Krisya kan Ca?"

"Lo kesambet Sya? Salah makan? Atau nasi gorengnya dibuat sama mama Dede atau oli Setiana Dewi?"

Krisya memutar bola matanya mendengar penuturan sahabatnya, di bilangin malah nuduh orang kesambet.

"Gue Krisya, Krisya Agatha kalau kalian lupa nih name tag gue, dan gue nggak kesambet apalagi salah makan"

"Nggak usah ngegas juga kali Bu"

Sedangkan di pintu masuk kantin tiga orang cowok berhenti akibat pergerakan didepan mereka juga terhenti, siapa lagi kalau bukan Satya Rion dan Revan. Revan berhenti kala melihat Krisya, secara tak langsung memang keduanya tak memiliki masalah namun ia tau Krisya tak nyaman sejak pembicaraan mereka kemarin.

Bahkan gadis itu pun tak mau dijemput olehnya pagi ini yang katanya akan berangkat dengan sahabatnya namun dengan jelas ia tahu bila Krisya berbohong. Jelas saja ia tahu kebohongan Krisya pasalnya ia sudah datang ke rumah Krisya sejak pagi buta entah apa yang merasuki dirinya hingga bangun sepagi itu

Revan melihat Krisya keluar dari rumah menuju sekolah dengan mengendarai sendiri mobil kesayangannya gadis itu. Revan tau tak sepenuhnya Krisya percaya bila tak ada yang disembunyikan olehnya. Cepat atau lambat Krisya akan tau semuanya.

Back to topic ya, Revan terus memandangi Krisya dari kejauhan melihat tingkah gadis itu yang sedang bercanda bersama Dianra dan Caca. Tapi dari gerak geriknya bisa ia tebak ada yang mengganggu pikiran gadisnya.

"Ya elah nih bocah, ngapain kita berhenti disini? Ini bukan stasiun kereta api jadi nggak usah nunggu keretanya datang" ucap Rion pada Revan yang tak juga menggubrisnya.

"REVAN, gue laper bangke"

"Berisik lu" setelah mengatakan dua patah kata tersebut Revan berjalan menjauhi kantin.

"Eh eh eh kok balik tu bocah?" Tanya Rion pada Satya

"Mana gue tau mending sekarang lu pesan makanan dah" bukannya Satya tak tau apa yang membuat Revan berhenti tadi, jelas-jelas ia melihat Revan memandang Krisya dalam.

"Mungkin mereka sedang ada problem" pikir Satya.

"Mungkin mereka sedang ada problem" pikir Satya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁


Thanks udah baca
Silahkan vote and comment
See you next chapter 😍

Reisya {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang