CHAPTER 8

73 39 8
                                    

🍁First story'🍁


Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian, Krisya menuruni tangga menuju meja makan.  Tampak ayah, ibu dan adiknya sudah menunggunya. Ia pun segera duduk dan mengisi piringnya dengan lauk pauk. Mereka pun mulai menikmati makan siang yang sudah terlambat itu karena jam dinding telah mengarah pada angka empat lewat sepuluh menit. Setelah makan siang selesai Krisya dan Keira membantu bibi membereskan ruang makan lalu menyusul kedua orangtuanya  di ruang keluarga.

Krisya menempatkan dirinya diantara kedua orangtuanya, ia masih rindu dengan papanya. Berbeda dengan Keira yang sibuk dengan tv dihadapan mereka.

"Gimana sekolah kalian, lancar kan?"

"Lancar kok pa cuman banyak tugasnya, jadinya mumet dikit dikit belajar" jawab Keira. Ia memang berbeda dengan Krisya yang  pandai dalam bidang akademik. Meski begitu Keira tak diragukan dalam bidang seni. Ia sangat mahir dalam desain dan gambar seperti sang ibu yang seorang desainer.

"Sekolah ya emang harus belajar, Lo nya aja yang males" Krisya menimpali.

"Gue nggak males ya, enak aja nuduh gue. Gurunya aja yang kelewat rajin ngasih tugas, udah gitu kalau nggak dikerjain mainnya nilailah, hukumlah gue nggak suka" Krisya menggerutu diakhir kalimatnya.

Daniel hanya terkekeh mendengar ucapan  putri bungsunya "Kayaknya emang kamu deh yang malas Ra, bukan gurunya yang rajin  emang tugas guru gitu kan". Ucapnya menggoda sang putri.

"Papa kok nyebelin sih, aku itu nggak males tauuu" kesalnya mendengar ucapan sang ayah.

"Mama... Papa nyebelin" beralih memeluk sang ibu merajuk.

"Papa becanda kok, kayak nggak tau papa aja kamu. Kamu juga Pa iseng banget sih sama anak sendiri juga" mendengar Omelan sang istri ia pun terdiam, ia menyerah bila istrinya sudah turun tangan.

Seperti inilah keluarga hangat yang dimiliki Krisya, maka tak salah bila ia tak suka sang papa banyak proyek diluar kota. Terlebih bilang bersama papanya Krisya menjadi sangat manja berbeda dengan Keira yang cenderung manja pada mamanya.

(Keira, nggak kalah cantik kan dari Krisya)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Keira, nggak kalah cantik kan dari Krisya)

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

19.00

Dikediaman Revan kali ini tampak wanita paruh baya sedang menyiapkan makan malam untuk keluarganya. "Bibi tolong ambil piringnya ya, saya mau panggil Revan dan papanya dulu"

"Iya Bu" bibi segera mengambil piring di dapur lalu meletakkan di meja makan. Sedangkan sang majikan berjalan menuju ruang kerja suaminya.

"Pa, makan dulu yuk  pekerjaannya dilanjutin nanti  aja abis makan malem" ajak sang istri. Pria paruh baya itu kemudian membereskan berkas diatas meja kerjanya lalu menuju meja makan terlebih dahulu karena istrinya sedang memanggil putranya Revan.

Setelah keduanya turun barulah acara makan malam itu dilakukan, dentingan sendok mengisi keheningan ruang makan tersebut. Ketika makan malam beres ayah Revan memulai percakapan.

"Kamu udah mikirin bakal kuliah dimana? Tinggal beberapa bulan lagi kamu lulus kan?" Tanya Pras pada putra tunggalnya itu.

"Belum tau Pah, masih pusing juga mau di sini atau keluar negeri"

"Saran papa kamu kuliah di Amerika saja, kuliah tentang bisnis sangat bagus di sana" Revan memang sempat punya keinginan untuk kuliah di Amerika tapi entah kenapa sekarang ia rasanya tak ingin, ia ingin memastikan Krisya kuliah dimana baru memikirkan tentang kuliahnya juga.

"Nanti aku pikir-pikir lagi Pah, soalnya aku pengen fokus ujian aja dulu"

"Papa nggak masalah kamu mau kuliah dimana asal kamu bisa meneruskan perusahaan kita. Kamu satu-satunya penerus papa" Revan menganggukkan kepalanya mendengar perkataan papanya.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Krisya hari ini kesiangan lagi akibat keasikan berbincang dengan papanya hingga larut malam. Setelah mengenakan seragamnya dengan segera ia berlari menuruni tangga lalu berpamitan pada kedua orang tuanya, bahkan ia tak sempat sarapan. Krisya segera mengendarai mobilnya menuju sekolah dengan kecepatan tinggi, ia tak peduli dengan pengendara lain yang membunyikan klakson karena aksi brutalnya.

Tepat pukul 07.20 ia sampai disekolah, telat satu menit saja ia bisa di hukum ibu Sinta. Ia segera berlari menyusuri koridor, saat hendak naik ke tangga ia melihat ibu Sinta baru saja keluar dari ruang guru. "Untung aja Bu Sinta belum masuk kelas, bisa abis gue" pikirnya. Ia pun segera menuju kelasnya tapi kali ini dengan langkah pelan, ia lelah berlari. Saat hendak masuk kelas tak sengaja ia menabrak seseorang.

"Sorry gue nggak sengaja"

"Iya nggak apa-apa kok, mending Lo masuk sekarang" ucap cowok bernama Boby ketua kelas Krisya.

"Telat lagi Sya.. untung Bu Sinta belum masuk log gila sih kalo sampai Lo dihukum bersihin toilet lagi" Krisya merinding membayangkan perkataan Dianra.

"Iiihhhhhh, gue jijik udah kotor bau lagi"

"Pagi anak-anak" sapa Bu Sinta yang telah berada di kursinya.

"Pagi Bu Sinta yang cantik badai" ucap salah satu cowok di kelas Krisya.

"Rano, kamu pagi-pagi sudah godain saya. Mau saya kasih nilai C kamu di rapor nanti?"
Ujar Bu Sinta kesal.

"Yahhhh, saya nggak suka nilai C Bu. Saya sukanya sama Bu Sinta yang cantiknya sebelas dua belas lah sama Syahrini" sontak teman kelas Krisya bersiul menimpali perkataan Rano.

"Semuanya diam! Kamu Rano sekali lagi bicara sama saya kamu saya hukum lari keliling lapangan 50 kali" perkataan Bu Sinta membuat kelas yang awalnya seheboh ibu-ibu di pasar seketika hening.

Pelajaran pun dimulai, semua murid melihat kearah Bu Sinta yang menjelaskan materi Logaritma. Meski begitu banyak murid yang pikirannya berkelana, raganya saja yang ada dikelas tapi jiwanya entah dimana.




🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁










⛔Typo bertebaran ⛔
Jangan lupa vote and comment
See you next chapter

Reisya {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang