"Felix dan Wang Yiren akan segera bertunangan."
Atensi semua orang tertuju pada Felix dan Yiren. Semuanya kaget tentu saja, tak terkecuali Chaewon. Yang dia tahu, Yiren hanya teman sekelas mereka yang katanya pindah dari China di awal SMA.
Mendadak semuanya terasa asing untuk Chaewon. Lebih dari setengah hidupnya selalu ada di sini, bersama Felix. Hanya satu kalimat itu dan semua keyakinan Chaewon terhapus saat itu juga. Keyakinannya bahwa Chaewon lebih dari saudara bagi Felix. Sekarang Chaewon tidak percaya lagi.
Ucapan selamat keluar dari mulut teman-temannya di sana. Chaewon?
"Congrats kalian huhu ga nyangka ya temen contekanku adalah calon adek iparku."
Tentu saja ikut tersenyum memberi selamat. Yiren menyambutnya dengan senyum manisnya. Tangan Chaewon sudah mengacak-acak rambut Felix, senyumnya tidak luntur sama sekali.
Felix menatapnya sekilas, memastikan perasaanya. Maksudnya perasaannya dan perasaan Chaewon sekarang.
Sudah beberapa jam terlewat namun Felix tetap tidak bisa tidur. Pikirannya sedikit kacau malam ini. Semuanya terlalu tiba-tiba bahkan untuk dirinya sendiri. Satu hal yang sedari tadi Felix pikirkan, dalam situasi seperti ini apa semuanya akan baik-baik saja?
Tinkerwon
Udah tidur?|
read
Setelah tanda ceklis dua itu berubah biru, Felix segera bangkit dari ranjangnya dan membuka pintu kamar. Ia keluar dan menemui Chaewon di seberang kamarnya.
"Won ... " panggilnya tetapi belum ada sahutan dari 'kakaknya' itu.
Saat Felix masuk, Chaewon sudah meringkuk tidur membelakanginya. Felix menghampirinya dan menarik selimut hingga ke leher Chaewon.
"Dingin, pake selimutnya," ujar Felix kemudian duduk di ranjang sebelah Chaewon. Tangannya menyibak pelan rambut hitam Chaewon ke belakang telinga.
"Maaf ... " ia tahu sampai sekarang Chaewon pun belum tertidur. Ketika surai lembut itu tak lagi menutupi pipi Chaewon, ia bisa melihat hidungnya sedikit memerah dan bibirnya gemetaran.
"Yiren, Kak Kyulkyung, sama aku dari kecil suka main bareng. Kita tetanggaan sih dulu sebelum mereka pindah ke China, sebelum aku kenal kamu juga" Felix masih melanjutkan monolognya.
"Baru beberapa hari kemarin papa ngomong tentang ini, mungkin papa ngira aku ga bakal nolak. Yiren cantik, ramah, dan pinter banget kan kamu tau sendiri. Aku cuma--"
Chaewon berani menatap Felix kali ini. Tidak ada lagi tatapan sendu, Chaewon tersenyum tipis.
"Aku ga mau denger alesan kamu beneran deh, Lix. Aku cuma mau kamu cerita aja."
Felix sempat membeku sebelum akhirnya keduanya tertawa.
Chaewon tadinya menangis, bukan karena marah tapi kecewa. Dirasa dirinya benar-benar orang asing di mata Felix. Hal sepenting ini dia tidak tahu sama sekali.
"Kamu kenapa gapernah cerita Yiren temen kecil kamu?" Tanya Chaewon.
Sekarang Felix berbaring di sebelah Chaewon. Kemudian ribut sendiri dengan selimut. "Aku ga tau juga. Kirain pas tau kita sekelas, Yiren bakal nyapa aku, ngajak main atau apalah itu. Nyatanya kita cuma temen lama yang canggung satu sama lain. Jadi males aja cerita," ungkap Felix.
Untuk beberapa alasan Chaewon merasa lega. Felix tetap Felix yang ia kenal, yang pandai menjaga dirinya dan perasaannya.
"Time to dream, Tinkerwon."
Chaewon terkekeh saat melihat Felix yang sudah terlelap di sampingnya. Memang anak itu cepat sekali tidurnya.
"Dream of me, Piliks LED," Balas Chaewon selagi mematikan lampu.
----------------
Tinkerwon (noun); Tinkerbell-Chaewon, a sassy fairy, sahabat karakter utama yang bergabung bersama dalam eksplorasi hidupnya.
Make sense? Ga si kayanya

KAMU SEDANG MEMBACA
Unspoken Words
Fanfictionft. chaewon, felix maybe what i want to say to you is... book 1 : unspoken words book 2 : gone with the wind