Part 09

175 19 1
                                    

Happy Reading^^

Jangan lupa di Voteee yaa.. terima kasih


-



"Makasi, Sa. Sudah bantuin kami." kata Azka setelah mereka keluar dari sebuah toko perhiasan.

Sasa mengangguk pelan dan tersenyum, dia menemani Azka dan Austin memilih kado untuk ulang tahun Vina. Azka memilih sebuah anting, sedangkan Austin sebuah gelang. Sasa sendiri sudah membelikan kado berupa sepatu untuk Vina. Sejak kejadian tiramisu tersebut, hubungan Austin dan dirinya semakin dekat. Begitupula dengan Azka. Sasa juga dekat dengan para sepupu mereka, membuatnya diundang dalam pesta ulang tahun Vina besok.

"Gimana kalau kita makan dulu sebelum pulang?" tawar Austin, baik Sasa maupun Azka mengangguk setuju. Ketiganya memutuskan memakan suki, seperti keinginan Azka.

-

Beberapa kali Sasa tertawa lepas karena godaan dan candaan yang dibuat oleh Azka, sedangkan Austin lebih banyak diam dan sesekali tertawa kecil melihat tingkah kembarannya.

"Makasih." ujar Sasa pelan untuk kesekian kalinya atas perhatian Austin.

Sasa menyadari meskipun Austin orangnya lebih pendiam, tetapi lelaki itu lebih sigap dan perhatian terhadap orang lain. Austin beberapa kali menawarkan bantuan untuk mengambilkan makanan dari dalam panci ke mangkuk milik Sasa. Pria itu juga dengan cepat memberikan minuman saat Sasa tersedak.

Perilaku yang dilakukan oleh Austin tidak luput dari pandangan Azka. Sesekali Azka tersenyum tipis melihat hal itu, Azka berharap kembarannya bisa cocok dengan Sasa. Azka merasa Sasa orang yang tepat dan baik untuk kakak kembarnya itu.

"Oh iya, habis ini nonton yuk. Gue udah beli tiketnya, jadi kalian harus mau nemenin gue."paksa Azka setelah dia selesai memesan tiket bioskop melalui aplikasi.

"Elo!" Austin hanya bisa menarik nafas kasar, kembarannya itu memang selalu bersikap seenaknya.

"Elo enggak ada acara, kan?" kini Austin menoleh ke sampingnya.

Sasa yang tadi tertawa melihat kejadian itu menoleh ke Austin. "Enggak ada kok. Lagian kalau ada, gue bakal batalin. Sayang tiketnya." Jawab Sasa.

Azka tertawa penuh kemenangan, setelahnya pria itu pamit ke toilet. Sebenarnya Azka sama sekali tidak membutuhkan waktu ke toilet, tetapi sebagai kembaran yang pengertian, dia memberikan sedikit waktu bagi Austin untuk berbicara dengan Sasa sekaligus menyerahkan hadiah yang juga dibelinya saat berada di toko perhiasan tadi.

Austin tidak mengatakan apapun pada Azka, tetapi Azka tahu jika sebuah gelang yang sempat dicoba oleh Sasa yang dibeli kembarannya dadakan saat berada di kasir tadi untuk Sasa.

"Hm, Sa. Ini untuk elo."

Austin menyerahkan sebuah kotak kecil. "Eh? Bukannya ini untuk kado Vina?"

"Gue beli dua barang tadi." jelas Austin pada Sasa, karena gadis itu sama sekali tidak tahu.

Sasa menerima pemberian Austin dan membukanya perlahan. Sasa tersenyum saat melihat sebuah gelang yang memang menarik perhatiannya tadi, sayangnya gadis itu tidak membawa uang yang cukup untuk membelinya tadi.

"Ini.... ini terlalu mahal." Sasa mencoba untuk mengembalikan gelang itu.

"Dan gue enggak sedang merayakan apapun." tambah Sasa lagi.

Austin menggaruk kepalanya, entah mengapa dihadapan Sasa dia susah untuk berbicara.

"Ehm, gelang ini terlihat sangat indah di tangan elo tadi. Jadi gue spontan membelinya. Tolong di terima, anggap ini ucapan terima kasih karena sudah membantu gue dan Azka hari ini." kata Austin setelah mendapat ide.

"Wow, itu gelang yang cantik."

Sasa dan Austin menoleh pada sumber suara. Azka yang baru saja kembali duduk bersama mereka melihat gelang itu. Azka meminta gelang itu dari tangan Sasa, membuat Sasa memberikan gelang yang masih berada di dalam kotaknya itu pada Azka.

Azka mengeluarkan gelang itu dari sana dan menarik tangan Sasa yang ada di depannya untuk mendekat. Azka memasangkan gelang itu di tangan kiri Sasa.

"Gelang ini cocok di tangan elo. Gue enggak percaya Austin bisa memilih secantik ini." kata Azka.

Sasa tersenyum tipis, dia melihat tangannya dari dekat dan memegang gelang yang sudah terpasang di tangannya. Azka mengedipkan matanya pada Austin. Azka tahu kembarannya itu tidak akan mampu memaksa Sasa untuk menerima pemberiannya itu, sehingga dengan inisiatifnya sendiri dia memasangkan gelang itu di tangan Sasa. Maka gadis itu tidak akan bisa menolaknya lagi.

"Terima kasih."kata Sasa pada Austin dan Azka.

***


13 - 06 - 2020

OctoberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang