Part 11

185 15 5
                                    

Selamat Membaca ^^

semoga kalian  suka hehehe...

Jangan lupa di Vote yaa... Terima kasih


-



"Terima kasih, Sa." ucap Vina setelah menerima kado dari Sasa. Sasa menghadiri pesta perayaan ulang tahun Vina yang diadakan di rumah gadis itu. Pesta itu hanya dihadiri oleh keluarga, serta teman dekat Vina. Meskipun pesta itu dilakukan secara tidak besar-besaran, tetapi masih dapat dikategorikan mewah.

Kue ulang tahun yang dibuat sangat indah, gaun pesta yang sangat mewah di badan Vina dan sajian makanan mewah yang tertata cantik di atas meja, serta dekoran sederhana yang menurut Sasa tidak akan sesederhana harganya.

"Hai.." sapa Ray.

"Hai, Kak Ray." balas Sasa.

Ray membantu Sasa mengambil kue kecil dari atas meja, kemudian keduanya berdiri tidak jauh dari meja tersebut untuk menikmati kue yang mereka baru saja ambil.

"Menikmati pesta?"

Sasa mengangguk pelan, kemudian tertawa kecil saat melihat kehebohan yang tak jauh dari tempat mereka berdiri. Di sana ada Azka, Austin, Vina dan Delvin yang sedang bermain. Sedangkan Gallen sedang bercakap-cakap dengan beberapa orang lain yang diundang oleh Vina.

"Kak Ray enggak kerja?" tanya Sasa.

Ray menggelengkan kepalanya. "Libur. Jika aku tidak libur, Vina akan ngambek berhari-hari." ujarnya. Sasa tertawa kecil, dia menyukai keakraban dari seluruh keluarga besar Ray.

Vina melihat ke arah depan, dia menangkap keakraban dari sepupunya dengan Sasa. Vina meninggalkan kerumunan dan berjalan menghampiri Ray dan Sasa.

"Enak, kah?" tanya Vina pada Sasa saat melihat gadis itu memakan kue.

"Ini enak." jawab Sasa.

"Syukurlah. Gue seneng elo menikmati pesta ini."

"Ini pesta yang sangat meriah dan menyenangkan." kata Sasa dengan tulus.

Vina dan Ray tersenyum mendengarnya. Tak lama Azka dan Austin menghampiri mereka, mengajak semuanya untuk menikmati daging panggang yang sudah siap disantap.

"Sesuai selera elo?" tanya Austin disela-sela makan mereka. pertanyaan sederhana itu menarik perhatian seluruh keluarga besar Austin. Austin yang lebih cenderung pendiam menjadi banyak bicara ketika Sasa ada di sana. Ini sesuatu hal baru, dan sangat sayang jika dilewatkan.

Sasa mengangguk. "Ini enak." jawab Sasa.

"Elo mau minum apa? Biar gue ambilin." Austin bergerak dari kursinya, sambil menunggu jawaban dari Sasa.

"Air putih aja." Kata Sasa, kemudian Austin mengangguk dan berlalu dari sana.

Semua tak luput dari perhatian mereka semua, Gallen juga mengamati keduanya dengan seksama. Gallen menahan senyumnya saat melihat interaksi keduanya, Gallen tidak keberatan dengan kedekatan mereka. Gallen berharap jika Austin pria yang tepat untuk adiknya.

-

Vina membuka satu per satu kadonya, acara pesta ulang tahun Vina sudah berakhir dan para tamu serta keluarga lainnya sudah meninggalkan tempat acara. Sasa dan Gallen masih di sana karena para sepupu Vina melarang mereka untuk segera pulang.

Vina meminta Sasa menemaninya untuk membuka kado – kado yang didapatkannya. Sedangkan para pria tampak sibuk dengan obrolan mereka dan sesekali menoleh ke arah Vina yang heboh saat menerima hadiah yang dia sukai.

"Wahhhh, terima kasih sikembar." ujar Vina dengan keras saat dia menerima hadiah dari Azka dan Austin. Kedua kembaran itu tersenyum puas.

"Kado gue juga bagus." sahut Delvin tidak mau kalah.

"Iya bagusssss..." kata Vina agar sepupunya itu puas.

Sasa setuju dengan ucapan Delvin karena pria itu memang memberikan kado yang luar biasa, sebuah jam tangan yang berukirkan nama Vina di sana dengan dilapisi berlian. Menurut Delvin, dia memesan jam tangan itu secara khusus di luar negeri. Membuat Sasa sedikit iri dengan kebaikan semua para sepupu Vina, dia saja hanya sekali mendapatkan berlian dari kedua orangtuanya. Itupun saat dirinya berulang tahun ke delapan belas tahun.

Teriakan Vina kembali terdengar membuat Sasa melarikan matanya dengan cepat saat melihat Vina membuka sebuah kotak yang berisikan sebuah tas branded hitam bermerek Chanel. Sasa tidak terlalu mengikuti tren, tetapi dilihat dari teriakan Vina yang heboh dan langsung berlari memeluk Ray yang duduk di ujung sofa, membuat Sasa yakin jika tas bermerek itu pasti keluaran terbaru dengan harga yang fantastis. Selain itu terdapat sebuah gelang emas juga di dalam kotak itu.

"Ternyata hadiahnya orang kaya sangat berbeda ya.." bisik Sasa pada Gallen. Gallen menoleh saat mendengarkan bisikan itu, Sasa meninggalkan tumpukan kado Vina yang sudah berantakan di atas lantai. Gallen melihat beberapa kado yang masih belum terbuka, tetapi pemilik kadonya sudah heboh dengan Ray saat melihat hadiah tas itu.

"Elo mau gue kasih kayak gitu juga?" tanya Gallen, membuat Sasa langsung menggeleng dengan keras. "Gue enggak doyan tas. Lebih baik elo beliin gue laptop baru buat nulis." Jawab Sasa dengan masih berbisik, sehingga tak ada yang dapat mendengar percakapan mereka berdua. Gallen tertawa geli, dia sangat tahu jika adiknya ini sangat tidak menyukai hadiah yang berlebihan.

***

19 - 06 - 2020

OctoberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang